Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Minggu, 07 Agustus 2016

Jangan Takut Untuk Menikah Muda

Betapa bersyukurnya diri ini karena memiliki istri yang satu visi dalam menjalani kehidupan ini. Dan betapa bersyukurnya diri ini karena Allah benar-benar mempertemukan diri ini dengan seorang wanita yang bisa mengisi kekurangan yang diri ini miliki. Janji Allah itu benar sekali bahwasanya jodoh kita merupakan cerminan dari diri kita. Dan ketika saya melihat istri saya, ternyata kami tidak jauh berbeda, hehe.

Minggu pagi tepatnya tanggal 7 Agustus 2016, saya bersama istri mengendarai sepeda motor kami menuju Kantor Balaikota Depok untuk mengikuti acara seminar parenting yang diisi oleh salah satu trainer yang memang terfokus pada bidang ini. Ketika istri saya menawarkan apakah saya ingin ikut acara ini, tanpa pikir panjang saya pun mengiyakan tawarannya.

Saya dulu merupakan tipe orang yang baru belajar ketika sesuatu terjadi atau sudah mendekati waktunya. Namun saya menyadari jika belajar untuk mempersiapkan sesuatu yang nanti akan kita jalani jauh lebih penting. Agar kita mengetahui harus berbuat seperti apa nantinya, kalau perlu merancang desain seperti apa yang akan kita gunakan.

Saya merupakan orang yang menikah di usia 24 tahun sementara istri saya kala itu berusia 19 tahun. Saat ini usia pernikahan kami telah berusia 1 tahun sehingga usia kami pun bertambah pula 1 tahun, saya 25, istri saya 20 tahun. Di usia saya yang sebenarnya cukup matang untuk menikah, namun jika saya berpikir lebih jauh lagi saya masih banyak kekurangan, terutama dalam urusan berumahtangga. Karena itu ketika istri saya menawarkan seminar parenting tersebut langsung saya terima.

Menikah di usia muda haruslah memiliki kekuatan mental yang tinggi. Bagaimana tidak, pada saat orang-orang bermain, berbisnis, bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, mereka-mereka memilih untuk melakukan hal itu untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan juga pasangannya. Bukan lagi hanya dirinya sendiri.

Jika kita menyaksikan di layar televisi, banyak sekali mereka yang menikah kemudian mereka cerai dalam usia pernikahan yang tidak lama. Ada juga yang sudah lama menikah namun kemudian cerai dengan berbagai alasan yang diutarakan.

Bagi kalangan muda, hal ini menjadi sangat rentan terjadi. Bayangkan, orang yang bisa jadi egonya masih sering tidak stabil, sudah harus menyeimbangankan ego untuk oranglain yang notabene akan menjadi pasangan hidup dan tinggal bersama dengan dirinya.

Dalam seminar tersebut, sang pemateri memberikan dua alasan mengapa pasangan-pasangan seringkali mengalami perceraian, tidak jarang dalam usia pernikahan yang masih muda

Tidak jelasnya visi & misi pernikahan

Penting bagi pasangan yang akan menikah untuk saling membuat proposal mengenai rencana yang ingin dilakukan setelah menikah. Bagikan kepada calon pasangan, agar sama-sama saling mengetahui apa yang wanita inginkan, apa yang pria inginkan.

Setelah hal itu dilakukan, yang selanjutnya wajib untuk dibicarakan adalah masalah visi dan misi dalam kehidupan berumahtangga. Ingin menjadi seperti apa keluarga itu. Apa yang menjadi nilai/value dalam rumahtangganya. Jika nilai/value belum ditemukan, minimal visi dan misi harus dijelaskan di awal agar ketika terjadi masalah setelah berumahtangga, ingat kembali visinya, insya Allah masalah akan bisa diselesaikan.

Bagi yang sudah menikah dan belum membuat visi dan misi dalam berumahtangga, saran saya silakan dibuat sekarang juga.

