Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Minggu, 31 Juli 2016

Rinduku Akan Silaturahim


Zaman sudah makin menggila. Siapa tidak sanggup bertahan, diri akan menjadi gila. Siapa yang tidak kuat mengikuti arus, diri akan menjadi lelah.

Zaman teknologi. Semua sudah dilakukan serba menggunakan teknologi. Gadget, PC, dan lain sebagainya. Kita masih ingat sekali bagaimana mungkin sekitar tahun 90-an, handphone baru saja booming-booming nya keluar. Itupun masih besar-besar. Kalau lagi berantem, pukul saja pakai handphone itu pasti lemas.

Sekarang? Aah, janganlah ditanya. Semua sudah serba smartphone. Telepon pintar. Telepon yang bisa memenuhi apa yang kita inginkan. Mulai dari berhubungan dengan oranglain yang berada jauh disana, sampai mencari teman baru pun bisa dilakukan. Selain itu juga, saya ingat sekali bagaimana pada dahulu kala ketika kita mencari sebuah alamat seringkali kita membawa peta yang besar, sekarang? Melalui handphone pun bisa dilacak.

Luar biasa sekali memang alat itu. Bahkan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa hampir setiap minggu bisa jadi kita melihat keluaran handphone/smartphone terbaru dengan berbagai spesifikasi yang membuat orang yang melihatnya hanya ternganga. Canggih. Canggih sekali malahan.
Tidak jarang kita sering bosan atau kesal jika alat tersebut tertinggal di rumah atau rusak. Dunia seakan tidak asik lagi untuk dijalani pada hari itu. Seakan menjadi seperti orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan hal apa.

Hal itulah yang membuat saya merasa sedih beberapa tahun terakhir ini. Bagaimana tidak sedih, saya suka menyaksikan sendiri orang-orang begitu asiknya bermain-main dengan smartphone yang dimilikinya sementara di depan, samping, belakangnya itu ada orang yang sedang mengajak untuk mengobrol. Jadi seakan-akan orang yang mengobrol tersebut merasa seperti orang bodoh karena ngobrol sendiri.

Bukan hanya itu. Saya sendiri pernah menyaksikan bagaimana tidak asiknya perjalanan untuk menyantap makan siang satu keluarga yang ketika sedang duduk untuk menunggu pesanan datang, semua asik denga smartphone mashing-masing. Bapaknya, ibunya, anaknya, semua sibuk memainkan smartphone yang ada dalam genggamannya.

Yaa Allah, apakah dengan majunya teknologi membuat kita menjadi lupa akan arti silaturahmi dengan sekitar? Membuat kita seperti orang aneh yang jika tidak memegang smartphone sebentar saja menjadi galau maksimal?

Saya rindu masa dimana saya mudah sekali menemukan orang yang ketika berkumpul tidak sibuk dengan handphonenya. Saya rindu masa dimana saya menyaksikan orang-orang tertawa riang ketika ada orang yang sedang berbicara di depannya dibanding tertawa riang pada layar kaca handphone yang dipegangnya.


Saya rindu masa-masa itu . . .

Minggu, 24 Juli 2016

Jangan Ditahan


Malam itu perjalanan kami terasa sangat nikmat. Bagaimana tidak, mata kami terlelap seakan tidak berdaya melawan lelah dan tidak enaknya badan kami setelah seharian melakukan aktivitas

Sang istri yg memang sibuk dari pagi dengan berbagai macam kesibukannya di rumah orangtua kami. Dan saya sendiri yg selama beberapa hari itu dilanda flu yg membuat badan ini panas dingin serta cairan yg tidak habis habis keluar dari hidung ini

Ya, malam itu istri saya harus kembali ke kota perantauannya dimana dia menempuh pendidikannya, Semarang, untuk melanjutkan kisahnya berjuang menyelesaikan tugas yg belum rampung dikerjakan pada saat Bulan 
Ramadhan. Revisi tugas Kerja Praktik yg saat seminar mendapat banyak koreksi dari dosen pembimbingnya
Sebenarnya bisa saja istri saya menyelesaikan di rumah kami, tapi khawatir untuk tidak fokus. Karena selain kesibukan untuk mendampingi orangtua kami di rumah, sang istri harus melakukan bimbingan kembali demi menerima apakah hasil revisi tugas yang dikerjakannya sudah tepat atau belum

Malam harinya saya pun mengantarkan istri saya ke stasiun Pasar Senen, Jakarta, ditemani oleh teman bapak saya karena saya takut tidak kuat untuk menyetir mobil akibat kondisi tubuh yg tidak fit

Di perjalanan, kami sudah merasakan sakit perut yg tidak enak. Kalau kata istri saya, "bay, ini tuh sakit banget. Kentut yang nyasar nih di perut". Entah ingin buang air besar atau hanya sekedar buang gas saja. Namun karena kami sangat lelah, akhirnya mata kami terpejam dengan rasa sakit perut yg tidak dirasakan kembali

