Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Kamis, 09 Maret 2017

Bagikan Impian Dan Harapanmu



 Bisa jadi juga dari sahabat yang membaca tulisan ini tidak percaya dengan yang namanyaimpian dan harapan.

Bisa jadi dari sahabat yang membaca tulisan ini termasuk orang yang tidak percaya atas kekuatan bicara.

Jika memang seperti itu kondisinya, mulai sekarang saran dari saya yaitu mulai mempercayai akan hal tersebut. Percaya akan impian, harapan, dan juga percaya akan kekuatan bicara. Maksud kekuatan bicara disini adalah ketika kita punya mimpi, jangan hanya disimpan dalam hati atau pikiran, tapi salurkan, sampaikan.

Mas, saya orangnya introvert, jadi agak sulit kalau misal harus dikasitau ke luar tentang mimpi-mimpi saya.

Tidak masalah jika memang kondisinya seperti itu. Tapi sangat disayangkan kalau memang kita sama sekali tidak pernah menggaungkan / menyampaikan apa impian dan harapan yang kita ingin capai ke dunia luar.

Saya termasuk salah satu orang yang senang sekali untuk menyampaikan apa yang menjadi mimpi saya kepada siapa saja yang saya kenal. Tidak peduli ditertawakan, tidak peduli tidak digubris. Satu yang membuat saya percaya ialah minimal mereka tahu, dan setidaknya insya Allah mereka akan meng-amin-kan mimpi saya tersebut.

Kalau memang sahabat termasuk orang yang introvert, cara termudah untuk bisa menyampaikan mimpi-mimpi sahabat ke dunia luar adalah dengan menulisnya. Menulis di kertas, di blog jika memang punya, dimanapun asalkan orang lain bisa melihatnya. Jangan hanya disimpan sendiri.

Saya teringat kata guru saya, “kalau punya mimpi itu dibagi-bagi. Jangan cuma disimpen sendiri. Biarkan oranglain tahu apa mimpimu, biarkan mereka bantu dengan doa”.

Setidaknya itulah yang saya lakukan selama ini. Saya melakukan keduanya. Saya ceritakan kepada siapa yang saya kenal, tapi sebelum itu saya tuliskan pada sebuah kertas yang kemudian saya tempelkan di dinding kamar tidur saya. Agar sebelum tidur, kita bisa melihat kembali apa mimpi kita tersebut. Kalau sudah begitu, maka semangat insya Allah akan kembali menggelora untuk meraihnya.

Yang paling berbahaya dari semua itu jika sahabat sama sekali tidak memiliki mimpi yang ingin diraih. “Saya mah ngalir ajalah, kayak air yang mengalir. Nanti juga ketahuan bakal jadi apa saya”.

Ya alhamdulillah kalau memang air tersebut membawa kita menuju ke tempat yang indah. Lah kalau mengalir ke tempat yang keruh, tempat yang jelek, bagaimana? Hihi.

Terakhir dari tulisan ini yaitu marilah kita semua sebagai manusia memiliki impian dan harapan. Jangan sampai kita tidak memilikinya.

Jika sudah memiliki impian dan harapan, share kepada oranglain. Biarkan mereka mengetahui kemudian mendoakan. Dan lihat keajaiban yang akan terjadi setelahnya. Kuncinya dua, SEMANGAT & SABAR.

Senin, 06 Maret 2017

Resolusi Tubuh Ideal



Manusia mana yang tidak menginginkan untuk memiliki berat badan yang ideal. Betul tidak?

Bagi saya, punya badan yang tidak ideal itu benar-benar sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Saya yang tinggi badannya hanya 161 cm, saat tulisan ini dibuat memiliki berat badan 73 kg. Berat sekali bukan untuk untuk ukuran tinggi segitu? Kalau dihitung dengan cara kedokteran, bahkan sudah masuk dalam kategori overweight. Hanya saja saya lupa cara menghitung sesuai cara kedokteran, padahal dulu pernah diajarkan cara menghitungnya.

