Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Sabtu, 30 April 2016

Tidak Berpendidikan


Jangan ngaku sebagai orang berpendidikan kalau kerjanya malas-malasan

Jangan ngaku sebagai orang berpendidikan kalau kerjanya korupsi uang rakyat

Jangan ngaku sebagai orang berpendidikan kalau kerjanya tidak jujur dan selalu mencari pembenaran

Jangan ngaku sebagai orang berpendidikan kalau ketika kerja inginnya mendapatkan pujian tapi yang dilakukan hanya bermain handphone saja

Jangan ngaku sebagai orang berpendidikan kalau ketika ingin berangkat kerja, berangkat sekolah, tapi untuk antri lampu  merah lalu lintas tidak sabar

Jangan ngaku sebagai orang berpendidikan kalau unuk antri belanja ketika di supermarket saja 
malasnya bukan main

Bagaimana mau maju dan berkembang ketika semua hal di atas itu seringkali kita lakukan

Bagaimana mau maju dan berkembang ketika semua hal di atas kita lakukan dengan penuh kesadaran, dan tidak ingin disalahkan kala ada oranglain menasihatinya

Yah, luar biasa bukan? Apakah hal di atas sering kita lakukan sahabat?


Semoga kita semua tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang seperti itu. Aamiin . . . .

Rabu, 27 April 2016

Pemuda Tanpa Pacaran


Jatuh cinta adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Tapi bisa juga jadi sangat menyakitkan. Tergantung dari sisi mana kita memandangnya.

Jatuh cinta itu memiliki kenikmatan bagi orang-orang yang memiliki hati. Dan sulit dirasakan oleh orang-orang yang hatinya keras dan membatu.

Dan jatuh cinta itu suci. Suci bagi yang benar-benar memaknainya dengan baik dan benar. Dia akan menjadi kotor dan tidak berarti jika kita salah memaknainya.

Saya banyak bertemu dengan orang-orang yang merasakan jatuh cinta kepada lawan jenis dan banyak dari mereka yang bingung bagaimana cara memberikan rasa cintanya kepada orang yang dicintai tersebut.

Saya sering mendapat curhatan dari teman-teman, dan juga orang-orang yang mungkin baru mengenal saya perihal apa yang harus dilakukan dengan perasaan cintanya itu. Saya yang mendengar hanya bisa tesenyum sembari memberi masukan kepada mereka apa yang dapat mereka lakukan.

Sahabat, cinta itu suci. Janganlah kita nodai dengan perilaku dan perbuatan kita yang keliru. Sayang sekali jika kita melakukan hal itu. Sebagai contoh, seringkali mungkin kita menganggap memegang tangan lawan jenis merupakan hal yang biasa, padahal sebenarnya tidak tepat.

Selain itu, seringkali mungkin kita menganggap bahwa untuk memberikan rasa cinta kepada lawan jenis itu dengan mengatakan “I love you” dan mengajaknya untuk menjalani hubungan ‘terlarang’, yaitu pacaran. Padahal dalam Islam sama sekali tidak diajarkan mengenai pacaran.

Pertanyaannya kemudian adalah apakah itu semua murni kita yang tidak tahu ataukan ada faktor lain sehingga sebagian dari kita menganggap bahwa itu adalah hal yang biasa-biasa saja, tidak perlu dilebih-lebihkan.

Sekarang ini adalah zaman dimana media sangat berpengaruh. Apalagi dengan media elektronik. Jika kita suka menonton tayangan-tayangan yang ada di televisi, banyak sekali tayangan yang sangat tidak mendidik, apalagi bagi anak-anak dan juga remaja.

Tayangan bagaimana berpegangan tangan, berpelukan, bahkan ‘cipika-cipiki’ (cium pipi kanan cium pipi kiri) dengan lawan jenis menjadi sangat biasa. Hal ini sungguh sangat berpengaruh terhadap cara berpikir bagi mereka yang menontonnya, khususnya anak-anak dan remaja yang memang masih dalam pencarian jati diri.

Sahabat, pertanyaan saya kemudian hadir bagi pembaca yang membaca tulisan saya ini. Pertama, masih ingatkah kita dengan sesuatu yang Allah larang. Kedua, relakah tangan, wajah, dan tubuh sahabat yang indah itu dipegang oleh mereka yang bukan mahromnya, terutama jika sahabat adalah seorang wanita. Terakhir, tidakkah sahabat terpikir bahwa Allah akan memberikan jodoh yang baik kepada seseorang yang baik, begitupun sebaliknya.

