Sekjend Lingkar Trainer Muda Indonesia

LTMI merupakan sebuah komunitas dibawah naungan CerdasMulia Institute yang bergerak dalam bidang pembangunan diri. Sejak tanggal 1 Maret 2015, LTMI resmi di launching dan Adit mendapat amanah sebagai Sekjend LTMI

Semangat Menebar Inspirasi

Mempunyai bakat dalam bidang MC serta public speaking, membuat Adit menjadikan dunia training sebagai media menyalurkan hobi dan bakatnya disamping pekerjaannya.

Fasilitator Yayasan Aids Indonesia

Adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS yang dipelopori oleh YAIDS di daerah DKI Jakarta.

Fasilitator Training PT.Kubik Kreasi SisiLain

Adalah sebuah lembaga training profesional yang dimotori oleh Jamil Azzaini, yang juga merupakan idola dari Adit

Aparatur Sipil Negara Lemigas

Adit merupakan salah satu Aparatur Sipil Negara sebagai Peneliti Pertama pada Lembaga Minyak dan Gas dibawah naungan Kementrian ESDM

Minggu, 20 Desember 2015

Lihat Dulu Isinya

Jumat kemarin pada saat saya menulis tulisan ini, istri saya begitu bersemangat mengajak saya untuk menonton salah satu film yang belum lama tayang di bioskop kesayangan anda semua, Bulan Terbelah Di Langit Amerika. Setelah melihat jadwal tayang dan situasi awan yang cenderung tidak menentu, akhirnya diputuskan kami menonton film tersebut pada sore hari di salah satu bioskop di daerah Bintaro.
Saya yang sebelumnya sudah merasa malas untuk menonton karena jenis film seperti itu, alias drama, sudah sejak awal seperti menahan agar kami tidak berangkat. Namun karena keinginan istri saya yang begitu kuat, akhirnya saya mengalah demi kemaslahatan keluarga, hehe.
 
Kami akhirnya berangkat dari rumah pun dengan waktu yang sangat mepet dengan jam tayang. Dengan sekuat tenaga, bahkan mungkin jika saya mengingat ingat, saya sangat jarang mengobrol di motor bersama istri saya karena memang kami yang fokus. Saya fokus menatap jalanan apakah berlubang, ataukan ada polisi tidur sehingga harus menghindar. Dan istri saya yang fokus berdoa agar kami selamat sampai di tempat tujuan.
 
Alhamdulillah kami sampai di lokasi tujuan dengan selamat. Walaupun ketika sudah meletakkan motor di parkiran, kami berjalan secepat orang-orang sedang mengikuti perlombaan jalan cepat. Dan akhirnya masih dapat izin untuk membeli tiket dan kemudian masuk ke dalam studio yang dilanjutkan duduk di kursi bagian kiri atas dengan napas yang cukup terengah-engah.
 
Istri saya mengatakan pada saya, “pokoknya abi jangan tiduur, ini film baguus. Liat aja nanti”. Karena saya sudah diwanti-wanti seperti itu, akhirnya saya menguatkan hati untuk tidak mengantuk, apalagi tertidur. Namun memang, ketika sugesti awal mengatakan sudah malas karena menurut saya jelek, saya tidak kuasa menahan mulut ini untuk terbuka dan menguap. Karena istri saya menatap dengan tatapan tajam dan membuat saya sedikit takut, akhirnya rasa kantuk itu bisa hilang dengan sendirinya.
 
Ternyata saya salah besar. Film yang saya saksikan benar-benar luar biasa bagi saya yang sebenarnya tidak terlalu menyukai film jenis drama, apalagi Indonesia. Tapi semua itu dipatahkan oleh film ini. Begitu selesai film ini, istri saya kemudian mengatakan “tuhkan bii, filmnya baguus. Ga bikin ngantuk kan, abi siih udah nilai jelek duluan film drama” .
 
Batinku berkata, “mungkin ni istri gua ngeliat gua nangis kali yak makanya dia ngomong gitu”. Maklum sahabat, saya termasuk orang yang mudah tersentuh hatinya sehingga mudah menangis. Bahayanya, istri saya pun sama demikian. Jadilah kami berdua di bioskop tidak kuasa menahan haru ketika beberapa adegan yang memang layak untuk air mata ini keluar.
 
