Sebagian
dari sahabat pasti pernah merasakan yang namanya kesal karena menunggu. Selain
itu juga pasti ada yang pernah merasa “kok gua gagal terus ya”
Saya
sendiri pun sering sekali merasa seperti itu. Merasa seakan-akan dunia beserta
isinya tidak berpihak pada diri ini. Yang mana hal itu membuat diri ini menjadi
malas untuk melakukan apa-apa. Namun alhamdulillahnya untuk yang namanya ibadah
tidak menjadi terseret malasnya.
Sebagai
contoh, hampir setengah tahun saya lulus studi kuliah belum juga mendapat pekerjaan.
Atau mungkin sahabat ada yang seperti itu. Bahkan bisa jadi hingga kini sudah
hampir setahun belum juga mendapat pekerjaan. Pasti ada rasa lelah mencoba,
malas, kesal, bingung. Yap, itulah yang saya rasakan juga.
Ada juga
yang merasa sudah ingin menikah tapi jodoh tidak kunjung datang. Entah kenapa
bisa seperti itu. Seakan-akan lawan jenis tidak ada yang mendekat kepada kita,
akhirnya kita hanya meratapi nasib saja tidak nikah-nikah walaupun keinginan
sudah besar.
Contoh
terakhir ketika kita menginginkan sesuatu, yang itu kita yakin sekali apa yang
kita inginkan itu akan membuat kita berkembang tapi terkendala dengan biaya.
Kita tidak punya uang untuk membeli itu. “Padahal
deadline dikit lagi harus lunas, kalo ga lunas gal dah gue”. Kurang lebih
seperti itulah.
Pertanyaannya
kemudian adalah kenapa saya memberi contoh seperti 3 hal ini? Tidak lain dan
tidak bukan adalah karena saya pernah mengalaminya sendiri. Jadi akan lebih
asik ketika kita bercerita yang sudah kita rasakan sendiri, tidak perlu ngawang-ngawang.
Problem-problem
seperti itulah yang seringkali membuat kita menjadi seperti yang saya katakana di
awal, kesal, emosi, dan yang lainnya.
Sahabat,
ternyata setelah saya menjalaninya, dan saya berusaha mencaritahu kenapa bisa
seperti itu, jawabannya sangat simpel. Asli, simpel. Apa itu? Karena semua itu akan datang
di waktu yang tepat.
Kok gitu?
Coba kita sama-sama cermati dan sama-sama kita menguraikan apa maksud dari itu
semua. Sungguh Allah mencintai makhluk-Nya yang taat pada-Nya. Allah
menginginkan agar kita lebih dekat dengan Dia. Dekat dalam hal ibadah tentunya.
Kasus
pertama. Kalau saja kita berpikir tenang, santai, pasti ada pembelajaran yang
bisa kita ambil. Ketika kita belum dapat kerja, berarti Allah menyuruh kita
untuk ibadah lebih, fokus ibadah, dan sudah pasti membantu orangtua dan
keluarga. Karena belum tentu nanti ketika kita sudah bekerja, waktu ibadah kita
dengan-Nya masih sama dengan sebelum kerja. Beda dengan seorang pebisnis yang
memang memiliki waktu luang lebih banyak dibanding yang bekerja sebagai
pagawai.
Kasus
kedua. Ingin sekali menikah, tapi kok jodoh tidak kunjung tiba. Saya yakin,
sahabat semua pernah mendengar “jodoh,
maut, rezeki itu sudah diatur sama Allah”. Nah kalau sudah begitu, dekati
saja yang ngaturnya. Bisa jadi itu tanda bahwa Allah mau agar kita memiliki
waktu “bermesraan” lebih banyak dengan-Nya sebelum ada yang menyaingi-Nya.
Terakhir.
Kasus terakhir ini yang agak sensitive. Karena menyangkut uang. Manusia
biasanya kalau sudah urusan uang, sensitive. Apapun bisa dilakukan. Tapi
percaya atau tidak, Allah itu memiliki sifat Al-Ghaniyy (Yang Maha Kaya). Allah
mau melihat keseriusan kita, benar apa tidak kita butuh. Kalau benar butuh
sekali, tambah doa, ibadah ditambah, insya Allah keputusan terbaik dari-Nya
akan terlihat.
Semua itu
hanya tinggal masalah waktu. Kapan Allah akan memberikan kepada kita. Kalau
kita belum dikasih, dekati yang memberinya, Allah. Jangan ke yang lain. Bahaya.
Kalau guru saya mengatakan, “Kalau emang
ente belom dikasih sama Allah, minta teruus. Jangan malah berhenti, salah ente.
Minta tuh gratis, ngapain malu-malu minta banyak sama Allah. Nanti kalo udah
dikasih, jebret, kelabakan dah ente”.
Nah kan
tuh. Sabar aja. Allah tidak pernah ingkar janji kok