Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Senin, 30 Oktober 2017

Apa Pupuk Kandangmu?


Mengetahui banyak kisah orang sukses yang pada masa lalunya mereka dihina, diremehkan, bahkan dianggap tidak akan berhasil, membuat saya tersadar bahwa hidup ini adalah bagaimana kita kuat untuk menahan segala ujian dengan penuh kesabaran dan usaha maksimal ditambah dengan doa.

Berkat membaca buku No Excuse karya Pak Isa Alamsyah lah saya belajar.

                                                                                                                                                                                                                                                         
Siapa sangka seorang penyanyi sekaliber Tompi, ketika masa sekolah pernah diremehkan oleh guru seni musiknya. Tepatnya ketika melakukan pembagian suara untuk paduan suara, sang guru berkata "Wah, kalau suaranya seperti kamu begii, sampai kapanpun tidak akan terpakai di paduan suara atau jadi penyanyi! Suaranya kayak kalen rombeng". Tapi kemudian apa yang terjadi? Saat ini Tompi dikenal sebagai salah satu ikon jazz di Indonesia dan telah melakukan pagelaran musik jazz baik di tingkat nasional maupun internasional.



Siapa yang menyangka seorang aktor Hollywood Sylvester Stallone pernah diremehkan dan dianggap tidak akan berhasil menjadi seorang yang dipandang oleh dunia. Lahir dengan kondisi wajah tidak normal, karena menderita kelainan saraf di bagian mukanya. Bicara gagap, ujung bibirnya selalu tertarik ke bawah. Kerap diejek sebagai tokoh film kartun kucing di Looney Tunes. Bahkan ketika remaja ia dimasukkan ke sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Pernah ditolak kurang lebih sebanyak 1500 kali oleh agen bintang di New York hanya karena ingin membintangi sendiri naskah film yang dibuatnya. Jika dipikir secara logika, dengan kondisi fisik seperti dirinya, sepertinya memang sulit baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.



Namun ia menolak untuk menyerah. Sampai pada akhirnya ia menemukan satu sutradara yang menerima naskah yang dibuatnya dan menjadikan dirinya sebagai aktor utama. Dibayar hanya 6000 dollar perbulannya. Tapi tahukah anda berapa penghasilan yang didapatkan dari film Rocky tersebut? 200.000 dollar atau menjadi 200 kali lipat dari sebelumnya.

Dari dua kisah di atas membuat saya tersadar tentang pentingnya arti kesabaran dalam menghadapi segala cobaan. Bayangkan, 1500 kali ditolak tapi tetap berjuang untuk memerankan sendiri filmnya. Dihina memiliki suara seperti kaleng rombeng, ternyata saat ini menjadi salah satu ikon jazz di Indonesia.

Kemarin, ketika Ustadz Yusuf Mansur berbagi tausiyah kepada ribuan Saudagar Nusantara di SICC, Sentul, Bogor, tentang pentingnya orang-orang yang rajin memberikan kritik terhadap segala sesuatu yang kita upayakan.

Beliau mengibaratkan seperti tanaman yang kemudian menjadi begitu indahnya karena rajin diberikan pupuk kandang, kemudian disirami dengan air. Kalau dipikir-pikir, pupuk kandang itu bau, tidak enak jika dirasakan, tapi kemudian bisa menghasilkan tanaman yang begitu indah, kalau menanam bunga bisa jadi terlihat sangat indah.

Sama halnya seperti kita berbisnis, ada goncangan kanan kiri, orang tidak suka dengan usaha kita, memberikan kita kritik keras, patutnya disyukuri. Karena mereka sedang memberikan kita pupuk kompos yang hasilnya akan terlihat beberapa waktu ke depan.

Selain itu, bisa jadi sama halnya dengan anda yang berusaha untuk resign dari kantornya karena ingin lebih jauh memiliki manfaat untuk banyak orang, pasti ada saja yang tidak suka, pada akhirnya membicarakan tentang anda di belakang, bahkan bisa jadi memarahi anda dengan berbagai alasan yang dimilikinya. Syukuri saja, menurut saya itu merupakan salah satu tanda mereka menginginkan anda menjadi sukses ke depan, tidak terlantar.

So, mulai sekarang kalau ada orang-orang yang melakukan hal yang kita rasa membuat diri kita menjadi tumbuh dan berkembang, katakan saja pada diri sendiri, "alhamdulillah, dia sedang ngasih pupuk kandang". Hehehe.

Selasa, 24 Oktober 2017

Bagaimana Respon Anda?


Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah setelah beberapa bulan lamanya tidak menulis di blog ini, saya bisa menorehkan tulisan kembali. Bukan karena malas, tapi karena lebih sering masuk dunia instagram, hehe.

Saya ingin sharing sedikit tentang apa yang belum lama ini saya lakukan. Alhamdullah Allah mengizinkan diri ini untuk bisa berbagi kisah tentang bagaimana merespon suatu kejadian dengan bijak di depan puluhan karyawan salah satu perusahaan konsultan pajak.

Awalnya tidak menyangka bisa ditawarkan untuk bisa berbagi pengalaman disana, karena memang selama ini lebih terfokus untuk anak muda. Tapi kemudian saya belajar dari guru saya, "kalau kita tidak pernah mencoba, maka kapan tahu rasanya berbicara di depan orang yang usianya lebih tua dibanding kita" . Atas dasar itulah, saya menerima tawaran tersebut di tengah kegiatan pelatihan dengan klien Bank Syariah Mandiri bersama dengan Kubik Training.