Saya merasa sangat sedih, khususnya bagi seorang wanita yang seringkali menjadi korban dari sesuatu yang disebut ‘pacaran’ ini. Sedih karena seorang wanita harusnya menjaga seluruh yang ada pada dirinya yang indah untuk tidak dipegang oleh lelaki jika belum halal. Bagi seorang pria? Saya pun sering merasa sedih, mengapa ada pria yang tega melakukan hal yang dilarang oleh Allah tapi dengan begitu tenangnya.

Sungguh, Allah menjanjikan kenikmatan ketika kita mampu menahan diri kita dari segala sesuatu yang Allah larang. Janganlah kita mengotori diri dan hati kita dari hal-hal yang tidak baik dan tidak benar.

PemudaTanpaPacaran?? Siapa Takut . . .

CInta Itu Anugrah


Cinta itu anugrah. Anugrah yang Allah berikan bagi kita makhluk-Nya, manusia. Jika kita menolak cinta, itu sama artinya dengan kita menolak anugrah yang Allah berikan kepada kita. Padahal cinta itu menyenangkan, jika kita dapat menafsirkan dengan baik dan benar.

Cinta itu indah. Keindahan cinta tidak bisa dibayar dengan apapun juga. Yang bisa merasakan cinta itu ialah hati ini. Hati yang bersih, maka perasaan cinta akan terasa tulus. Begitupun sebaliknya, jika hati ini kotor, maka cinta yang terasa tidak akan tulus dan seindah pada awalnya ia hadir.

Bagi sebagian orang, menafsirkan cinta itu ialah dengan merasakan perasaan yang berbeda kepada satu orang lawan jenis dengan cara yang benar, menikahinya. Tapi bagi sebagian orang yang lain, menafsirkan cinta itu ialah dengan cara yang baginya ‘benar’ namun sebenarnya keliru.

Yaa, di zaman yang serba luar biasa ini, seringkali kita disuguhi oleh tontonan-tontonan yang membuat seakan-akan hal yang sebenarnya dilarang oleh Allah menjadi biasa saja. Suguhan tayangan yang merasa bahwa antara lelaki dan wanita yang belum menikah seperti terlihat halal dan bebas untuk bersentuhan.

Sungguh miris sebenarnya. Namun memang sulit untuk kita hindari. Jalan terbaik agar minimal kita bisa terhindar dari pengaruh seperti itu ya dengan tidak menonton tayangan-tayangan seperti itu. Sulit? Bisaa, hehe.

Oke, cinta itu bersih sahabat. Kitalah yang sering membuatnya menjadi kotor. Kitalah yang membuatnya menjadi arti sebenarnya dari cinta itu ternoda. Tidak ada cinta yang menyakitkan. Mungkin kita sering mendengar seseorang sakit karena cinta, entah itu karena patah hati ataupun karena mencintai seseorang namun tidak bisa mengungkapkannya karena berbagai alas an.

Janganlah kita menodai keaslian dari cinta itu sendiri sahabat. Cinta yang paling menyenangkan adalah ketika bisa menyukai sesuatu, baik itu orang maupun yang lainnya semata-mata karena untuk beribadah kepada Allah.

Mencintai oranglain karena ingin beribadah kepada-Nya. Mencintai pekerjaan semata-mata karena nilai pahala yang tinggi yang Allah janjikan. Mencintai barang, lakukanlah karena memang itu untuk lebih mendekatkan kita pada-Nya.

Usia yang singkat, jika kita tidak melakukannya karena Allah akan terasa sia-sia. Yuk hijrah. Berubah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT . . .

Minggu, 24 April 2016

Jangan Lebay


Pagi ini saya dikejutkan dengan kejadian yang cukup aneh menurut saya. Kejadian yang sebenarnya tidak perlu untuk dibesar-besarkan namun entah karena ‘lebay’ atau memang karena sangat penting, sehingga hal yang saya lihat itu sungguh tidak layak untuk ditiru.

