Entah kenapa saya begitu bersemangat untuk menulis
sesuatu seputar memberi feedback yang
baik kepada orang lain. Saya mengetahui hal ini ketika saya belajar di Kubik
Training. Satu perusahaan yang memang fokus di pelatihan kepada banyak orang,
khususnya untuk memotivasi orang-orang agar mencapai kehidupan yang
SuksesMulia.
Saya merasa bersyukur karena berkesempatan untuk
belajar disana. Memaknai arti hidup yang sebenarnya, yang mungkin tidak semua
orang berkesempatan mendapatkan ilmu secara langsung dari ahlinya. Berbicara,
berbuat, menginspirasi, dan membuat banyak orang benar-benar merasa begitu
bergairah dalam menjalani kehidupan yang sementara ini untuk menuju kehidupan
yang kekal abadi di akhirat.
Bagi sahabat yang belum mengetahui apa itu kehidupan
yang SuksesMulia, mungkin sahabat dapat membaca penjelasan lengkapnya di buku
yang dituliskan oleh pendiri Kubik, Kubik Leadership dan buku lainnya. Secara
singkat, kehidupan yang sukses adalah kehidupan yang 4-ta nya tinggi. Harta,
tahta, kata, cinta. Atau minimal memiliki satu saja diantara 4-ta tersebut
sudah bisa dikatakan hidupnya sukses. Dan mulia adalah bermanfaat untuk orang
sekitar dan banyak orang dengan 4-ta tersebut.
Kembali ke awal, disana saya mendapat cara bagaimana
memberikan feedback atau kritik dan
masukan kepada orang lain agar orang yang kita berikan feedback tidak merasa sakit hati. Tetapi sebaliknya, makin semangat
melakukan apa yang dikritik dan diberi masukan oleh orang lain.
Mungkin kita sering mndengar dan bahkan mengalami,
ketika kita berkata, atau berbuat, tidak sadar benar atau tidak, kemudian
dikritik. Sakit hati. Jadi malas untuk melakukan hal lain. Padahal sebenarnya
begitu banyak hal dan kegiatan lain yang dapat dan harus kita lakukan. Menurut
sahabat, semua itu bisa terjadi karena apa? Yak, karena gaya mengkritik yang
dilakukan tidak berjalan baik, sehingga mungkin saja kita merasa sakit hati dan
sebal. Diberi masukan juga tidak. Makin jadi sakit hatinya.
Nah, ternyata ada tips dan trik untuk kita dapat
memberikan feedback kepada orang lain
secara baik dan benar yang membuat orang lain tidak merasa sakit hati. SANDWICH.
Yes, dengan menggunakan analogi sandwich. Apa itu? Kita semua tahu
bahwa roti sandwich itu terdiri dari
beberapa bagian, biasanya terdiri dari tiga bagian yang ditumpuk menjadi satu
untuk kemudian kita nikmati sesuai dengan keinginan kita masing-masing.
1. Bagian pertama yang terletak di atas adalah
bagian ROTI YANG LEMBUT untuk
dinikmati. Maksudnya apa ya kira-kira?
Roti tersebut dianalogikan sebagai
kalimat-kalimat pujian yang kita sampaikan pada orang lain, dengan maksud dan
harapan bahwa orang tersebut merasa senang terlebih dahulu karena mendapat
pujian. Tidak langsung dikritik yang malah membuat dirinya sakit hati.
Sebagai contoh, bedakan kedua kalimat yang diucapkan pertama kali ketika kita
ingin memberikan feedback kepada
orang lain,“Kamu tuh kurang bagus kalo ngomong gitu, kurang pas aja, coba deh cari
cara yang bagus” atau “Apa yang kamu lakukan itu udah bagus,
ucapan yang kamu sampaikan juga bagus”. Menurut pandangan sahabat, sahabat akan lebih senang kalimat yang
mana jika kalimat pertama yang muncul saat diberikan feedback diantara kedua pernyataan di atas??
2. Bagian kedua yang terletak di tengah-tengah roti
adalah ISI dari sandwich tersebut, entah daging, keju, sayur, dan lain-lain yang
sekiranya bermanfaat. Kira-kira maksudnya apa yah?
Jika kita sudah mengutarakan hal positif
di awal pemberian feedback, maka hal
selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah memberitahu hal yang harus
diperbaiki agar lebih baik lagi. Tentunya bukan hanya memberitahu apa yang
harus diperbaiki, tapi tentunya dengan solusi tepat agar yang diberi feedback merasa mendapat jalan keluar
dari masalahnya.
Sebagai contoh, “Apa yang kamu lakukan itu udah bagus, ucapan yang kamu sampaikan juga
bagus. Tapi mungkin ada beberapa hal
yang harus kamu perhatikan. Mungkin bisa hindari pemakaian kata-kata yang
ambigu atau tidak jelas, sehingga orang akan dapat mudah mengerti. Seperti,
jika kita bisa tidak menuju lokasi dekil itu, lebih baik jangan. Nah, mungkin
alangkah baiknya jika kamu menggunakan kalimat lokasi yang kumuh itu dibanding
dekil”.
Nah, menurut sahabat, bagaimana reaksi
dari orang yang diberi feedback seperti
itu? Akankah dia marah? Akankah dia merasa sebal? Jika ya, tolong periksa
kejiwaannya, hehehe *just kidding.
3. Bagian terakhir atau yang paling bawah adalah ROTI LEMBUT kembali. Untuk roti yang
satu itu, kira-kira fungsinya sebagai apa yah?
Sahabat, sungguh tidak baik rasanya ketika
kita memberi feedback tapi tidak kita
tutup kembali. Pembukaan yang dilakukan sudah baik, isi sudah cukup mengena dan
baik pula. Oleh karena itu, penutup yang diberikan juga haruslah baik agar yang
yang diberi feedback merasa senang
dan bergairah untuk melakukan perubahan. Apa itu? DOA. Doa agar orang tersebut
dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Contoh yang saya gunakan, mungkin saya
melanjutkan saja dari kalimat di atas.
“Apa
yang kamu lakukan itu udah bagus, ucapan yang kamu sampaikan juga bagus. Tapi
mungkin ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Mungkin bisa hindari
pemakaian kata-kata yang ambigu atau tidak jelas, sehingga orang akan dapat
mudah mengerti. Seperti, jika kita bisa tidak menuju lokasi dekil itu, lebih
baik jangan. Nah, mungkin alangkah baiknya jika kamu menggunakan kalimat lokasi
yang kumuh itu dibanding dekil. Saya yakin ke depannya kamu akan menjadi lebih baik lagi. Saya doakan agar apa
yang keluar dari mulutmu nantinya benar-benar bermakna dan bermanfaat untuk
banyak orang tanpa harus orang bingung apa maksud dari ucapanmu”.
Jika sudah seperti itu, apakah kesempatan orang untuk
menjadi sebal atau sakit hati akan tinggi? Kemungkinan besar jawabannya tidak.
Bahkan cenderung bersemangat untuk merubah dirinya menjadi lebih baik lagi.
Beda hal jika yang kita lakukan terlalu frontal, to the point pada pokok intinya.
Pelan tapi pasti. Seperti pernyataan saya di atas,
jika masih ada orang yang sakit hati jika sudah seperti itu, apa yang perlu
diperhatikan? Antara kejiwaannya atau kalimat yang kita gunakan kurang pas. Bisa jadi kita
salah dalam memakai kalimat yang baik dan benar.
Semangat
berkembang
Semangat
bertumbuh
Peradaban
terbaik akan muncul dengan harapan baru