Setelah hampir satu bulan saya
tidak menorehkan tulisan di blog yang saya miliki, ternyata saya memiliki
kerinduan yang mendalam untuk menulis kembali. Dengan perjuangan mengumpulkan
kembali semangat yang kemarin luntur karena satu alasan klasik yang tidak bisa
saya jawab, alhamdulillah hari ini saya kembali dapat mengumpulkan semangat
menulis demi kebaikan.
Kurang lebih sebulan yang lalu,
saya membaca sebuah buku dimana menceritakan tentang masalah menulis dan
bagaimana cara menjadi penulis hebat. Baru halaman depan saya baca, langsung
ada pertanyaan yang membuat saya menjadi berhenti untuk menulis. “Apa alasanmu untuk menulis?”. Pertanyaan
itu mungkin terdengar mudah untuk dijawab, tapi tidak bagi saya. Sungguh sulit
untuk menjawabnya.
Padahal selama ini saya selalu
menulis. Tapi memang, tulisan yang saya hasilkan belumlah banyak dan belumlah
terkonsentrasi ingin seperti apa tulisan saya ini. Dan karena hal itulah yang
membuat saya menjadi seperti menulis apa saja yang penting menulis. Minimal
agar otak ini tidak membatu karena ilmu yang saya punya hanya diketahui oleh
saya saja.
Selama hampir satu bulan saya
mencoba mencari jawabannya, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan kegiatan
yang sudah saya lakukan selama beberapa bulan ini kembali. Dengan alasan apa?
Yang pasti saya beralasan bahwa saya harus menulis untuk berbagi apa yang saya
miliki, apa yang saya ketahui. Saya tidak ingin hanya saya sendiri yang
merasakan. Saya tidak ingin hanya saya sendiri yang mengetahui apa yang
dapatkan. Minimal dibagikan.
Alhamdulillah sabtu, 30 Januari
2016 saya dipertemukan kembali dengan salah seorang mentor saya, role model saya yang berusia hanya
berbeda 6 bulan lebih tua dari saya. Ketika saya bertemu dengannya, dia
bertanya kepada saya, “Dit, mana lo, ga
pernah nulis lagi?” . Saya hanya tersenyum sembari ‘cengengesan’. “Iya nih mas, gw kemarin kan abis baca buku
yak, dan disitu ditanya apa alasan menulismu, gw bingung, makanya stop dulu” , balas
saya padanya. “Aah biasa, karena begitu
akhirnya ga nulis lagi. Nulis laah” , balasnya lagi.
Saya sungguh malu ketika saya ditanya
olehnya. Karena saya memang mengetahui bahwa mentor saya ini rutin menulis di
blog pribadinya sudah lama. Bahkan sudah berhasil menerbitkan sebuah buku yang best seller khususnya di kalangan anak
muda. Kemudian saya berpikir kembali apa alasan yang membuat saya harus
menulis. Dan alhamdulillah saya mendapatkan jawaban terbaik. Dan itu saya
dapatkan kembali dari mentor saya ini.
Ketika dia bercerita apa alasannya
untuk menulis, ternyata simpel. Alasannya ialah ketika dia mati, dia ingin
meninggalkan jejak untuk banyak orang di dunia ini. Dan dengan tulisan yang
dihasilkan itu, banyak orang menjadi tergerak untuk melakukan suatu hal, dan
termotivasi, merasa ingin bertemu dirinya walaupun jasadnya tidak hadir di
dekatnya. Ingin agar ilmu yang dimilikinya tidak mengendap sendiri bersama
jasadnya nanti.
Finally, i got
the point. Saya tahu sekarang apa alasan untuk menulis.
Ternyata menulis itu sangat
menyenangkan. Mungkin bagi sebagian dari kita menulis merupakan hal yang sangat
sulit. Awalnya saya berpikir demikian. Saya tidak suka menulis. Saya paksakan,
saya paksakan, saya paksakan, sampai akhirnya saya berhasil menorehkan tulisan
perdana saya pada tahun berapa saya lupa. Jelek? Sudah pasti. Malu? Iyes.
Percaya diri? Lanjuut. Berkembang? Kewajiban saya untuk tidak diam di tempat
dan harus tumbuh berkembang.
Setelah pertemuan itu, saya
semakin tahu apa alasan saya untuk menulis. Mungkin terdengar mengikuti mentor
saya ketika saya harus menjelaskan alasan saya untuk menulis itu apa. Tapi
biarlah, selama itu baik kenapa harus malu untuk menirunya? Tidak jauh berbeda
alasan yang saya berikan dengan mentor saya ini.
Alasan saya untuk menulis adalah
agar saya bisa meninggalkan jejak bermanfaat untuk banyak orang ketika saya
mati nantinya. Dan agar orang merasakan kehadiran saya ketika membaca tulisan
saya. Kemudian saya ingin dikenal banyak orang agar saya dapat berusaha untuk
bersilaturahim dengan siapa saja yang membaca tulisan saya. Karena memang saya
pribadi yang sangat senang jika harus bersilaturahim dengan siapa saja, hehe.
Jika kamu ingin mengenal dunia, maka
membacalah
Jika dunia ingin mengenalmu, maka menulislah
Sahabat, apa alasan menulismu??