Seperti biasa saya berangkat ke kantor dengan sepeda motor, namun hari ini saya menggunakan motor adik saya karena motor yang biasa saya gunakan ternyata dipakai olehnya untuk ke kampusnya. Perjalanan menuju kantor saya sungguh luar biasa, dibutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Mungkin bukan hanya ke kantor saya saja, tapi sepertinya ke daerah manapun di Jakarta dibutuhkan kesabaran ekstra tinggi.

Macet luar biasa, polusi makin menggila, panas terik matahari yang terkadang membuat mata sulit untuk melek. Yak, itulah sekelumit keadaan jika kita tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya, ibukota Negara Indonesia tercinta.

Kembali lagi hal yang ingin saya bahas. Di tengah perjalanan, saya melihat 2 motor di depan saya saling bersenggolan. Memang karena kondisi jalan yang rusak, sehingga motor yang terlihat menyenggol kendaraan di depannya seperti sulit untuk mengendalikan motornya.

Yang jadi permasalahan bukanlah menyenggol motornya, tapi ban depan si bapak itu mengenai wilayah tulang kering dari si mas yang disenggolnya. Tidak kencang, hanya terlihat menyenggol pelan wilayah tulang kering sehingga ban depan yang dikendarai si mas mengenai celana biru tua dari si mas.

Terlihat sangat kesal si mas itu, karena dia eperti marah-marah kepada si bapak yang sepertinya sudah minta maaf. Sembari kemudian berjalan kembali kedua motor itu, saya sengaja mengikuti dari belakang karena penasaran apa yang akan dilakukan oleh kedua orang itu. Si bapak terlihat santai saja karena  memang sudah minta maaf dan memang tidak ada yang terluka. Namun yang unik adalah si mas yang terlihat sangat sebal luar biasa.

Sekalian menarik gas motornya, sesekali si mas itu membersihkan celana sebelah kiri yang terkena ban motor si bapak. Sambil membersihkan, mas itu melihat bapaknya yang memang masih berada di belakangnya. Membersihkan lagi, melihat-lihat lagi seperti belum menerima. Membersihkan lagi, kemudian sambil mengepalkan tangan dan sangat terlihat seperti orang yang sangat kesal membuang kepalan tangannya itu ke depan seperti orang yang ingin meninju orang lain.

Mengeleng-gelengkan kepala seperti tidak percaya. Membersihkan lagi, melihat lagi. Seperti itu terus yang dilakukan sampai kelihatannya dia yakin bahwa celananya telah bersih kemudian saya yang bosan dan sebal juga sebenarnya melihat hal itu, menyalipnya dengan menggeleng-gelengkan kepala saya saja.

Saya kemudian berpikir dan heran, mengapa bisa si mas tersebut menjadi sedemikian sebalnya dengan si bapak. Saya hanya bisa mengatakan bahwa inilah kehidupan. Apalagi kehidupan di Jakarta yang sungguh berbeda jika kita melihat kehidupan di daerah Pulau Jawa yang memang sangat lembut.

Saya kemudian teringat oleh pesan yang disampaikan guru saya, “ketika kita pergi ke kantor, ke sekolah, ke tempat dimana kita berusaha untuk beribadah kepada Allah, janganlah memulainya dengan hati yang kotor. Karena jika kita sudah memulai dengan hati yang kotor, bisa dipastikan apa yang akan kita dapatkan, sulit untuk kita terima”.

Dalam hidup ini, kesabaran itu sangatlah dibutuhkan. Kesabaran itu tidaklah ada batasnya. Keliru jika kita mengatakan bahwa sabra itu ada batasnya, kalau sabar itu terbatas dan ketika batas itu habis kemudian kita marah, berarti kita tidak sabar. Sungguh sangat menyenangkan ketika kita bisa tersenyum di saat kita mendapat musibah. Dengan tersenyum, hati akan menjadi tenang dan kebahagiaan akan menghampiri kita dengan sendirinya.

Sahabat, ketika musibah datang, ketika hal yang tidak harapkan menimpa diri kita, yuk tersenyum sabar. Hati senang, pikiran tenang, apa yang kita dapatkan dengan niat ibadah pasti akan kita terima dengan baik.

Semoga pembelajaran si mas dan si bapak pengendara motor dapat sahabat ambil hikmahnya. Mungkin saya bukanlah orang yang ahli dalam menafsirkan isi pikiran, tapi saya percaya sahabat pasti dapat mengerti apa yang saya maksudkan pada tulisan di atas, hehe.