Mata kami pun terbuka kembali ketika mobil yang disetir oleh teman bapak tiba di stasiun. Sesampainya di stasiun kami langsung bergegas menuju loket antrean untuk membeli tiket

Secara mendadak, perut saya dilanda rasa mulas yg sangat luar biasa. Seperti ingin keluar kotoran yg ada di perut ini. Tapi saya berusaha untuk menahannya. Istri saya dengan baik hati mengizinkan saya untuk duduk santai saja menunggunya

Tapi saking kami sangat kompaknya, tiba-tiba saja istri saya pun mendadak menghampiri saya secara tergesa-gesa, keluar dari antrian. Apa yang terjadi?? Ternyata, dia pun merasakan apa yang saya rasakan. Mulas luar biasa seakan ingin menangis tidak kuat menahannya

Beruntung kamar mandi di stasiun tersebut sudah jauh lebih baik, kami bergegas menuju kesana untuk melancarkan tugas kami. Tentunya di kamar mandi yang berbeda. Saya di pria, istri saya di toilet wanita

Setelah kami berdua keluar dari kamar mandi, kami tertawa bahagia seperti telah melepaskan apa yang menjadi beban hidup kami beberapa menit yang lalu. Luar biasa sekali rasanya

Kemudian saya berpikir, benar sekali kata Allah yg tertera dalam Al-Qur'an "maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?"

Salah satu kenikmatan itu ialah bisa buang air besar di tempat umum

Sesuatu yg harusnya dikeluarkan, keluarkanlah. Jangan ditahan jika memang tempat dan lokasi mewadai

Ga mau keluar sembarangan toh?? Hehe

Minggu, 10 Juli 2016

Terimakasih Romadhon 1437-H


Alhamdulillah. Puji syukur pantas kita semua panjatkan kepada Allah SWT karena berkat segala nikmat dan karunia yang diberikan oleh-Nya lah kita dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban berpuasa selama Bulan Suci Romadhon 1437-H.

Tidak terasa sebulan berpuasa dapat saya lakukan tanpa batal sekalipun. Padahal saya ingat sekali ketika saya masih SMP, saya pasti ada saja hari dimana saya  batal berpuasa karena hal-hal tertentu, terutama ketika melakukan mudik ke kampung halaman orangtua saya di Cilacap dan Yogyakarta.

Puasa benar-benar membuat saya secara pribadi tersadar untuk melakukan pola hidup sehat yang belakangan ini mulai banyak digencarkan oleh banyak orang. Bagaimana tidak, di zaman yang serba modern ini sering sekali kita melakukan pola hidup yang kurang sehat. Entah dari makanan yang dimakan, minuman yang diminum, dan juga pola istirahat yang tidak teratur. Ditambah lagi semakin sempitnya waktu untuk berolahraga dikarenakan pekerjaan.

Tapi di Bulan Suci Romadhon 1437-H saya berusaha bagaimana saya berusaha untuk kembali berbenah diri mengenai hal itu. Makan tidak terlalu banyak, membuat bagaimana ketika makan perut tidak terlalu terasa kenyang. Wajar saja, ketika buka puasa kemudian makan berat, lalu dilanjutkan solat Isya dan tarawih berjamaah biasanya rasa kantuk akan melanda.

Puasa benar-benar mengajarkan kepada banyak hal. Salah satu yang lainnya yaitu mengingat bahwa harta yang kita miliki seluruhnya bukanlah milik kita. Karena kita dianjurkan untuk mengeluarkan zakat fitrah di akhir Bulan Romadhon. Zakat fitrah wajib untuk dikeluarkan untuk membersihkan harta kita dan diajarkan untuk berbagi kepada orang yang kurang mampu.

Saya pernah mendengar dalam salah satu ceramah saat solat tarawih bahwa barangsiapa yang tidak mengeluarkan zakat fitrah di akhir Bulan Suci Romadhon maka segala amal ibadah yang dilakukan di Bulan Romadhon akan menggantung diantara langit dan bumi. Karena itu sangat disayangkan ketika kita tidak membayar zakat fitrah. Selain menenangkan hati karena membantu oranglain, pahala pun didapatkan.

Sahabat, Bulan Suci Romadhon 1437-H memang sudah berakhir. Dia meninggalkan kita dengan segala amalan ibadah yang kita lakukan pada saat itu. Sekarang, tugas kita selanjutnya adalah bagaimana mempertahankan semangat beribadah untuk kita lakukan di kehidupan kita sekarang. Tidak mudah mempertahankan hal itu. Kalau boleh saya bilang

“mau masuk neraka itu mudah, enak-enak lagi. Mau masuk surga itu tidaklah mudah, banyak tantangan. Tapi Allah menjanjikan bagi siapa yang kuat menahan dan dengan ikhlas melakukan yang Allah anjurkan, maka surgalah jaminannya”


Semangat sahabat. Semangat beribadah. Semangat berbagi. Semangat menahan hawa nafsu dari segala hal yang dilarang oleh Allah SWT . . .