Bagaimana dengan sahabat semua? Apakah sahabat memiliki badan yang ideal untuk ukuran tubuh sahabat? Kalau menurut sahabat tidak ideal, apakah nyaman dengan kondisi badan yang sekarang ada? *Ini bukan jualan produk pelangsing loh yaaa ;p

Kalau kata orang kebanyakan tuh banyak yang unik ya, salah satunya adalah mitos yang mengatakan bahwa orang kalau sudah menikah atau baru menikah tuh pasti badannya membesar, perutnya membuncit, dan sudah pasti itu. Kenapa ya bisa kayak gitu? Hehe.

Tapi percaya atau tidak, beberapa orang yang saya kenal dan sudah menikah pasti membesar perutnya. Gatau kenapa itu. Apakah karena mereka happy dengan pernikahannya sehingga istrinya masak apa pasti dilahap abis, ataukah karena memang intensitas untuk berolahraganya sudah berkurang dibanding waktu sebelum menikah dulu.

Saya juga bisa dibilang termasuk salah satu orangnya sih. Saya waktu sebelum menikah, berat badan biasanya stabil di angka 61-63, tidak pernah lebih dari 65 pokoknya. Setelah menikah, terutama beberapa bulan setelah menikah, angka 65 sulit sekali dicapai. Dua alasan yang saya ungkapkan di atas menjadi faktor utamanya. Masakan istri yang alhamdulillah betul-betul nikmat, dan intensitas olahraga yang berkurang.

Tapi melalui tulisan ini saya ingin mencoba berjanji bagi diri sendiri untuk bisa kembali memperoleh tubuh yang ideal. Minimal tidak masuk dalam kategori overweight. Karena itu tidak enak sekali, hiks hiks.
BISMILLAH . . .
Salah satu resolusi saya adalah mampu memiliki berat badan di angka 63 kg sebelum tanggal 6 Juni 2017, insya Allah. Tepat pada hari ulangtahun saya ke-26
DOAKAN SAYA YAAAA . . .

Pertanyaannya, kenapa kita harus memiliki tubuh yang ideal? Minimal tidak besar perutnya. Saya benar-benar meminta maaf kalau ada yang tidak setuju dengan tulisan ini, dan tulisan ini saya buat bukan untuk menyinggung siapapun, ini adalah hasil pengalaman saya saja.

Pertama, kalau perut kita besar, pergerakan kita menjadi kurang maksimal. Inginnya diam di satu tempat, atau malas untuk bergerak. Karena sudah capek duluan. Sudah capek, keringat mengucur. Keringat mengucur, tubuh menjadi tidak enak karena baju basah. Baju basah, kadang tubuh jadi suka mengeluarkan aroma tidak sedap. Setelah itu, kasihan orang di sekitar kita jadinya.

Kedua, kalau perut kita besar, napas jadi sering tersengal-sengal (ngos-ngosan). Karena aliran udara yang kita hirup sedikit tertutup sehingga peristiwa menarik napas menjadi kurang maksimal. Kalau sudah begitu, kurang bisa merasakan nikmatnya menghirup udara yang Allah berikan.

Ketiga, kalau perut kita besar, sudah bisa dipastikan tubnuh ini sangat malas untuk bergerak. Inginnya serba santai, praktis. Kecuali mereka yang benar-benar bersemangat untuk menurunkan berat badannya.

Nah, tiga alasan inilah yang membuat saya merasa sedih kalau memiliki perut yang besar, tubuh yang tidak ideal. Karena saya sudah dua kali merasakannya, dan saat ini saya akan mencoba untuk berusaha kembali mengembalikan ke posisi tubuh biasanya.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, sekali lagi saya ingin meminta maaf kalau memang ada yang merasa tidak setuju dengan saya. Karena tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri.

Semoga kita semua selalu berada dalam kondisi tubuh terbaik sehingga kesempatan untuk bermanfaat bagi banyak orang menjadi jauh lebih maksimal. Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi sesamanya.Bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri.

#pengingatdiriku
#1stday #100haribercerita