Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Minggu, 31 Januari 2016

Apa Alasanmu Menulis??

Setelah hampir satu bulan saya tidak menorehkan tulisan di blog yang saya miliki, ternyata saya memiliki kerinduan yang mendalam untuk menulis kembali. Dengan perjuangan mengumpulkan kembali semangat yang kemarin luntur karena satu alasan klasik yang tidak bisa saya jawab, alhamdulillah hari ini saya kembali dapat mengumpulkan semangat menulis demi kebaikan.
Kurang lebih sebulan yang lalu, saya membaca sebuah buku dimana menceritakan tentang masalah menulis dan bagaimana cara menjadi penulis hebat. Baru halaman depan saya baca, langsung ada pertanyaan yang membuat saya menjadi berhenti untuk menulis. “Apa alasanmu untuk menulis?”. Pertanyaan itu mungkin terdengar mudah untuk dijawab, tapi tidak bagi saya. Sungguh sulit untuk menjawabnya.
Padahal selama ini saya selalu menulis. Tapi memang, tulisan yang saya hasilkan belumlah banyak dan belumlah terkonsentrasi ingin seperti apa tulisan saya ini. Dan karena hal itulah yang membuat saya menjadi seperti menulis apa saja yang penting menulis. Minimal agar otak ini tidak membatu karena ilmu yang saya punya hanya diketahui oleh saya saja.
Selama hampir satu bulan saya mencoba mencari jawabannya, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan kegiatan yang sudah saya lakukan selama beberapa bulan ini kembali. Dengan alasan apa? Yang pasti saya beralasan bahwa saya harus menulis untuk berbagi apa yang saya miliki, apa yang saya ketahui. Saya tidak ingin hanya saya sendiri yang merasakan. Saya tidak ingin hanya saya sendiri yang mengetahui apa yang dapatkan. Minimal dibagikan.
Alhamdulillah sabtu, 30 Januari 2016 saya dipertemukan kembali dengan salah seorang mentor saya, role model saya yang berusia hanya berbeda 6 bulan lebih tua dari saya. Ketika saya bertemu dengannya, dia bertanya kepada saya, “Dit, mana lo, ga pernah nulis lagi?” . Saya hanya tersenyum sembari ‘cengengesan’. “Iya nih mas, gw kemarin kan abis baca buku yak, dan disitu ditanya apa alasan menulismu, gw bingung, makanya stop dulu” , balas saya padanya. “Aah biasa, karena begitu akhirnya ga nulis lagi. Nulis laah” , balasnya lagi.
Saya sungguh malu ketika saya ditanya olehnya. Karena saya memang mengetahui bahwa mentor saya ini rutin menulis di blog pribadinya sudah lama. Bahkan sudah berhasil menerbitkan sebuah buku yang best seller khususnya di kalangan anak muda. Kemudian saya berpikir kembali apa alasan yang membuat saya harus menulis. Dan alhamdulillah saya mendapatkan jawaban terbaik. Dan itu saya dapatkan kembali dari mentor saya ini.
Ketika dia bercerita apa alasannya untuk menulis, ternyata simpel. Alasannya ialah ketika dia mati, dia ingin meninggalkan jejak untuk banyak orang di dunia ini. Dan dengan tulisan yang dihasilkan itu, banyak orang menjadi tergerak untuk melakukan suatu hal, dan termotivasi, merasa ingin bertemu dirinya walaupun jasadnya tidak hadir di dekatnya. Ingin agar ilmu yang dimilikinya tidak mengendap sendiri bersama jasadnya nanti.

Finally, i got the point. Saya tahu sekarang apa alasan untuk menulis.

Ternyata menulis itu sangat menyenangkan. Mungkin bagi sebagian dari kita menulis merupakan hal yang sangat sulit. Awalnya saya berpikir demikian. Saya tidak suka menulis. Saya paksakan, saya paksakan, saya paksakan, sampai akhirnya saya berhasil menorehkan tulisan perdana saya pada tahun berapa saya lupa. Jelek? Sudah pasti. Malu? Iyes. Percaya diri? Lanjuut. Berkembang? Kewajiban saya untuk tidak diam di tempat dan harus tumbuh berkembang.
Setelah pertemuan itu, saya semakin tahu apa alasan saya untuk menulis. Mungkin terdengar mengikuti mentor saya ketika saya harus menjelaskan alasan saya untuk menulis itu apa. Tapi biarlah, selama itu baik kenapa harus malu untuk menirunya? Tidak jauh berbeda alasan yang saya berikan dengan mentor saya ini.
Alasan saya untuk menulis adalah agar saya bisa meninggalkan jejak bermanfaat untuk banyak orang ketika saya mati nantinya. Dan agar orang merasakan kehadiran saya ketika membaca tulisan saya. Kemudian saya ingin dikenal banyak orang agar saya dapat berusaha untuk bersilaturahim dengan siapa saja yang membaca tulisan saya. Karena memang saya pribadi yang sangat senang jika harus bersilaturahim dengan siapa saja, hehe.

Jika kamu ingin mengenal dunia, maka membacalah
Jika dunia ingin mengenalmu, maka menulislah

Sahabat, apa alasan menulismu??