Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Jumat, 30 Desember 2016

Menulislah Dengan Bahagia dan Untuk Kebahagiaan




Saya ingat sekali waktu pertama kali buat tulisan di blog. Nulis iseng, kasih ke sahabat untuk dikoreksi, alhasil banyak banget yang harus diperbaiki. Ya bahasanya yang ga jelas lah, ya bahasanya yang muter-muter lah.

Malu? Sudah pasti. Tapi apa kemudian saya berhenti nulis? Awalnya hampir berhenti sih, tapi saya memutuskan untuk terus menulis dengan gaya penulisan yang saya kembangkan. Tentunya setelah belajar sana sini, minta feedback dari ahlinya, ditampar dengan masukan dan nasihat, jadinya makin semangat buat nulis. Joss.

Yang seru itu pada saat belajar. Karena untuk bisa nulis itu juga harus belajar, khususnya belajar untuk rajin membaca. Setuju? Hoho. Seru banget pas baca berbagai buku dengan berbagai penulis dan dengan berbagai gaya penulisan yang berbeda-beda pula. Beda karakter penulisannya. Ada yang serius banget, ada yang serius tapi santai, ada yang santai tapi dimengerti. Hingga akhirnya diri ini menemukan gaya apa yang harus digunakan dalam tulisannya.

Sebagai penulis yang masih baru, pastinya kita mencoba untuk memaksakan ingin menulis dengan satu gaya, tapi karena rajin baca dengan berbagai karakter penulisannya yang beda-beda juga, jadinya karakternya ganti lagi. Baca lagi, ganti lagi. Pas dicek, gaya penulisannya ternyata benar beda-beda. Yang baca tulisan kita pusing, yang nulis juga jadinya bingung.

Ternyata yang seperti itu malah membuat seseorang yang ingin benar-benar jadi penulis, baik blogger atau sejenisnya jadi ga bahagia. Karena mencoba untuk meniru oranglain, tapi sulit. Meniru lagi, makin sulit. Begitu seterusnya.

Menulis dengan perasaan bahagia ataupun untuk menjadi bahagia itu aslinya mudah sekali. Gampang banget. Tanpa harus pusing.



1. Tulis aja yang mau kita tulis

Misalnya, kita pasti tiap hari kan beraktivitas tuh. Nah, tiap aktivitas yang kita lakukan pasti ada lah kejadian yang menarik, tulis dah. Biar orang pada tahu kejadian menarik itu apa. Bagi-bagi ke orang. Contoh yang lain misalnya kita bagi deh pengalaman pribadi kita. Tuangkan dalam bentuk tulisan. Syukur-syukur tulisan kita bisa menginpirasi banyak orang. Dijamin bahagia kita.


2. Pakai gaya penulisan sendiri

Dibilang tulisannya kelewat santai? Biarin aja. Perhatikan coba, ada yang bukunya banyak terbit dan beredar di masyarakat, tapi gaya tulisannya pakai bahasa sehari-hari, laku keras tuh. Kalau kita sudah percaya dengan gaya tulisan sendiri, insya Allah hasilnya akan lebih maksimal. Diri ini pun sedang melatih kepercayaan diri agar gaya tulisannya bisa diterima banyak orang kok, hehe. Sama-sama belajar. Jangan pernah jadi oranglain dalam hal gaya tulisan, ga asik, ga bahagia malah, pusing nyusun kalimatnya. "MENULIS ALA GUE". Istilahnya seperti itu lah ya. "Gue mau nulis kayak gimana, bahasa seperti apa, bebas. Yang penting orang bisa ngerti dan paham maksud gue, insya Allah tetap bisa bermanfaat". Gitu harusnya kita mah ya, bukan malah pusing ga keluar-keluar ;p .


