Siang kemarin, di masjid The Energy
Building, SCBD, benar-benar seperti mendapat kebahagiaan. Bukan karena adanya
pesta, namun karena ada tausiyah yang dibawakan oleh ustadz yang sudah malang
melintang di Indonesia, dengan kebiasaannya yaitu menuntun umat muslim untuk
senantiasa berdzikir, Ustadz Muhammad Arifin Ilham.
Tanpa pikir panjang memilih solat di mushola gedung lantai 36 atau masjid lobi, langsung saja saya meminjam sandal mushola untuk menuju masjid lobi. Seperti perkiraan, masjid langsung penuh, bahkan sampai ada yang tidak kebagian solat berjamaah kloter 1. Tapi kemungkinan bukan saja karena ustadz kenamaan, namun memang setiap harinya masjid yang ada di The Energy Building ini memang selalu penuh.
Tanpa pikir panjang memilih solat di mushola gedung lantai 36 atau masjid lobi, langsung saja saya meminjam sandal mushola untuk menuju masjid lobi. Seperti perkiraan, masjid langsung penuh, bahkan sampai ada yang tidak kebagian solat berjamaah kloter 1. Tapi kemungkinan bukan saja karena ustadz kenamaan, namun memang setiap harinya masjid yang ada di The Energy Building ini memang selalu penuh.
Setelah Solat Zuhur berjamaah,
langsung MC mengambil alih untuk selanjutnya diberikan kepada Ustadz M. Arifin
Ilham untuk dapat memulainya. Beliau memulai dengan zikir yang biasa dilakukan
ketika saya melihat dari layar televisi. Seketika tubuh ini bergetar tatkala
alunan zikir dilantunkan. Setelahnya, ceramah pun dimulai.
Beliau menjelaskan banyak sekali
tugas-tugas kita dalam kehidupan ini. Antara lain, menghidupkan sunnah harian
Rasulullah SAW yaitu tidur lebih awal untuk segera bangun di tengah malam,
tanpa lupa membangunkan keluarga dan sahabatnya untuk menikmati indahnya solat
malam, tidak keluar rumah tanpa diiringi doa.
Kemudian, Ust, Arifin Ilham juga
menjelaskan beberapa macam dakwah yang harus dilakukan kita sebagai manusia dan
sebagai makhluk Allah
1. Dakwah
pada diri sendiri
2. Dakwah
pada keluarga
3. Dakwah
pada pimpinan
4. Dakwah
pada saat majelis
5. Dakwah
pada siapa saja yang ditemui
Sebagai makhluk yang ditugaskan
oleh Allah dan Rasulullah Muhammad untuk berdakwah, maka tidak ada alasan lagi
bagi kita untuk menolak dan tidak melakukannya. Sangat disayangkan ketika kita
diberi kesempatan umur tapi tidak dimaksimalkan untuk menyampaikan
kebaikan-kebaikan yang ada di dalam Al-Qur’an, Hadits, dan juga dalam
kehidupan.
Namun satu yang beliau sampaikan
kepada saya dan semua orang yang hadir mendengarkan tausyiahnya mengenai
anjuran untuk berdakwah ini. Yang terpenting dari berdakwah adalah kita
mengatakan apa yang sudah kita lakukan. Jangan pernah kita mengatakan tapi kita
sendiri tidak melakukannya. Dan sebaik-baiknya orang yang menyampaikan ajaran
kebaikan ialah yang istiqomah
melakukan kebaikan tersebut.
Istiqomah. Satu kata yang mudah untuk diucapkan tapi terasa sulit
untuk dilakukan. Dibutuhkan konsistensi untuk berbuat kebaikan dan dilakukan
secara terus menerus. Orang yang sudah melakukan hal ini, sesungguhnya adalah
orang yang paling baik dalam menyampaikan kebaikan dan kebenaran.
Tapi pertanyaan kemudian datang,
apakah orang yang tidak istiqomah tidak pantas untuk berdakwah?? Menurut
beliau, bukan tidak pantas, tapi cobalah untuk berusaha meng-istiqomah-kan
dirinya dalam melakukannya. Jika guru saya mengatakan, “memperbaiki orang lain melalui
jalur perbaikan diri”.
Yang saya tangkap inti dari
tausyiah yang beliau sampaikan adalah, berdakwah itu bukan masalah kita ustadz,
alim ulama, atau hanya manusia biasa, karena sebenarnya mereka pun juga manusia
biasa yang memang diberikan kelebihan Allah untuk berani menyampaikan kebaikan
dan kebenaran kepada banyak orang.
Bayangkan jika kita istiqomah
dalam melakukan kebaikan dan kebenaran, kemudian kita mendakwahkan apa yang
kita lakukan kepada banyak orang, tidak akan ada lagi yang namanya peperangan,
tidak akan ada lagi yang namanya anti sosial. Yang ada hanyalah perdamaian,
ketenangan, persaudaraan, dan hal-hal indah lainnya.
Semoga Allah senantiasa
melindungi kita dari hal-hal yang tidak kita harapkan terjadi. Namun, yang
perlu diingat adalah Allah tidak akan
pernah memberikan sesuatu yang tidak bisa kita selesaikan dan melebihi
kemampuan kita.
0 komentar:
Posting Komentar