Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia
LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI
Semangat Menebar Inspirasi
Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.
Fasilitator Yayasan Aids Indonesia
Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.
Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain
Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit
Aparatur Sipil Negara Lemigas
Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM
Sabtu, 30 April 2016
Tidak Berpendidikan
Rabu, 27 April 2016
Pemuda Tanpa Pacaran
Sahabat, cinta itu suci. Janganlah kita nodai dengan perilaku dan perbuatan kita yang keliru. Sayang sekali jika kita melakukan hal itu. Sebagai contoh, seringkali mungkin kita menganggap memegang tangan lawan jenis merupakan hal yang biasa, padahal sebenarnya tidak tepat.
Selain itu, seringkali mungkin kita menganggap bahwa untuk memberikan rasa cinta kepada lawan jenis itu dengan mengatakan “I love you” dan mengajaknya untuk menjalani hubungan ‘terlarang’, yaitu pacaran. Padahal dalam Islam sama sekali tidak diajarkan mengenai pacaran.
Pertanyaannya kemudian adalah apakah itu semua murni kita yang tidak tahu ataukan ada faktor lain sehingga sebagian dari kita menganggap bahwa itu adalah hal yang biasa-biasa saja, tidak perlu dilebih-lebihkan.
Sekarang ini adalah zaman dimana media sangat berpengaruh. Apalagi dengan media elektronik. Jika kita suka menonton tayangan-tayangan yang ada di televisi, banyak sekali tayangan yang sangat tidak mendidik, apalagi bagi anak-anak dan juga remaja.
Tayangan bagaimana berpegangan tangan, berpelukan, bahkan ‘cipika-cipiki’ (cium pipi kanan cium pipi kiri) dengan lawan jenis menjadi sangat biasa. Hal ini sungguh sangat berpengaruh terhadap cara berpikir bagi mereka yang menontonnya, khususnya anak-anak dan remaja yang memang masih dalam pencarian jati diri.
Sahabat, pertanyaan saya kemudian hadir bagi pembaca yang membaca tulisan saya ini. Pertama, masih ingatkah kita dengan sesuatu yang Allah larang. Kedua, relakah tangan, wajah, dan tubuh sahabat yang indah itu dipegang oleh mereka yang bukan mahromnya, terutama jika sahabat adalah seorang wanita. Terakhir, tidakkah sahabat terpikir bahwa Allah akan memberikan jodoh yang baik kepada seseorang yang baik, begitupun sebaliknya.
Saya merasa sangat sedih, khususnya bagi seorang wanita yang seringkali menjadi korban dari sesuatu yang disebut ‘pacaran’ ini. Sedih karena seorang wanita harusnya menjaga seluruh yang ada pada dirinya yang indah untuk tidak dipegang oleh lelaki jika belum halal. Bagi seorang pria? Saya pun sering merasa sedih, mengapa ada pria yang tega melakukan hal yang dilarang oleh Allah tapi dengan begitu tenangnya.
Sungguh, Allah menjanjikan kenikmatan ketika kita mampu menahan diri kita dari segala sesuatu yang Allah larang. Janganlah kita mengotori diri dan hati kita dari hal-hal yang tidak baik dan tidak benar.
CInta Itu Anugrah
Cinta itu indah. Keindahan cinta tidak bisa dibayar dengan apapun juga. Yang bisa merasakan cinta itu ialah hati ini. Hati yang bersih, maka perasaan cinta akan terasa tulus. Begitupun sebaliknya, jika hati ini kotor, maka cinta yang terasa tidak akan tulus dan seindah pada awalnya ia hadir.
Bagi sebagian orang, menafsirkan cinta itu ialah dengan merasakan perasaan yang berbeda kepada satu orang lawan jenis dengan cara yang benar, menikahinya. Tapi bagi sebagian orang yang lain, menafsirkan cinta itu ialah dengan cara yang baginya ‘benar’ namun sebenarnya keliru.
Yaa, di zaman yang serba luar biasa ini, seringkali kita disuguhi oleh tontonan-tontonan yang membuat seakan-akan hal yang sebenarnya dilarang oleh Allah menjadi biasa saja. Suguhan tayangan yang merasa bahwa antara lelaki dan wanita yang belum menikah seperti terlihat halal dan bebas untuk bersentuhan.