Apa yang saya lakukan ini membuat saya tersadar bahwa apa yang ada di benak kita belum tentu benar. Belum tentu satu hal kita nilai jelek, semuanya ikut menjadi jelek. Aaah, betapa bodohnya saya pada hari itu. Diberi kesempatan untuk berduaan dengan istri tercinta, namun saya menilai jelek duluan mengenai konten yang saya belum tahu. Beruntung, saya bisa tersenyum bersamanya ketika semuanya berakhir.
 
Sahabat, nilailah sesuatu jangan hanya karena satu hal sehingga hal itu membuat kita menjadi menilai jelek pada semuanya. Karena belum tentu apa yang kita nilai jelek, aslinya jelek. Dan belum tentu apa yang kita nilai bagus pada awalnya, akhirnya akan bagus juga. Belum tentu. Nikmati prosesnya, ikut jalannya, dan rasakan hasilnya. Hehe.
 
Salam CerdasMulia J

Rabu, 16 Desember 2015

Semangat Baru



Siang ini saya mendapat ilmu yang sangat luar biasa membuat diri saya sadar. Ilmu ini ternyata saya tidak menyadari dari pertama kali saya melakukannya. Ilmu ini saya peroleh ketika salah satu guru kehidupan saya, yaitu Mas Arry Rahmawan mengirimkan pesan kepada saya dan sahabat saya yang lain mengenai membuat target hidup lebih efektif.
Pelajaran tersebut juga dapat sahabat lihat di http://gg.gg/target-efektif/ . Namun saya sedih karena saya tidak dapat menyaksikannya, dikarenakan kendala teknis yang terjadi pada laptop yang saya gunakan ini. Lalu pelajaran apa yang saya dapatkan pada siang ini jika saya tidak bisa menyaksikannya? Yes, karena begitu banyak tulisan di web pribadi Mas Arry, kemudian saya mulai mencari artikel yang menarik minat saya untuk membacanya.
Dan saya terfokus pada satu artikel yang dapat dilihat di arryrahmawan.net/cara-sederhana-menjadi-penulis-hebat/ . Saya sungguh tertarik karena saat ini saya benar-benar serius untuk mulai untuk menulis di salah satu web blog saya dan juga web saya dan istri (keluarga) yang belum banyak diketahui oleh orang banyak.
Ketika saya tanyakan kepada sahabat semua, sesungguhnya hal apakah yang harus kita lakukan untuk menjadi penulis hebat? Mungkin dari kita semua setuju dengan Mas Arry yang dikutip juga dari salah satu tokoh, banyak membaca serta banyak menulis. Saya pun sepakat dengan hal ini.
Tapi bukan itu yang ingin saya bahas disini, melainkan hal yang saya tidak sadari selama ini. Saya termasuk pendatang baru yang mulai menyenangi dunia kepenulisan. Saya baru mulai rutin menulis hampir satu tahun terakhir ini. Namun masalah yang saya hadapi adalah semangat saya. Tidak jarang rasa malas melanda, dan jika sudah begitu terkadang saya menulis hanya karena saya ingin sekedar orang melihat bahwa saya bisa menulis.
TERNYATA SAYA SALAH
Betapa terkejutnya saya ketika saya membaca bagian awal dari tulisan tersebut. Yang intinya menjelaskan bahwa menjadi seorang penulis atau blogger merupakan sebuah profesi yang “kece” sehingga pundi-pundi rupiah bisa didapat dari menulis ini. Dan hal ini menjadikan kebanyakan dari kita fokus untuk mencari uang (harta) melalui profesi ini dan lupa akan nilai berbagi.
Saya merasa tertampar untuk kesekian kalinya dalam tahun ini karena kalimat yang intinya menjelaskan hal itu. Saya merasa selama ini saya menulis ternyata jarang melakukannya sepenuh hati, sehingga saya merasa tulisan yang saya hasilkan kurang maksimal. Walaupun ada yang mengatakan bahwa saya sudah berkembang dalam hal menulis, tapi tetap saya kurang mendapat “feel” dalam menulis.
Saya akhirnya mendapat jawaban atas pertanyaan dan kegelisahan yang saya rasakan selama ini. Saya hanya ingin terlihat bisa untuk menulis. Sejujurnya dahulu saya ingin menulis karena ingin membuang kebosanan dan mencari jalan lain untuk bisa bersedekah yang syukur-syukur bisa berpenghasilan selain melalui jalur pegawai.
Namun kini saya mengetahui bahwa sejatinya tulisan yang bermakna, yang bisa mempengaruhi orang lain adalah tulisan yang benar-benar ditulis sepenuh hati. Jika tidak melakukannya sepenuh hati,semangat akan sangat rentan untuk turun. Naik pun hanya sesaat, selebihnya turun.
“Jika kita menulis sepenuh hati dan dengan tujuan untuk berbagi manfaat dan karya kepada orang lain, maka materi yang dihasilkan akan sangat luar biasa secara tidak terduga”
Dan saat ini saya akan selalu berusaha untuk benar-benar meluruskan niat dan hati ini untuk dapat memulai jalan ini sepenuh hati. Saya tidak ingin tulisan yang saya hasilkan bukanlah tulisan yang setengah-setengah, tapi tulus untuk berbagi dan bermanfaat untuk sahabat semua.
Saya percaya, dengan niat tuus berbagi dan bermanfaat maka Allah akan memudahkan jalan saya untuk nantinya benar-benar bisa menjadi seorang penulis yang hebat. Namun bukan label penulis hebat yang dicari, tapi kebermanfaatan untuk banyak orang lah yang saya cari. Doakan saya sahabat.
Doa saya pun kepada semua pembaca agar dapat selalu bermanfaat untuk orang banyak dengan cara yang baik dan benar. Terimakasih atas pengingatnya guru kehidupan sebaya, Mas Arry Rahmawan. Bagi sahabat yang ingin memiliki hidup yang produktif, saya menyarankan agar sahabat dapat mampir ke web pribadi miliknya di www.arryrahmawan.net .
Salam CerdasMulia
 