Kamis, 21 April 2016

Bermanfaat Bagi Oranglain


Menginspirasi orang banyak memang dibutuhkan usaha yang keras. Tidak bisa hanya dilakukan dengan usaha yang biasa saja. Tidak bisa dilakukan dengan hal yang selalu kita ulang secara terus menerus. Bahayanya jika hal yang dilakukan secara terus menerus tersebut sama sekali tidak membawa kita menuju jalan untuk membuat orang lain menjadi terinspirasi.

Setidaknya itulah yang selama ini saya pelajari selama saya hidup. Sudah hampir 2 tahun yang lalu saya lulus dari dunia pendidikan kuliah S-1 di Jogja. Dimana saya begitu banyak belajar mengenai pentingnya arti kehidupan bagi sesama. Dimana saya diajarkan ilmu kehidupan yang sangat luar biasa, karena jauh dari orangtua sehingga harus hidup secara mandiri.

Pelajaran lebih berharga benar-benar saya dapatkan selama menjalani kehidupan setelah kuliah. Setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan mencari pekerjaan kantoran dalam waktu sementara karena ingin lebih mendalami ilmu kehidupan. Alhamdulilah saya dipertemukan dengan orang yang sungguh luar biasa. Awalnya saya tidak mengenal, namun saat ini saya cukup mengenalnya, dan semua itu berkat izin dari Allah SWT.

Saya belajar banyak bahwa hidup ini begitu singkat. Hidup ini tidak akan bernilai manfaaat jika yang kita lakukan tidak dilakukan untuk kebermanfaatan bagi banyak orang. Sungguh sia-sia orang yang hidup seperti ini. Namun pertanyaannya, apakah pekerjaan, kegiatan yang kita lakukan setiap hari ini sudah termasuk ke dalam hal yang penuh dengan nilai manfaat?

Saya pun sungguh takut ketika apa yang saya lakukan setiap harinya tidak bermakna. Tidak bermanfaat. Jangankan bermanfaat untuk oranglain, bagi diri sendiri saja sudah sulit apalagi untuk oranglain. Terkadang pemikiran itulah yang menghinggapi pikiran saya. Lemas rasanya kalau sudah seperti itu.

Tapi sungguh, tidak akan pernah maju dan benar-benar menjadi lebih baik ketika kita diam dan tidak bergerak. Begitu banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan hal tersebut. Bohong jika kita tidak dapat melakukan satu hal yang dapat berguna bagi oranglain dalam keidupan ini sekalipun kita bekerja sebagai pegawai kantoran yang biasanya melakukan rutinitas pergi pagi pulang petang bahkan malam.

Saya begitu banyak belajar dari guru kehidupan saya. Masih muda, melakukan banyak hal yang bernilai manfaat bagi oranglain walaupun berstatus sebagai pegawai institusi. Alasan apa yang ingin kita berikan kepada diri kita sendiri karena kita belum bisa bermanfaat bagi banyak oranglain? Hehe.

Sahabat, saya belajar, saya berguru. Sahabat pun begitu, sahabat belajar, sahabat berguru juga. Saya mohon bimbingan agar saya senantiasa dapat bermanfaat bagi sahabat semua. Saya tidak ingin hidup ini hanya sebagai kehidupan yang sia-sia.

Sejatinya manusia terbaik adalah manusia yang dapat memberikan manfaat kepada banyak orang

Hati ini akan semakin bahagia ketika kita sudah merasa bermanfaat bagi banyak orang

Jadilah manusia Pembelajar


Berusaha sesuatu yang baru tidaklah mudah, tapi tidaklah sulit. Setidaknya itulah yang saya rasakan dalam beberapa tahun ini. Ketika tidak nyaman dengan kondisi semasa kuliah dulu, saya mencoba berbaur dengan beberapa sahabat untuk beraktivitas sosial yang mungkin di kampus saya sendiri belum banyak dilakukan oleh teman-teman semasa kuliah dulu.

Ketika lulus, saya mencoba untuk berusaha menjadi seorang public speaker yang ternyata saya senang melakukannya. Namun saya harus terus belajar sampai nanti pada waktunya saya akan menjadi seorang yang expert di bidang tersebut. Sulit memang, namun saya terus berusaha untuk belajar dengan guru terbaik yang saya temui.