Sungguh miris sebenarnya. Namun memang sulit untuk kita hindari. Jalan terbaik agar minimal kita bisa terhindar dari pengaruh seperti itu ya dengan tidak menonton tayangan-tayangan seperti itu. Sulit? Bisaa, hehe.
Oke, cinta itu bersih sahabat. Kitalah yang sering membuatnya menjadi kotor. Kitalah yang membuatnya menjadi arti sebenarnya dari cinta itu ternoda. Tidak ada cinta yang menyakitkan. Mungkin kita sering mendengar seseorang sakit karena cinta, entah itu karena patah hati ataupun karena mencintai seseorang namun tidak bisa mengungkapkannya karena berbagai alas an.
Janganlah kita menodai keaslian dari cinta itu sendiri sahabat. Cinta yang paling menyenangkan adalah ketika bisa menyukai sesuatu, baik itu orang maupun yang lainnya semata-mata karena untuk beribadah kepada Allah.
Mencintai oranglain karena ingin beribadah kepada-Nya. Mencintai pekerjaan semata-mata karena nilai pahala yang tinggi yang Allah janjikan. Mencintai barang, lakukanlah karena memang itu untuk lebih mendekatkan kita pada-Nya.
Minggu, 24 April 2016
Jangan Lebay
Seperti biasa saya berangkat ke kantor dengan sepeda motor, namun hari ini saya menggunakan motor adik saya karena motor yang biasa saya gunakan ternyata dipakai olehnya untuk ke kampusnya. Perjalanan menuju kantor saya sungguh luar biasa, dibutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Mungkin bukan hanya ke kantor saya saja, tapi sepertinya ke daerah manapun di Jakarta dibutuhkan kesabaran ekstra tinggi.
Macet luar biasa, polusi makin menggila, panas terik matahari yang terkadang membuat mata sulit untuk melek. Yak, itulah sekelumit keadaan jika kita tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya, ibukota Negara Indonesia tercinta.
Kembali lagi hal yang ingin saya bahas. Di tengah perjalanan, saya melihat 2 motor di depan saya saling bersenggolan. Memang karena kondisi jalan yang rusak, sehingga motor yang terlihat menyenggol kendaraan di depannya seperti sulit untuk mengendalikan motornya.
Yang jadi permasalahan bukanlah menyenggol motornya, tapi ban depan si bapak itu mengenai wilayah tulang kering dari si mas yang disenggolnya. Tidak kencang, hanya terlihat menyenggol pelan wilayah tulang kering sehingga ban depan yang dikendarai si mas mengenai celana biru tua dari si mas.
Terlihat sangat kesal si mas itu, karena dia eperti marah-marah kepada si bapak yang sepertinya sudah minta maaf. Sembari kemudian berjalan kembali kedua motor itu, saya sengaja mengikuti dari belakang karena penasaran apa yang akan dilakukan oleh kedua orang itu. Si bapak terlihat santai saja karena memang sudah minta maaf dan memang tidak ada yang terluka. Namun yang unik adalah si mas yang terlihat sangat sebal luar biasa.
Sekalian menarik gas motornya, sesekali si mas itu membersihkan celana sebelah kiri yang terkena ban motor si bapak. Sambil membersihkan, mas itu melihat bapaknya yang memang masih berada di belakangnya. Membersihkan lagi, melihat-lihat lagi seperti belum menerima. Membersihkan lagi, kemudian sambil mengepalkan tangan dan sangat terlihat seperti orang yang sangat kesal membuang kepalan tangannya itu ke depan seperti orang yang ingin meninju orang lain.
Mengeleng-gelengkan kepala seperti tidak percaya. Membersihkan lagi, melihat lagi. Seperti itu terus yang dilakukan sampai kelihatannya dia yakin bahwa celananya telah bersih kemudian saya yang bosan dan sebal juga sebenarnya melihat hal itu, menyalipnya dengan menggeleng-gelengkan kepala saya saja.
Saya kemudian berpikir dan heran, mengapa bisa si mas tersebut menjadi sedemikian sebalnya dengan si bapak. Saya hanya bisa mengatakan bahwa inilah kehidupan. Apalagi kehidupan di Jakarta yang sungguh berbeda jika kita melihat kehidupan di daerah Pulau Jawa yang memang sangat lembut.