Melihat dari permasalahan yang ada di perusahaan tersebut, yang mana infonya bisa diperoleh dari seseorang yang mengundang saya untuk hadir. Terdapat beberapa permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut dan semua terkesan saling menyalahkan. Atasan sering menekan bawahan, bawahan tidak terlalu patuh pada instruksi atasan. Tapi hebatnya disini adalah karena atasan tersebut tidak akan pernah mengeluarkan karyawan tersebut dari perusahaannya. "Belum pernah ada kasus seperti itu" , begitulah katanya.

Kemudian berbekal bertanya dari salah satu orang yang saya anggap mentor, dijelaskan bahwa coba saja untuk meyakinkan bahwasanya segala sesuatu yang kita kerjakan itu adalah bentuk pengabdian kita kepada Allah. Atas dasar itulah saya memutuskan untuk menaruh prinsip tersebut pada prinsip 1 dari bagaimana kita seharusnya merespon sesuatu yang terjadi.

Selanjutnya berbekal ilmu yang didapatkan selama ini, saya kemudian memutuskan untuk meletakkan "ubah respon" menjadi prinsip 2 yang harus kita lakukan untuk memiliki kehidupan yang bermakna.

Great Response To Be An Expert

Itulah judul yang saya berikan kepada peserta agar menjadi lebih hebat lagi dalam menjalani kehidupan. Bisa jadi diantara anda yang membaca tulisan ini berpikir, "Mas, emang dirimu udah jadi expert kok bisa-bisanya bahas ini?"

Hehehe. Saya pun belum menjadi expert. Tapi saya mencoba untuk terus belajar sehingga saya yakin bahwa saya akan menjadi expert. Bagi saya salah satu kunci seseorang bisa menjadi ahli adalah dengan merubah respon ketika mendapatkan satu kejadian.

Kalau saya baca dari buku Ustadz Nasrullah, Magnet Rezeki, ternyata rezeki bisa dengan mudah diperoleh salah satunya adalah dengan merubah respon kita. Bagaimana kita bisa memperlihatkan bahwa yang muncul pertama kali, baik itu terucap maupun tidak, itu adalah hal yang positif. Jangan melulu berpikir negatif.



Ada lagi yang namanya ilmu kuantum. Untuk yang satu ini, saya belum terlalu memahami maksudnya. Namun simpelnya seperti ini, ketika kita diminta uang oleh orangtua kita karena mereka membutuhkan uang tapi tidak ada pegangan, sementara kita tidak punya. Terkadang secara spontan mengatakan, Ah aku aja ga ada uang. Mau ngasih gimana.

Darisitu saya belajar, sesungguhnya jika hal tersebut benar-benar terucap, ternyata itu menjadi doa. Doa kalau saya tidak punya uang, atau jangan berikan aku uang, atau yang lain sebagainya. Menurut ilmu yang saya dapatkan, jika orangtua kita seperti itu, katakanlah secara lantang dan bijaksana, "Maaf bu, uang aku sekarang lagi berkelana, melayang-layang untuk nantinya masuk ke dompet banyak terus bisa ngasih ibu deh".

Secara tidak sadar kita sedang berdoa, Yaa Allah banyakkanlah rezekiku. Mudah bukan? Kelihatannya. Tapi kalau dipikir, hal itu bisa dikatakan mudah kalau memang sudah terbiasa melakukan dari kecil.

Sekarang bayangkan satu kasus terakhir, ketika atasan anda menyuruh anda mencapat target dua kali lipat namun gaji tidak naik. Kira-kira apa yang ada di pikiran anda terhadap atasan tersebut? Positif atau negatifkah?



Sekarang kalau kita bawa ke arah pikiran negatif, kemudian perasaan yang muncul kira-kira akan seperti apa? saya yakin dan percaya, pasti akan negatif juga. Lalu jika sudah begitu, tindakan seperti apa yang akan diambil? Sudah pasti negatif juga ya. Kalau semua itu dirunutkan kemudian diberikan gambaran dampaknya, apakah sekiranya minimal untuk diri sendiri bagaimana? Hampir bisa dipastikan negatif. Ujungnya adalah stres > bunuh diri > mati > masuk neraka.

Kalau sekarang kita ubah menjadi respon positif yang kita pilih, kira-kira pikiran apa yang timbul di benak kita terhadap atasan tersebut? Kemungkinan besar pasti positif bukan? Seperti pikiran si atasan suka menchallenge kita untuk bertumbuh. Lalu perasaan yang timbul bagi diri kita apa? Sudah pasti senang. Lanjut dan runut sembari diberikan dampaknya, hampir bisa dipastikan pasti menuju sesuatu yang positif. Entah keluarga bahagia > bisnis lancar > sedekah berkembang > hidup tenang.

Kita lihat bersama, apa yang bisa terjadi jika respon yang kita berikan salah? Neraka bisa menjadi jalan terakhir bukan? Tapi bagaimana jika respon yang kita berikan tepat? Bahagia bukan?

So, kalau sudah begitu. Tidak lagi ada alasan bagi kita semua, saya dan juga tentunya anda yang membaca tulisan ini untuk tidak merespon segala sesuatu dengan positif. Dan yakinlah, hidup ini adalah bentuk pengabdian kepada Allah, kalau hidup ini saja sudah kita sia-siakan, bagaimana nanti kehidupan di akhirat, kita yang gantian disia-siakan oleh Allah. Atagfirullah . . .

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Maju terus, tumbuh terus.