Ketika senang menjadi seorang public speaker, ternyata saya dituntut untuk menulis. Menulis apapun yang bisa menginspirasi banyak orang. Sejujurnya itu sulit bagi saya karena saya bukanlah ahli dalam bidang ini dan sangat jarang melakukannya kecuali ketika sekolah dasar yang mana ditugaskan untuk mengarang pada pelajaran Bahasa Indonesia.

Ketika menulis sudah menjadi salah satu kesenangan yang saya ikhlas untuk melakukannya, kemudian ditantang kembali untuk melakukan hal yang berbeda. Kali ini saya sedang berusaha untuk membuat suatu aktivitas menulis juga, namun yang berbeda kali ini adalah menulis naskah/script tulisan yang mana nantinya akan dilanjutkan untuk dibuat dalam film pendek ataupun sejenisnya. Sulit sekali rasanya, namun saya yakin bahwa saya dapat melakukannya.

Semua aktivitas yang saya lakukan itu bukanlah hal yang saya tekuni sedari kecil, sehingga butuh usaha keras untuk dapat melakukan, menyelesaikan, dan terus belajar sehingga diri ini terus bertumbuh dan berkembang untuk memberikan manfaat positif bagi sesama.

Ketika melihat guru kehidupan saya yang saya terus belajar darinya. Yang pada awalnya tidak memiliki keahlian berbicara, namun sekarang menjadi salah satu pembicara yang cukup dikenal di Indonesia. Kemudian yang tadinya tidak bisa menulis, yang mana ketika menulis biasanya dimulai dengan kalimat “pada suatu hari”, kali ini sudah dapat menghasilkan beberapa buku dan bermanfaat bagi banyak orang. Dan masih banyak yang lainnya.

Saya percaya sekali bahwa tidak ada yang sulit di dunia ini. Yang ada hanyalah kita yang kurang berusaha keras untuk mencapainya. Padahal Allah sudah memberikan segalanya di dunia ini untuk dipelajari demi kemudahan dan kesuksesan hidup kita.

Ketika kita menyerah dalam menggapainya, mari kita tanyakan pada diri ini apakah usaha yang kita lakukan sudah maksimal. Jika jawabannya belum, berarti kita wajib untuk lebih berusaha lagi. Ketika jawabannya sudah, berarti kita wajib untuk bertanya pada diri ini apakah diri kita sudah mendekat pada-Nya . . .

Mohon doa agar apa yang saya lakukan senantiasa dapat bermanfaat untuk banyak orang walaupun belumlah luas. Minimal selalu berusaha untuk belajar dan memberi yang terbaik.

Sesungguhnya menjadi manusia yang selalu dan selalu belajar merupakan satu kewajiban. Bahkan konon katanya ada pepatah yang mengatakan, “Belajarlah kalian dari keluar rahim sampai liang lahat” . Yang itu berarti kita diwajibkan untuk belajar sejak lahir sampai meninggal dunia.

Semoga saya dan sahabat pembaca senantiasa menjadi pribadi pembelajar . . .

Kamis, 07 April 2016

Kesalahan Kecil



Dalam hidup ini, kita tidak dapat hidup seorang diri. Karena memang Allah sudah menakdirkan bahwa kita haruslah hidup dalam kebersamaan, dan saling tolong-menolong terutama dalam kebaikan. Karena itu sudah tentu kita memiliki kewajiban untuk menjaga tali persaudaraan kepada siapa saja yang kita kenal.

Berpegang pada prinsip tersebut, maka pada tanggal 3 April 2016 saya kemudian melakukan pertemuan dengan sahabat sekaligus guru yang membuat saya berkembang dalam hidup ini. Dia adalah Mas Arry dan juga istrinya. Tidak lupa saya mengajak istri tercinta pula. Lebih baiknya lagi, istri saya pun mengajak sahabat sekaligus orang yang dianggap kakaknya sendiri untuk bertemu juga, karena kebetulan dia bekerja di Jakarta.

Pertemuan kami jadwalkan di Mangga Dua, Jakarta Pusat. Kemudian saya dan istri berpikir untuk tidak menggunakan motor kesana, melainkan dengan kereta commuter line yang memang kita tahu CL akan berhenti disana. Tapi yang kami tidak tahu adalah rute bagaimana harus kesana. “Tenang aja, kan ada rutenya di kereta, jadi gampaaang” , pikirku saat itu.