Jumat, 11 Desember 2015

Penuhi PanggilanNya


 
Ada yang menarik pada Jum’at ini. Menariknya adalah saya yang sedang berada di site pemboran harus berjuang untuk mencari kendaraan untuk dapat mengikuti solat Jum’at yang jaraknya cukup jauh dari site.

Malam sebelumnya saya berpikir, apakah saya harus berangkat ke site untuk berkunjung dan melihat-lihat situasi pemboran yang sedang dilakukan ataukah saya tidak perlu untuk dating kesana untuk belajar. Karena saya khawatir tidak bisa melaksanakan solat Jum’at. Salah satu yang menjadi teman saya di site mengatakan bahwa jika waktu solat Jum’at belum tentu mendapat izin untuk keluar lokasi.

Pikiran saya berkecamuk mana yang harus saya lakukan. Jika saya tidak berangkat, saya takut dinilai kurang baik oleh mentor dan rekan mentor yang lain. Dengan modal niat dan berdoa, akhirnya sayapun memutuskan untuk berangkat walaupun saat keluar dari mess pikiran saya melayang-layang mengenai cara bisa melaksanakan solat Jum’at.

Bukan karena alasan saya memikirkan hal tersebut. Karena selama ini ketika akan berangkat menuju lokasi pemboran saja saya selalu menumpang mobil kru pemboran, dan mendapat jatah yang susulan karena tidak cukup. Dan pada saat jam pulang pun saya biasanya menumpang mobil catering sekitar jam 6an demi dapat kembali ke mess tidak terlalu larut dan tidak perlu menumpang di mobil kru pemboran.

Kira-kira waktu di jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 11 siang, saya belum melihat ada pergerakan akan adanya kendaraan yang berangkat ke masjid. Tanpa pikir panjang, saya pun mencari tahu apakah ada kendaraan yang akan pergi untuk melaksanakan solat. Saat sedang mencari, saya melihat satu mobil berjalan dan ketika saya ingin menumpang ternyata mobil sudah penuh dan saya dipersilakan untuk menumpang kendaraan lain.

Saya bingung. Akhirnya setelah berdiskusi dan dibantu, saya mendapat tumpangan mobil untuk menuju ke masjid yang berada di area mess. Namun betapa kagetnya saya ketika dalam mobil hanya saya saja penumpangnya. Sementara yang lain tidak ada yang ikut bersama saya di mobil tersebut.

Hal ini membuat hati saya merasa sedih, merasa seperti diiris-iris pisau. Bagaimana tidak, solat yang hanya seminggu sekali ini ternyata ada yang tidak melaksanakannya dengan berbagai alasan. Yang paling utama adalah alasan bahwa alat yang digunakan untuk melakukan pemboran tidak boleh berhenti bekerja karena biaya yang dikeluarkan pun akan meningkat seiring pertambahan waktu.

