Puji syukur
saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Semesta Alam, Dzat Yang Maha Segala. Berkat
kekuatan dan izin-Nya lah saya, bahkan kita semua bisa menjalani kehidupan di
dunia ini.
Setelah
hampir sebulan saya tidak menulis, hari ini saya mulai kembali mengumpulkan
semangat untuk bisa menulis kembali. Semoga apa yang saya tulis ini dapat
bermanfaat, bagi saya sendiri maupun bagi pembaca sekalian.
Mengawali
Bulan September di tahun 2016, saya bersama istri berkesempatan untuk
menghadiri Gala Premier salah satu film dokumenter yang dibuat oleh seseorang bersama
timnya yang kami anggap sebagai guru kami, walaupun saya secara pribadi belum
pernah berinteraksi secara langsung dengannya, Kang Rendy Saputra.
Pengalaman
luar biasa dapat belajar banyak darinya mengenai arti kehidupan. Mengenai
pentingnya menjalani kehidupan dengan segala keterbatasan yang ada. Mengapa
saya dapat mengatakan demikian? Mungkin sudah banyak yang mengetahui profil
tentang dirinya. Kesibukan apa yang sekarang dijalani olehnya. Dan masih banyak
lagi yang lainnya.
Kang Rendy
yang menjalani pendidikan di salah satu perguruan ternama di Bandung, ITB, di
jurusan yang merupakan salah satu favorit disana, Teknik Perminyakan. Tapi
kalau kita semua mengetahui, saat ini kesibukannya jauh dari kata tentang dunia
migas. Saat ini, kesibukannya adalah sebagai trainer dan menjadi CEO dari salah
satu brand busana muslim di
Indonesia.
Terdengar
aneh bukan? Bagi saya secara pribadi, saya merasa sangat kaget ketika mendengar
hal itu. Kok bisa, mengenyam pendidikan di teknik perminyakan, tapi sekarang
sibuk di dunia public speaking dan
busana.
Yak, beliau tidak menyelesaikan kuliah yang
dijalaninya. Beliau memutuskan keluar dari kuliahnya, dan memilih jalurnya
sendiri dengan status lulusan SMA.
Di zaman sekarang ini, lulusan SMP, SMA bisa
kerja apa? Bukankah kebanyakan dari perusahaan memakai jasa orang-orang yang
lulus dari perguruan tinggi? Hoho. Bisa jadi itu ketakutan dari kebanyakan orang sekarang ini. Tapi
tidak untuk dirinya. Percaya atau tidak, seorang lulusan SMA dibayar cukup tinggi
untuk memimpin perusahaan fashion, dibayar
cukup tinggi untuk berbicara di depan orang banyak.
Beliau juga
belajar banyak dari owner tempat dia
bekerja, Bunda Tika. Berawal dari hanya menjual dua kodi baju, hingga saat ini
bisa menjual kurang lebih 300.000 busana muslim. Bagi sebagian orang yang baru
mengenal beliau mungkin akan berkata, “Enak, Kang Rendy link-nya banyak.
Enak kang Rendy xxx. Enak Kang Rendy yyy” . Iya, itu setelah sekarang kita
melihat dirinya. Tapi dulu? Hampir semua pengusaha sukses pasti berawal dari
jatuh bangun, sama seperti dirinya.
Saya belajar
banyak darinya.
Bahwa
kelemahan kita termasuk saya prbadi adalah tidak mampu melawan keterbatasan yang
ada. Kita
seringkali ketika dihadapkan pada suatu masalah lebih sering mengeluh dibanding bergerak. Kita
seringkali hanya diam, atau bahkan lari dari masalah yang ada.
Dikasih
uang lima ratus ribu rupiah, bingung mau bisnis apa, akhirnya mikir ga
jalan-jalan. Merasa bahwa bisnis harus modal besar. Dikasih kesempatan untuk bisa
sharing di depan banyak orang, pusing
karena ga pernah ngomong di depan banyak orang, akhirnya memutuskan ga diambil
kesempatan itu.
Saya
kembali belajar, bahwa sejatinya orang sukses itu adalah orang yang berani melangkah, bukan hanya berdiam diri, merenung, lama mikir yang akhirnya malah ga jalan sama sekali.
Sahabat,
saya belajar, sahabat pun belajar. Hingga akhirnya kita benar-benar bisa meraih
kesuksesan seperti yang kita impikan bersama. Melawan keterbatasan menjadi salah satu kunci untuk kita meraih kesuksesan tersebut.
Semangat. Bismillah . . .