Perjalanan kami lakukan dengan karena memang sebenarnya kami janji untuk bertemu sehabis zuhur, namun kami baru berangkat pukul 10.30, padahal kami tidak mengetahui berapa jam CL ini akan sampai di stasiun Jakarta Kota. Rute pun kamii lihat, dan dengan sangat percaya diri kami mengambil jalur yang cukup panjang, karena kami hanya terfokus pada jalur itu.

Apa mau dikata, ternyata perjalanan cukup panjang. Berangkat dari Stasiun Poris, sampai Stasiun Jakarta Kota 2,5 jam kemudian. Dengan sama sekali tidak duduk karena padatnya kereta. Sesampainya disana, saya bersama istri dan temannya langsung menuju Mall Mangga Dua untuk bertemu dengan sahabat dan guru saya.

Obrolan cukup panjang pun kami lakukan di salah satu tempat makan disana. Hampir dua jam kami mengobrol dan sudah cukup sore, kami memutuskan untuk pulang karena memang saya memiliki jadwal lagi untuk liqo pada malam harinya.

Ketika di Stasiun Jakarta Kota saya bertanya kepada petugas disana perihal CL tujuan Stasiun Poris berada dimana. Ditunjukkan olehnya berada pada jalur 11 menuju Kampung Bandan, namun saya dan istri ngeyel mau ke arah Manggarai saja yang mana CLnya berada pada jalur 4. Selain karena kami mengetahui harus kesana, istri juga ingin mengobrol terlebih dahulu dengan temannya itu.

Setelah masuk ke dalam kereta, kami melihat dan memperhatikan dengan seksama mengapa petugas di stasiun menunjukkan kami ke arah Kampung Bandan. Betapa terkejutnya kami ketika mengetahui bahwa untuk menuju Stasiun Poris, ternyata jalur Kampung Bandan jauh lebih singkat dibandingkan harus melewati Manggarai. Otomatis dengan bergegas kami akhirnya memutuskan untuk pindah CL dan mengikuti arahan dari petugas tersebut.

Benar saja yang dikatakan oleh petugas itu bahwa untuk sampai Stasiun Poris di Tangerang dengan melewati stasiun transit Kampung Bandan ternyata jauh lebih singkat. Awalnya kami melewati Manggarai membutuhkan waktu 2,5 jam untuk sampai Jakarta Kota, ini hanya memakan waktu setengahnya, 1 jam 15 menit.

Kami pun tertawa merasa bodoh. Ternyata kami kurang memperhatikan petunjuk dengan seksama dan hanya mengandalkan ilmu coba-coba. Padahal arahan yang ditunjukkan sudah sangat jelas, namun ketika memperhatikannya, pandangan kami terfokus ke satu bagian saja.

Saya yang pada awalnya mengatakan kapok untuk pergi ke Jakarta Kota dengan CL, kemudian menarik kembali perkataan saya, bahwa saya akan pergi ke Jakarta Kota dengan CL saja, lebih cepat, adem, tidak capek. Hanya sabar saja mungkin karena penuh sesak.

Sahabat, terkadang kita melakukan suatu kesalahan yang mana hal itu memakan cukup banyak waktu. Dan terkadang kita melakakan suatu kesalahan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Apalagi dengan petunjuk yang jelas, seharusnya tidak perlu melakukan hal yang sia-sia.

Seperti halnya yang saya lakukan. Sebenarnya petunjuk untuk menuju Stasiun Jakarta Kota jika melalui stasiun transit Kampung Bandan benar-benar cepat, namun saya lebih memilih Manggarai karena saya menganggap Manggarai lebih tenar dibanding Kampung Bandan.

Yah, namanya juga manusia. Melakukan satu kesalahan adalah hal yang wajar. Yang penting berusaha tidak melakukan kesalahan kedua di hal yang sama. Karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang ingin belajar dari kesalahan yang diperbuatnya dan tidak melakukannya lagi di kejadian yang sama. Hehe

Salam Pembelajar

Sabtu, 02 April 2016

Asiknya Istri Bahagia

Sabtu pagi sampai Sabtu malam biasanya adalah malam dimana pasangan-pasangan keluar dari rumah masing-masing untuk pergi jalan, liburan, dan lain sebagainya yang membuat mereka bisa senang sebagai seorang pasangan. Tidak terkecuali saya. Saya pun memutuskan untuk pergi keluar dari rumah untuk ‘berpacaran’ dengan istri tercinta.