Oh My Allah. Apa yang ada di pikiran orang-orang ini. Saya mengetahui bahwa mereka banyak yang beragama Islam. Memang ada beberapa orang yang izin untuk melaksanakan solat Jum’at namun tetap tidak mendapat izin dengan alasan sedang beroperasi sehingga tidak ada yang boleh meninggalkan lokasi.

Saya tidak habis pikir apa yang ada di benak orang yang bekerja itu. Tapi saya selalu berpikir bahwa mereka pun sebenarnya sangat ingin mengikuti solat Jum’at namun ada kendala ini, kendala itu. Ah ya, saya pikir itu hanyalah alasan yang dibuat.

Saya merasa sedih.. Karena saya juga berkecimpung di dunia yang mereka jalankan, tapi saya diberi kesempatan untuk dapat solat oleh Allah. Tapi kenapa banyak yang tidak bisa? Kenapa?

Padahal kalau diingat-ingat, rezeki Allah yang mengatur. Segala sesuatu yang tidak pasti akan menjadi pasti ketika yang dilakukan adalah mendekat yang Maha Memberi Kepastian. Bukan sebaliknya menjauhi dengan berbagai alasan.

Sahabat, cerita di atas ini hanyalah sepenggal kisah yang mungkin banyak terjadi di sekitar kita semua. Banyak orang yang sebenarnya memiliki kesempatan untuk menerima panggilan Allah yang hanya seminggu sekali saja, tapi tidak berusaha untuk mendekatinya.

Karyawan kantoran, pengusaha, pedagang, mahasiswa, guru, atlit, bahkan orang yang sedang bermain sekalipun, sudah sepantasnya ketika Allah mengundang kita untuk hadir memenuhi undangannya, hentikan kegiatan kita. Karena belum tentu Allah akan mengundang kita di kemudian hari.

Hidup kita hanya untuk Allah. Ketika hati kita sudah begitu mencintai Allah, maka hal-hal di atas tidak akan berani kita lakukan, khususnya bagi kaum laki-laki yang memang memiliki kewajiban untuk melaksanakannya. Bukan sunah, makruh, mubah, apalagi haram. Wajib.

Sungguh, saya selalu berharap bahwa kita selalu ingat bahwa kita ini hanya makhluk Allah yang tidak ada apa-apanya. Jika saja kita mengingat kita ini dibuat dari apa, pasti malu ketika kita tidak taat akan perintah-Nya.

Semoga kita semua senantiasa termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai Allah. Aamiin.

Yuk Berhemat


 
 
 
 
 
 
Hari-hari yang saya jalani di tempat saya saat ini berada, Musi Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan, sungguh membuat saya merasa seperti orang yang tidak tahu harus melakukan apa. Saya disini sedang ditugaskan untuk melihat bagaimana pemboran minyak dan gas bumi berlangsung.

Sejauh mata memandang ketika berada di lokasi (site) hanyalah sekumpulan alat-alat berat yang menunjang pelaksaan pekerjaan ini bersama dengan orang-orang yang melaksanakannya. Sungguh membosankan rasanya berada di lingkungan seperti ini. Bagaimana tidak, lokasi yang berada di tengah hutan, sulit sinyal, dan jauh dari kehidupan ramai sudah menjadi pemandangan biasa selama berada disini.

Alat yang harganya tidak ada yang murah. Pekerjanya yang juga dibayar dengan harga yang tidak murah. Ditambah lagi dengan risiko pekerjaan yang dilakukan jika gagal mendapatkan apa yang diharapkan dan juga risiko dari pemakaian alat itu sendiri. Yaa, investasi untuk melaksakan pekerjaan semacam ini tidaklah murah.

Orang-orang yang sudah menikah harus jauh dari keluarganya. Rasa rindu akan kehangatan keluarga sudah biasa mereka rasakan. Yang belum menikah harus fokus untuk modal menikah sehingga nantinya ketika akan melamar anak orang sudah memiliki modal keuangan untuk menunjang kehidupan rumah tangga di masa depannya.

Hanya satu yang dapat saya ucapkan untuk mereka semua. LUAR BIASA.

Saya yang sudah berada disini selama seminggu lebih benar-benar merasakan kejenuhan yang luar biasa dan tidak jarang saya menangis ingin kembali berkumpul bersama keluarga. Padahal saya harus melaksanakan tugas ini hanya 12 hari. Sementara orang-orang yang berada disini khususnya yang memiliki jadwal bekerja selama 14 atau 21 hari.