Tidak melakukan proses mendidik
di rumah
Ketika visi keluarga sudah dibuat, kehidupan kita dalam berumahtangga biasanya akan lebih terarah. Tapi terkadang masih ada juga yang mengalami perceraian karena hal yang lain, bisa jadi karena pertengkaran antara suami dan istri sehingga merasa tidak dapat lagi dipertahankan.

Dalam hal ini sangat penting bagi sepasang kekasih yang menjalani kehidupan bersama harus saling berinteraksi dan saling mengembangkan bakat yang dimiliki oleh masing-masing. Selain itu juga penting bagi suami untuk mendidik istrinya agar setelah menikah bukan malah menjadi terhambat potensinya.

Bukan berarti sang istri tidak boleh melakukan hal sama,  sang istri pun wajib untuk mendukung dan membantu suaminya untuk sama-sama mengembangkan potensi yang dimiliki oleh suaminya itu. Kemudian, menahan ego untuk tidak merasa paling pintar menjadi salah satu kunci agar rumah tangga tetap utuh.

Jika dua hal itu sudah kita lakukan, perasaan takut untuk menikah di usia muda pun bisa dihindari.


So, apa lagi yang harus ditakutkan?? Huehehehe . . .

Selasa, 02 Agustus 2016

Jangan Sampai Salah Pilih


Mencari pasangan hidup itu merupakan satu proses yang sangat menyenangkan untuk dijalani dalam kehidupan ini. Kalau saja kita mengingat-ingat, khususnya bagi yang sudah menikah, pasti terkadang akan tersenyum sendiri, malu sendiri, tidak jarang merasa seperti orang bodoh karena merasa melakukan berbagai keanehan di masa lalu.

Bagi yang belum menikah?? Tidak jauh berbeda dengan yang sudah menikah, yang belum menikah pun seringkali merasa berpikir bahwa apa yang dilakukan di masa lalu sampai saat itu adalah suatu keanehan yang unik baginya.

Setidaknya itulah yang saat ini saya rasakan ketika sudah menikah dan dulu saya pun merasakannya ketika sebelum menikah dengan wanita yang saya cintai. Pikiran-pikiran bodoh terkadang terlintas di benak atas apa yang pernah saya lakukan selama ini, hehe.

Pada saat saya menemani istri saya untuk mencari asuransi bagi dirinya saya mendapat kutipan yang menarik untuk dicermati bersama-sama bahwasanya kalau ada yang halal, kenapa harus pilih yang tidak jelas halal atau haramnya, atau bahkan kenapa ahrus memilih yang haram? . . .

Jika saja kutipan tersebut kita analogikan dalam kehidupan kita khususnya dalam mencari pasangan hidup, akan sangat menarik untuk dipikirkan bagi kita semua. Kenapa?? Karena menurut saya secara pribadi jika kita ingin menemukan pasangan hidup yang terbaik yang benar-benar nantinya Allah meridhoi kita, kenapa kita harus melakukan dengan cara yang tidak jelas baik buruknya atau malah sudah pasti tidak baik?

Pertanyaan kemudian datang kepada saya, “Maksudnya bagaimana sih itu?”

Kurang lebih seperti ini, mungkin dari kita semua sadar dan paham bahwa Allah menciptakan manusia itu berpasang-pasangan, bukan dari sesama jenis. Kemudian Allah juga menciptakan lelaki untuk melindungi perempuan. Tapi bagaimana mungkin ketika ternyata pasangan hidup ternyata berasal dari sesama jenis seperti yang ramai saat ini? Dan bagaimana mungkin para lelaki melindungi perempuan tapi ternyata yang terjadi adalah anggota tubuh perempuan disentuh-sentuh olehnya seperti yang kita sering saksikan juga tentunya.

I mean, apakah untuk mendapatkan seorang suami atau istri yang kita idam-idamkan kita harus berpacaran terlebih dahulu? Apakah untuk mendapatkan seorang suami atau istri kita harus mengatakan, “aku sayang kamu, aku cinta kamu, mau ga kamu jadi pacarku?” ?? Dan apakan untuk mendapatkan seorang suami atau istri seperti harapan, kita harus menggandeng tangannya, mencium keningnya, dan lain sebagainya dalam situasi sebenarnya kita bukanlah orang yang halal baginya???