Saya kemudian teringat oleh pesan yang disampaikan guru saya, “ketika kita pergi ke kantor, ke sekolah, ke tempat dimana kita berusaha untuk beribadah kepada Allah, janganlah memulainya dengan hati yang kotor. Karena jika kita sudah memulai dengan hati yang kotor, bisa dipastikan apa yang akan kita dapatkan, sulit untuk kita terima”.
Dalam hidup ini, kesabaran itu sangatlah dibutuhkan. Kesabaran itu tidaklah ada batasnya. Keliru jika kita mengatakan bahwa sabra itu ada batasnya, kalau sabar itu terbatas dan ketika batas itu habis kemudian kita marah, berarti kita tidak sabar. Sungguh sangat menyenangkan ketika kita bisa tersenyum di saat kita mendapat musibah. Dengan tersenyum, hati akan menjadi tenang dan kebahagiaan akan menghampiri kita dengan sendirinya.
Sahabat, ketika musibah datang, ketika hal yang tidak harapkan menimpa diri kita, yuk tersenyum sabar. Hati senang, pikiran tenang, apa yang kita dapatkan dengan niat ibadah pasti akan kita terima dengan baik.
Kamis, 21 April 2016
Bermanfaat Bagi Oranglain
Setidaknya itulah yang selama ini saya pelajari selama saya hidup. Sudah hampir 2 tahun yang lalu saya lulus dari dunia pendidikan kuliah S-1 di Jogja. Dimana saya begitu banyak belajar mengenai pentingnya arti kehidupan bagi sesama. Dimana saya diajarkan ilmu kehidupan yang sangat luar biasa, karena jauh dari orangtua sehingga harus hidup secara mandiri.
Pelajaran lebih berharga benar-benar saya dapatkan selama menjalani kehidupan setelah kuliah. Setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan mencari pekerjaan kantoran dalam waktu sementara karena ingin lebih mendalami ilmu kehidupan. Alhamdulilah saya dipertemukan dengan orang yang sungguh luar biasa. Awalnya saya tidak mengenal, namun saat ini saya cukup mengenalnya, dan semua itu berkat izin dari Allah SWT.
Saya belajar banyak bahwa hidup ini begitu singkat. Hidup ini tidak akan bernilai manfaaat jika yang kita lakukan tidak dilakukan untuk kebermanfaatan bagi banyak orang. Sungguh sia-sia orang yang hidup seperti ini. Namun pertanyaannya, apakah pekerjaan, kegiatan yang kita lakukan setiap hari ini sudah termasuk ke dalam hal yang penuh dengan nilai manfaat?
Saya pun sungguh takut ketika apa yang saya lakukan setiap harinya tidak bermakna. Tidak bermanfaat. Jangankan bermanfaat untuk oranglain, bagi diri sendiri saja sudah sulit apalagi untuk oranglain. Terkadang pemikiran itulah yang menghinggapi pikiran saya. Lemas rasanya kalau sudah seperti itu.
Tapi sungguh, tidak akan pernah maju dan benar-benar menjadi lebih baik ketika kita diam dan tidak bergerak. Begitu banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan hal tersebut. Bohong jika kita tidak dapat melakukan satu hal yang dapat berguna bagi oranglain dalam keidupan ini sekalipun kita bekerja sebagai pegawai kantoran yang biasanya melakukan rutinitas pergi pagi pulang petang bahkan malam.
Saya begitu banyak belajar dari guru kehidupan saya. Masih muda, melakukan banyak hal yang bernilai manfaat bagi oranglain walaupun berstatus sebagai pegawai institusi. Alasan apa yang ingin kita berikan kepada diri kita sendiri karena kita belum bisa bermanfaat bagi banyak oranglain? Hehe.
Sahabat, saya belajar, saya berguru. Sahabat pun begitu, sahabat belajar, sahabat berguru juga. Saya mohon bimbingan agar saya senantiasa dapat bermanfaat bagi sahabat semua. Saya tidak ingin hidup ini hanya sebagai kehidupan yang sia-sia.