3. Berbagi manfaat kepada oranglain

Sudah bukan rahasia umum lagi alasan seseorang ingin menulis itu salah satunya adalah bisa berbagi manfaat kepada oranglain. Walaupun ada juga yang menjadikan menulis itu sebagai mata pencahariannya, it’s ok. Tapi coba bayangkan, kalau kita nulis dan bermanfaat, ilmunya dipakai banyak orang, sampai kita meninggal dunia pun insya Allah pahala kita tidak akan terputus. Karena salah satu amalan yang pahalanya tidak akan terputus ketika sudah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat. Iya bukan?? Wehehe.

Yang terpenting dari itu semua yaitu kita sadar bahwa segala sesuatu bisa dibuat jadi tulisan. Sayang banget kalau cuma kita sendiri yang tahu, dipendam sendiri. “Mas, aku pemalu mas”. Sayapun menjawab singkat, “Masa nulis aja malu sih. Tulis aja, orang ga perlu tahu siapa sih yang nulis. Bisa loh. Yang penting, pesan dan makudnya tersampaikan”.

Saya ingat ada satu penulis yang karyanya cukup banyak di Indonesia ini, awal-awal orang ini nulis, namanya ga mau dikenal oranglain. Cuma mau dikenal nama penanya aja. Yah, walaupun ujung-ujungnya ketahuan juga siapa orang ini.

Intinya sebenarnya simpel. Kalau memang kita mau bahagia, salah satunya lakukanlah dengan menulis. Jadikan menulis agar kita berbahagia karena kita bisa berbagi manfaat kepada banyak orang, tentunya dengan kita juga bahagia dalam proses menulisnya. Jangan sampai stres, pusing sendiri. Hehehe.

Jadi, masih mau nunda-nunda untuk menulis sekarang juga?? . . . .

Selasa, 06 Desember 2016

100 dan Harapanku




Saya ingat sekali bagaimana pada saat saya kuliah, saya mencoba untuk menulis. Namun siapa sangka, tulisan pertama yang saya buat ketika tahun 2012 atau 2014, sampai pada akhirnya tahun 2014 jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Kurang dari 10 tulisan saya buat.

Saya ingat sekali ketika akhir 2014, saya bertemu dengan orang-orang hebat yang membuat saya merasa malu karena sulitnya memulai untuk menulis. Padahal saya ingin bisa bermanfaat bagi orang banyak, namun saya tidak melakukan banyak hal.

Itu semua dulu. Ketika saya berpikir ini, berpikir itu, tidak punya bakat menulis, tidak punya kemampuan bercerita dalam bentuk tulisan. Malu diri ini jika mengingat itu semua.

Alhamdulillah, saat ini saya bersyukur. Begitu banyak yang mengajarkan saya bagaimana agar diri ini bisa bermanfaat lebih di saat kita sulit untuk berbagi secara langsung. Salah satu caranya ya dengan menulis ini.

Ada teman saya, ada sahabat saya, ada istri saya juga yang lihai bermain kata dalam bentuk tulisan. Saya belajar banyak dari mereka semua. Mohon maaf saya tidak bisa sebutkan satu persatu, khawatir tidak cukup, hehehe peaceee.

Saat ini, 6 Desember 2016, tulisan yang saya buat ini alhamdulillah akhirnya mencapai yang ke-100. Sebuah pencapaian yang bisa dibilang luar biasa bagi saya pribadi. Karena saya ingat pada awal saya menulis, sulit sekali rasanya bermain kata-kata. Tapi semangat dan keinginanlah yang membuat saya mencoba untuk terus bergerak.

Ternyata saya sadar, yang paling sulit ketika melakukan sesuatu sebenarnya hanyalah satu, LANGKAH AWAL. Ya, langkah awal atau lompatan awal sungguh terasa berat. Seringkali kita berpikir ini itu, gagal, jelek, dan lain sebagainya. Padahal belum juga dimulai tapi sudah menilai diri sendiri. Biasanya kalau orang sudah memulai LANGKAH AWAL ini akan mudah menjalani langkah-langkah setelahnya. 
 