Saya sengaja meluangkan waktu saya di hari Sabtu ini untuk dapat membahagiakan istri tercinta. Saya ingat ketika dia mengatakan, “bi bi tau gaa, masa harga gamis disana murah bangeeet. Hani beli gamis ini di Semarang 150 ribu, tapi disana 150 dapet dua. Sama persis lagi”. Tempat yan dimaksud olehnya ialah di Pasar Tanah Abang yang memang terkenal dengan harga yang murah-murah.

Allah Maha Adil. Ketika hampir dua minggu kondisi keuangan saya berada dalam titik kurang aman, tiba-tiba di akhir Maret dan awal April, saya mendapat rezeki dari Allah sehingga kesempatan saya untuk dapat membahagiakan istri tercinta pun bisa saya lakukan. Dan waktunya tepat sekali dengan sang istri yang bisa pulang dari kota perantauannya di Semarang ke Tangerang.

Sabtu siang, kami memutuskan untuk beranjak dari rumah menuju stasiun kereta terdekat untuk bersama-sama menikmati perjalanan murah dan cepat, apalagi kalau bukan commuter line, hehehe. Perjalanan menuju Tanah Abang kami lakukan dengan senang, santai, dan canda di sepanjang perjalanan.

Sesampainya di Tanah Abang, langsung saja kami berjalan menyusuri padatnya pasar. Sambil menjaga barang bawaan dan juga menjaga diri tentunya, kami mencari apa yang sudah kami tentukan sebelum jalan. Kacang almond, gamis yang diinginkan istri saya, dan lain sebagainya. Setelah perjalanan kami lakukan setengah jam lebih, akhirnya barang yang kami inginkan dapat ditemukan.

Benar saja, harga yang ditawarkan disana sangatlah murah jika dilihat di berbagai toko ataupun lokasi yang pernah saya temukan. Istri saya sangat senang dapat menemukan lokasi tempat dia menemukan dulu. Sembari istri saya memilih apa yang diinginkannya, saya istrihat sejenak. Sejujurnya, saya kurang senang jika harus pergi ke pasar, mall, dan sejenisnya, tapi demi dirinya saya lakukan, wehehehe.

Setelah mendapat gamis yang diinginkannya, kami melanjutkan mencari kacang almond yang saya suka. Memang rezeki, tanpa susah payah kami pun mendapatkannya. Karena di pikiran saya, saya tidak ingin membeli lagi dalam waktu dekat, maka saya putuskan untuk membeli cukup banyak untuk saya dan keluarga nikmati.

Setelah semua barang yang kami inginkan sudah berhasil didapatkan, kami memutuskan untuk kembali pulang. Sungguh, hal yang paling membuat saya malas adalah ketika berada di kereta, saya yakin akan sangat padat. Tapi karena perjalanan saya lakukan bersama istri tercinta, hal itu membuat saya tidak memikirkannya. Sungguh, karena dia memiliki pengalaman lebih baik dari saya dalam hal commuter line yang padat.

Dan lagi-lagi apa yang saya pikirkan ternyata benar adanya. Sangat padat. Walaupun tidak sepadat ketika pagi hari orang-orang pergi menggunakan kereta untuk menuju kantor masing-masing yang mungkin untuk bernapas saja sulit.

Sungguh senang rasanya ketika melihat istri tersenyum bahagia ketika bisa mendapatkan apa yang dimau dari lama. Dan senang melihat istri bisa terasa tidak lelah ketika pergi berbelanja bersama suaminya. Jika dibandingkan, mungkin dialah yang lebih kuat dan sangat bersemangat untuk jalan berdua, menikmati masa indah selagi bisa.

Saya mendapat begitu banyak pelajaran hari ini dari istri tercinta. Membahagiakan istri merupakan kewajiban yang harus dilakukan bagi seorang suami. Daripada harus jalan berdua tapi dengan status yang belum halal, lebih baik jalan berdua dengan status yang sudah halal. Berpahala lagi.

Terimakasih istriku tercinta yang sudah membuat suamimu ini melakukan hal yang berpahala. Membahagiakan dirimu. Semoga apa yang abi lakukan untuk hani hari ini membuat hani benar-benar merasa bahagia.

I Love You Bebeb Hani AnindyaRF