Bulan Mei
2016 akan segera berakhir. Bulan yang khas dengan Hari Pendidikan dan
Kebangkitan Nasional ini akan berganti denga bulan yang penuh dengan
keberkahan, Bulan Juni yang merupakan bulan dimana umat Islam akan kedatangan
tamu istimewa yang secara khusus dipersiapkan Allah untuk manusia meraih pahala
dan ibadah serta keberkahan secara maksimal, Bulan Ramadhan.
Sebelum
meninggalkan bulan yang penuh dengan kenangan ini, saya berkesempatan untuk
menyaksikan sebuah tayangan di televisi yang disiarkan oleh stasiun televisi
swasta nasional tentang 7 guru yang mendedikasikan hidupnya dengan luar biasa
walaupun berbagai tantangan dihadapinya.
Ada seorang
guru di India yang rela menempuh jarak 12 km dan juga menyebrangi sungai yang
mencapai ketinggian hingga pundaknya agar demi dapat mengajar anak-anak murid
yang sudah lama dia bagikan ilmunya. Rela membawa pakaian ganti untuk kemudian
basah oleh tingginya sungai.
Ada lagi
seorang guru di Cina yang rela mengajar walaupun sedang dalam kondisi sakit
keras. Guru yang kemudian memanggil mahasiswa/i dari tempatnya mengajar untuk
kemudian mengajarkan di rumah sakit untuk terakhir kalinya. Hanya sedikit yang
hadir, hanya sekitar 20 orang, namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya
untuk mengajar.
Yang
terakhir ada seorang guru madrasah di Indonesia yang rela mengajar dengan
kondisi tubuh yang tidak lengkap. Tidak memiliki tangan. Maha Besar Allah
dengan segala kebesaran-Nya, walaupun tidak memiliki tangan, tapi kemampuan
menulis, mengutak-atik laptop dengan menggunakan kakinya.
Seketika
air mata ini kemudian menetes membasahi pipi. Saya yang memang mudah untuk
menangis terharu ketika melihat dan mengetahui hal-hal seperti ini merasa
tertampar. Seperti apa yang saya rasakan belum seberat seperti yang guru-guu
tersebut rasakan.
Mereka
melakukan hal itu tidak pernah mengeluh sama sekali rasanya karena tertutup
dengan semangat dan niatnya yang begitu tulus untuk mencerdaskan kehidupan sesama.
Bukan lagi memikirkan dirinya sendiri, tapi banyak orang.
Saya merasa
malu sekali. Apalagi ketika saya mendapat masalah sedikit saja seringkali
kemudian mengeluh, merasa apa yang saya dapatkan kenapa harus seperti itu. Sedih
rasanya. Saya yang memiliki anggota tubuh lengkap, kesehatan ada, tapi merasa
sangat lemah. Seringkali hanya memikirkan diri sendiri.
Saya
kemudian berpikir, ternyata di zaman sekarang ini yang mungkin banyak orang
berpikir untuk mencari makan diri sendiri dan keluarga saja sudah susah, tapi
masih ada yang berusaha tidak mempedulikan hal itu karena lebih mempedulikan
orang banyak dibanding hanya diri sendiri.
Kalau
mereka saja bisa, masa iya saya tidak bisa. Dan kalau mereka saja bisa, masa
iya kita semua tidak bisa. Saya merasa mereka seperti ikan-ikan yang berenang di arus air yang deras.
#AyoGerak
untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk banyak orang. Sedikit tapi
menghasilkan. Dibanding tidak berbuat sama sekali.
Terimakasih
guru. Pendidikan yang engkau ajarkan sungguh bernilai. Semoga saya bisa
mencontoh apa yang kalian lakukan. Terimakasih . . .
0 komentar:
Posting Komentar