Saya ingat sekali waktu pertama kali buat tulisan di blog.
Nulis iseng, kasih ke sahabat untuk dikoreksi, alhasil banyak banget yang harus
diperbaiki. Ya bahasanya yang ga jelas lah, ya bahasanya yang muter-muter lah.
Malu? Sudah pasti. Tapi apa kemudian saya berhenti nulis?
Awalnya hampir berhenti sih, tapi saya memutuskan untuk terus menulis dengan
gaya penulisan yang saya kembangkan. Tentunya setelah belajar sana sini, minta feedback dari ahlinya, ditampar dengan
masukan dan nasihat, jadinya makin semangat buat nulis. Joss.
Yang seru itu pada saat belajar. Karena untuk bisa nulis itu
juga harus belajar, khususnya belajar untuk rajin membaca. Setuju? Hoho. Seru
banget pas baca berbagai buku dengan berbagai penulis dan dengan berbagai gaya penulisan
yang berbeda-beda pula. Beda karakter penulisannya. Ada yang serius banget, ada
yang serius tapi santai, ada yang santai tapi dimengerti. Hingga akhirnya diri
ini menemukan gaya apa yang harus digunakan dalam tulisannya.
Sebagai penulis yang masih baru, pastinya kita mencoba untuk
memaksakan ingin menulis dengan satu gaya, tapi karena rajin baca dengan berbagai
karakter penulisannya yang beda-beda juga, jadinya karakternya ganti lagi. Baca
lagi, ganti lagi. Pas dicek, gaya penulisannya ternyata benar beda-beda. Yang
baca tulisan kita pusing, yang nulis juga jadinya bingung.
Ternyata yang seperti itu malah membuat seseorang yang ingin
benar-benar jadi penulis, baik blogger atau
sejenisnya jadi ga bahagia. Karena mencoba untuk meniru oranglain, tapi sulit.
Meniru lagi, makin sulit. Begitu seterusnya.
Menulis dengan perasaan bahagia ataupun untuk menjadi
bahagia itu aslinya mudah sekali. Gampang banget. Tanpa harus pusing.
1. Tulis
aja yang mau kita tulis
Misalnya, kita pasti tiap hari kan beraktivitas tuh. Nah,
tiap aktivitas yang kita lakukan pasti ada lah kejadian yang menarik, tulis
dah. Biar orang pada tahu kejadian menarik itu apa. Bagi-bagi ke orang. Contoh
yang lain misalnya kita bagi deh pengalaman pribadi kita. Tuangkan dalam bentuk
tulisan. Syukur-syukur tulisan kita bisa menginpirasi banyak orang. Dijamin
bahagia kita.
2. Pakai
gaya penulisan sendiri
Dibilang tulisannya kelewat santai? Biarin aja. Perhatikan
coba, ada yang bukunya banyak terbit dan beredar di masyarakat, tapi gaya
tulisannya pakai bahasa sehari-hari, laku keras tuh. Kalau kita sudah percaya
dengan gaya tulisan sendiri, insya Allah hasilnya akan lebih maksimal. Diri ini
pun sedang melatih kepercayaan diri agar gaya tulisannya bisa diterima banyak
orang kok, hehe. Sama-sama belajar. Jangan pernah jadi oranglain dalam hal gaya
tulisan, ga asik, ga bahagia malah, pusing nyusun kalimatnya. "MENULIS ALA GUE". Istilahnya seperti itu lah ya. "Gue mau nulis kayak gimana, bahasa seperti apa, bebas. Yang penting orang bisa ngerti dan paham maksud gue, insya Allah tetap bisa bermanfaat". Gitu harusnya kita mah ya, bukan malah pusing ga keluar-keluar ;p .
3. Berbagi
manfaat kepada oranglain
Sudah bukan rahasia umum lagi alasan seseorang ingin menulis
itu salah satunya adalah bisa berbagi manfaat kepada oranglain. Walaupun ada
juga yang menjadikan menulis itu sebagai mata pencahariannya, it’s ok. Tapi coba bayangkan, kalau kita
nulis dan bermanfaat, ilmunya dipakai banyak orang, sampai kita meninggal dunia
pun insya Allah pahala kita tidak akan terputus. Karena salah satu amalan yang
pahalanya tidak akan terputus ketika sudah meninggal adalah ilmu yang
bermanfaat. Iya bukan?? Wehehe.
Yang terpenting dari itu semua yaitu kita sadar bahwa segala
sesuatu bisa dibuat jadi tulisan. Sayang banget kalau cuma kita sendiri yang
tahu, dipendam sendiri. “Mas, aku pemalu mas”. Sayapun menjawab singkat, “Masa
nulis aja malu sih. Tulis aja, orang ga perlu tahu siapa sih yang nulis. Bisa
loh. Yang penting, pesan dan makudnya tersampaikan”.
Saya ingat ada satu penulis yang karyanya cukup banyak di
Indonesia ini, awal-awal orang ini nulis, namanya ga mau dikenal oranglain.
Cuma mau dikenal nama penanya aja. Yah, walaupun ujung-ujungnya ketahuan juga
siapa orang ini.
Intinya sebenarnya simpel. Kalau memang kita mau bahagia,
salah satunya lakukanlah dengan menulis. Jadikan menulis agar kita berbahagia
karena kita bisa berbagi manfaat kepada banyak orang, tentunya dengan kita juga
bahagia dalam proses menulisnya. Jangan sampai stres, pusing sendiri. Hehehe.
Jadi, masih mau nunda-nunda untuk menulis sekarang juga?? .
. . .
0 komentar:
Posting Komentar