LANGKAH AWAL

Pada tulisan ke-100 ini, saya ingin berjuang untuk benar-benar bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Maka dari itu, pada tulisan ini saya ingin memulai LOMPATAN PERTAMA saya untuk melangkah ke depan lebih semangat. Karena itu saya ingin melakukan satu deklarasi yang menurut saya penting bagi diri saya sebagi pemicu semangat yang saya miliki.

Setelah pada tahun baru hijriyah kemarin saya mendeklarasikan harapan dan impian saya, pada tulisan ke-100 di blog ini saya melakukan hal yang sama. Insya Allah, pada tahun 2017, saya akan melakukan sedikitnya :

1.       Mampu konsisten menulis minimal 10 tulisan dalam satu bulan, sehingga dalam satu tahun bisa membuat tulisan di blog kurang lebih 100

2.       Memiliki karya nyata berupa buku yang saya tulis dan berkolaborasi bersama sahabat, istri, ataupun sendiri dan dapat diterima oleh khalayak masyarakat

3.       Keliling Indonesia bersama orang-orang tersayang

Mohon doa dari sahabat pembaca semua. Karena tidak ada yang lebih hebat ketika memiliki impian kecuali berdoa dan mendoakan, baru ikhtiarkan. Hehe. Mohon doa semua ya. Aamiin Yaa Allah.

Senin, 05 Desember 2016

Menyelami Makna




Biasanya kalau ada oranglain ulangtahun, apa sih yang kita lakuin?? Apalagi waktu masih muda, dan masih gencar-gencarnya mencari jati diri???

Pilihannya kemungkinan ada banyak. Ada yg ngasih surprise malam-malam heboh rame-rame, ada yang ngerjain diiket di tiang lah, ada yang nyeplokin pakai telur, ada yang beliin kue + lilinnya kemudian dilanjutin niup. Hehe.

Semua itu pernah saya lakukan sewaktu dulu saya masih senang-senangnya mengerjai oranglain.

Tapi seiring berjalannya waktu, saya diberi kesadaran oleh Allah untuk kemudian merenung, berpikir. Apakah yang saya lakukan itu benar. Apakah yang saya lakukan itu sudah sesuai dengan anjuran agama saya. Ternyata apa yang saya lakukan, semuanya malah membuat saya sedih. Senangnya hanya sebentar, sedihnya berkepanjangan.

Pertanyaan kemudian datang, loh kok sedih mas Adit??

Jelas saya sedih. Mari kita merenung bersama. Di saat kita berulangtahun, usia kita secara hitung-hitungan memang bertambah, yang awalnya 20 jadi 21 tahun, yang awalnya 12 jadi 13 tahun, begitu seterusnya. Tapi kalau kita menyelami lebih dalam makna dari hari lahir, pastilah kita sadar bahwa pada dasarnya usia kita di dunia sudah menipis.

Memang sejatinya kita tidak tahu berapa usia pasti kita, karena hanya Allah yang Maha Tahu. Tapi jika kita menggunakan usia Rasul Muhammad dipanggil oleh Allah hanya dalam usia 63 tahun, dan jika lebih dari itu maka hanyalah bonus.

Ketika kita sudah berhasil menyelami makna dari ulangtahun yang sebenarnya, masihkah kita berani merayakan dalam balutan acara yang mewah? Huft, sedih rasanya membayangkan hal tersebut.

Hal yang semestinya kita lakukan ketika ada oranglain bertambah usianya, atau misal kita yang bertambah usianya, jauh lebih baik kita mendoakan, memberi segala sesuatu yang bermanfaat, mengingatkan untuk selalu sadar bahwa usia di dunia makin menipis dan makin dekat dengan batas usia yang Allah berikan kepada Rasul Muhammad, sehingga ibadah bisa lebih ditingkatkan kembali.

Kalau saja kita sudah berhasil menyelami makna dari hari lahir, insya Allah kita dapat jauh lebih dekat dengan Allah, Dzat yang menciptakan manusia.

Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu dekat dengan-Nya.