Jadilah manusia Pembelajar
Ketika lulus, saya mencoba untuk berusaha menjadi seorang public speaker yang ternyata saya senang melakukannya. Namun saya harus terus belajar sampai nanti pada waktunya saya akan menjadi seorang yang expert di bidang tersebut. Sulit memang, namun saya terus berusaha untuk belajar dengan guru terbaik yang saya temui.
Ketika senang menjadi seorang public speaker, ternyata saya dituntut untuk menulis. Menulis apapun yang bisa menginspirasi banyak orang. Sejujurnya itu sulit bagi saya karena saya bukanlah ahli dalam bidang ini dan sangat jarang melakukannya kecuali ketika sekolah dasar yang mana ditugaskan untuk mengarang pada pelajaran Bahasa Indonesia.
Ketika menulis sudah menjadi salah satu kesenangan yang saya ikhlas untuk melakukannya, kemudian ditantang kembali untuk melakukan hal yang berbeda. Kali ini saya sedang berusaha untuk membuat suatu aktivitas menulis juga, namun yang berbeda kali ini adalah menulis naskah/script tulisan yang mana nantinya akan dilanjutkan untuk dibuat dalam film pendek ataupun sejenisnya. Sulit sekali rasanya, namun saya yakin bahwa saya dapat melakukannya.
Semua aktivitas yang saya lakukan itu bukanlah hal yang saya tekuni sedari kecil, sehingga butuh usaha keras untuk dapat melakukan, menyelesaikan, dan terus belajar sehingga diri ini terus bertumbuh dan berkembang untuk memberikan manfaat positif bagi sesama.
Ketika melihat guru kehidupan saya yang saya terus belajar darinya. Yang pada awalnya tidak memiliki keahlian berbicara, namun sekarang menjadi salah satu pembicara yang cukup dikenal di Indonesia. Kemudian yang tadinya tidak bisa menulis, yang mana ketika menulis biasanya dimulai dengan kalimat “pada suatu hari”, kali ini sudah dapat menghasilkan beberapa buku dan bermanfaat bagi banyak orang. Dan masih banyak yang lainnya.
Saya percaya sekali bahwa tidak ada yang sulit di dunia ini. Yang ada hanyalah kita yang kurang berusaha keras untuk mencapainya. Padahal Allah sudah memberikan segalanya di dunia ini untuk dipelajari demi kemudahan dan kesuksesan hidup kita.
Ketika kita menyerah dalam menggapainya, mari kita tanyakan pada diri ini apakah usaha yang kita lakukan sudah maksimal. Jika jawabannya belum, berarti kita wajib untuk lebih berusaha lagi. Ketika jawabannya sudah, berarti kita wajib untuk bertanya pada diri ini apakah diri kita sudah mendekat pada-Nya . . .
Mohon doa agar apa yang saya lakukan senantiasa dapat bermanfaat untuk banyak orang walaupun belumlah luas. Minimal selalu berusaha untuk belajar dan memberi yang terbaik.
Sesungguhnya menjadi manusia yang selalu dan selalu belajar merupakan satu kewajiban. Bahkan konon katanya ada pepatah yang mengatakan, “Belajarlah kalian dari keluar rahim sampai liang lahat” . Yang itu berarti kita diwajibkan untuk belajar sejak lahir sampai meninggal dunia.
Kamis, 07 April 2016
Kesalahan Kecil
Dalam hidup ini, kita tidak dapat hidup seorang diri. Karena memang Allah sudah menakdirkan bahwa kita haruslah hidup dalam kebersamaan, dan saling tolong-menolong terutama dalam kebaikan. Karena itu sudah tentu kita memiliki kewajiban untuk menjaga tali persaudaraan kepada siapa saja yang kita kenal.
Saya yang pada awalnya mengatakan kapok untuk pergi ke Jakarta Kota dengan CL, kemudian menarik kembali perkataan saya, bahwa saya akan pergi ke Jakarta Kota dengan CL saja, lebih cepat, adem, tidak capek. Hanya sabar saja mungkin karena penuh sesak.
Seperti halnya yang saya lakukan. Sebenarnya petunjuk untuk menuju Stasiun Jakarta Kota jika melalui stasiun transit Kampung Bandan benar-benar cepat, namun saya lebih memilih Manggarai karena saya menganggap Manggarai lebih tenar dibanding Kampung Bandan.