Jika ada yang baik, kenapa harus yang buruk. Dan jika ada yang baik, kenapa harus memilih yang belum jelas kebaikan dan bisa jadi buruk. Sama persis dengan analogi ketika memilih asuransi yang tepat bagi diri kita.

Perempuan adalah makhluk mulia. Jangan kotori anggota tubuh kalian dengan hal yang tidak semestinya.

Lelaki diciptakan salah satunya adalah untuk melindungi perempuan. Jangan malah berbuat sebaliknya dengan mengotori dan melakukan hal yang tidak semestinya kepada perempuan.

Percaya atau tidak, akan lebih nikmat ketika proses menikah dilakukan dengan segala seuatu yang berbau kebaikan. Tidak percaya? Silakan dicoba saja yah . . .

Kalau Ada Yang Jelas, Kenapa Pilih Yang Lain?


Pagi ini saya diberi kesempatan untuk menemani istri tercinta mencari jenis asuransi jiwa yang sekiranya akan dia gunakan. Akhirnya istri saya memutuskan untuk menggunakan asuransi karena melihat saya yang menggunakan salah satu asuransi jiwa yang cukup dikenal di Indonesia. Saya sejujurnya tidak mau menggunakannya, namun karena orangtua saya yang dulu sebelum saya bekerja mendaftarkan saya sehingga saya harus melanjutkan dalam beberapa tahun lagi.

Setelah memutuskan ingin memilih asuransi yang berbasis syariah, tanpa disangka lokasi kantor perusahaan tersebut berada dekat dengan kantor saya bekerja. Langsung saya mohon izin untuk menemani istri tercinta menuju kantor tersebut yang berada di daerah kemacetan luar biasa.

Sampai disana kami disambut oleh seorang bapak yang masih cukup muda. Pada awalnya saya malas untuk bertanya-tanya disana, tapi karena saya ingin tahu dan saya melihat bapak tersebut adalah orang yang asik dan baik saya langsung banyak bertanya dibanding istri saya. Maklum saja, saya sangat senang untuk mencaritahu hal yang baru.

Saya bercerita bahwa saya sedang menggunakan asuransi jenis lain yang syariah juga namun perusahaan tersebut juga memiliki asuransi konvensional. Sehingga secara terus terang saya pun ragu apakah asuransi yang saya gunakan itu murni syariah ataukah seperti apa. Karena memang saya memiliki kewajiban untuk melanjutkan yang sudah dibayarkan oleh orangtua saya sejak 2009 lalu.

“Kalau ada halal, ada haram, nah ada juga diantara mereka itu namanya subhat. Sekarang ibarat ada restoran makan, ada makanan halal tapi juga jual makanan haram, terus dimasak di satu penggorengan. Dan kita gatau lagi dapurnya kayak apa. Bisa jadi, yang halal masaknya kecampur sama yang haram, kan bahaya. Nah itu namanya subhat. Haram sih engga, tapi kalau bisa jangan diambil, karena ulama juga menganjurkan yang murni halal aja kalau bisa mah”

Saya pun kemudian berpikir apa yang dikatakan oleh bapak tersebut benar adanya. Jika ada yang halal, kenapa harus cari yang setengah-setengah. Sedih sekali mendengar apa yang dikatakan oleh bapak itu. Sedih karena ternyata saya menggunakan jenis yang bisa dibilang subhat. Tapi tidak bisa dikatakan seperti itu juga karena saya harus mencari informasi terlebih dahulu, wehehehe.

Hanya saja kalau saya bisa mengatakan kepada sahabat semua, kalau bisa memilih yang sudah pasti syariah, pilihlah yang syariah. Karena sudah pasti baik. Saya pun jika boleh memilih, saya akan memilih yang sudah pasti syariah, bukan yang subhat, apalagi haram.


Sama seperti memilih makanan, kalau ada yang baik dan halal, kenapa harus memiih yang tidak baik?? J