Kamis, 19 November 2015

Hal Terpenting Dalam Berdakwah



Siang kemarin, di masjid The Energy Building, SCBD, benar-benar seperti mendapat kebahagiaan. Bukan karena adanya pesta, namun karena ada tausiyah yang dibawakan oleh ustadz yang sudah malang melintang di Indonesia, dengan kebiasaannya yaitu menuntun umat muslim untuk senantiasa berdzikir, Ustadz Muhammad Arifin Ilham.

Tanpa pikir panjang memilih solat di mushola gedung lantai 36 atau masjid lobi, langsung saja saya meminjam sandal mushola untuk menuju masjid lobi. Seperti perkiraan, masjid langsung penuh, bahkan sampai ada yang tidak kebagian solat berjamaah kloter 1. Tapi kemungkinan bukan saja karena ustadz kenamaan, namun memang setiap harinya masjid yang ada di The Energy Building ini memang selalu penuh.

Setelah Solat Zuhur berjamaah, langsung MC mengambil alih untuk selanjutnya diberikan kepada Ustadz M. Arifin Ilham untuk dapat memulainya. Beliau memulai dengan zikir yang biasa dilakukan ketika saya melihat dari layar televisi. Seketika tubuh ini bergetar tatkala alunan zikir dilantunkan. Setelahnya, ceramah pun dimulai.

Beliau menjelaskan banyak sekali tugas-tugas kita dalam kehidupan ini. Antara lain, menghidupkan sunnah harian Rasulullah SAW yaitu tidur lebih awal untuk segera bangun di tengah malam, tanpa lupa membangunkan keluarga dan sahabatnya untuk menikmati indahnya solat malam, tidak keluar rumah tanpa diiringi doa.

Kemudian, Ust, Arifin Ilham juga menjelaskan beberapa macam dakwah yang harus dilakukan kita sebagai manusia dan sebagai makhluk Allah
1.       Dakwah pada diri sendiri
2.       Dakwah pada keluarga
3.       Dakwah pada pimpinan
4.       Dakwah pada saat majelis
5.       Dakwah pada siapa saja yang ditemui

Sebagai makhluk yang ditugaskan oleh Allah dan Rasulullah Muhammad untuk berdakwah, maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk menolak dan tidak melakukannya. Sangat disayangkan ketika kita diberi kesempatan umur tapi tidak dimaksimalkan untuk menyampaikan kebaikan-kebaikan yang ada di dalam Al-Qur’an, Hadits, dan juga dalam kehidupan.

Namun satu yang beliau sampaikan kepada saya dan semua orang yang hadir mendengarkan tausyiahnya mengenai anjuran untuk berdakwah ini. Yang terpenting dari berdakwah adalah kita mengatakan apa yang sudah kita lakukan. Jangan pernah kita mengatakan tapi kita sendiri tidak melakukannya. Dan sebaik-baiknya orang yang menyampaikan ajaran kebaikan ialah yang istiqomah melakukan kebaikan tersebut.

Istiqomah. Satu kata yang mudah untuk diucapkan tapi terasa sulit untuk dilakukan. Dibutuhkan konsistensi untuk berbuat kebaikan dan dilakukan secara terus menerus. Orang yang sudah melakukan hal ini, sesungguhnya adalah orang yang paling baik dalam menyampaikan kebaikan dan kebenaran.

Tapi pertanyaan kemudian datang, apakah orang yang tidak istiqomah tidak pantas untuk berdakwah?? Menurut beliau, bukan tidak pantas, tapi cobalah untuk berusaha meng-istiqomah-kan dirinya dalam melakukannya. Jika guru saya mengatakan, “memperbaiki orang lain melalui jalur perbaikan diri”.

Yang saya tangkap inti dari tausyiah yang beliau sampaikan adalah, berdakwah itu bukan masalah kita ustadz, alim ulama, atau hanya manusia biasa, karena sebenarnya mereka pun juga manusia biasa yang memang diberikan kelebihan Allah untuk berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada banyak orang.

Bayangkan jika kita istiqomah dalam melakukan kebaikan dan kebenaran, kemudian kita mendakwahkan apa yang kita lakukan kepada banyak orang, tidak akan ada lagi yang namanya peperangan, tidak akan ada lagi yang namanya anti sosial. Yang ada hanyalah perdamaian, ketenangan, persaudaraan, dan hal-hal indah lainnya.

Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari hal-hal yang tidak kita harapkan terjadi. Namun, yang perlu diingat adalah Allah tidak akan pernah memberikan sesuatu yang tidak bisa kita selesaikan dan melebihi kemampuan kita.

0 komentar:

Posting Komentar