Saya tidak tahu mengapa saya bisa merasa sangat bosan dan jenuh disini. Mungkin karena saya memang bukan tipikal orang yang senang bermain dengan alat-alat berat yang tidak bisa diajak berkomunikasi, tapi lebih senang dengan orang-orang yang dapat diajak berkomunikasi. Namun yang saya syukuri adalah bertemu dengan orang yang belum pernah saya temui. Mengenal karakter masyarakat Sumatera yang mungkin berbeda dengan Jawa.
Ya, pekerjaan mencari minyak dan gas bumi untuk selanjutnya diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini kita gunakan sehari-hari tidaklah mudah. Keringat pekerja yang bekerja selama 12 jam sekali, dari pagi sampai malam, malam sampai pagi, jauh dari hingar bingar ibukota.

Mungkin tidak sedikit dari kita mengatakan, “ya itu emang tugas mereka, pekerjaan mereka, beda sama kita” , sehingga membuat kita akhirnya biasa saja menggunakan BBM walaupun sebenarnya hal itu tidak perlu kita gunakan alias membuang-buang BBM.

Sahabat, cadangan minyak terbukti kita tidaklah banyak. Produksi minyak yang dapat diolah oleh Negara ini hanya berkisar 700.000 barrel. Padahal kita membutuhkan setidaknya per harinya sekitar 1,6 juta barrel. Lantas darimana setengah lebih tersebut dapat kita peroleh? Impor.

Sahabat, memang kita dahulu dikenal sebagai negara yang kaya akan minyak bumi.. Tapi itu dulu. Sekarang sudah tidak lagi. Karena itu, sebagai orang yang mencintai tanah air saya mengajak kepada sahabat semua, mari kita berhemat akan BBM. Jika memang tidak perlu, tidak perlu memaksakan diri untuk membeli dan menggunakannya.

Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang menyia-nyiakan sesuatu. Yang perlu kita ingat, kerja keras orang-orang yang bekerja mencari minyak dan gas bumi tersebut, nyawa pun dipertaruhkan untuk kepentingan orang banyak.

Yuk sama-sama mulai berhemat.

Minggu, 06 Desember 2015

Manfaat Kesesuaian


Siang ini, saya benar-benar merasa seperti tertampar. Antara emosi bercampur sedih dan kecewa. Saya yang notabene sudah bukan lagi sebagai seorang mahasiswa, siang ini saya merasa terkejut dengan seorang pekerja kontrak (outsourching) yang bekerja di lapangan yang sedang dilakukan pemboran di daerah Musi Banyuasin.

Saat saya sedang keliling-keliling untuk melihat fasilitas pemboran yang terdapat di lokasi sekaligus foto-foto untuk dokumentasi saya nantinya, saya dipanggil oleh salah seorang bapak yang saya ketahui beliau merupakan pekerja kontrak disitu.

“Kamu kenal sama siapa bisa masuk sini?” , katanya pada saya yang sedang asik mengambil gambar di dekatnya.

“Maaf pak, saya ga ada kenalan orang dalem pak. Saya juga bukan mahasiswa, saya udah kerja di kementrian ESDM pak. Baju yang saya pakai emang mahasiswa, karena saya dikasihnya ini, tapi saya udah kerja pak, jadi saya bukan orang sini. Saya kesini hanya ingin belajar dan melihat-lihat saja pak” , balas saya menjawab pertanyaan darinya.

“Itu kasus gimana sih? Transkrip percakapan bener itu ya? Kalo emang bener, berarti emang presiden selalu dapat ya. Itu juga, pejabat kena kasus tapi nikahin anaknya pake pesta mewah. Harusnya udah tau lagi kena kasus ga usah pake pesta ya. Aku juga mau nkahin anakku, tapi juga kayaknya ga pake pesta” , sahutnya lagi pada saya.

Itulah sedikit gambaran kisah yang membuat saya terinspirasi untuk membuat tulisan ini di siang hari yang karena hal tersebut membuat saya akhirnya langsung meninggalkan lapangan untuk kembali ke ruangan yang disediakan, menceritakan apa yang terjadi kepada istri tercinta. Karena sejujurnya dada ini merasa sesak saat berada di ruangan.

Namun sebelum saya kembali ke ruangan, saya asik mengobrol dengan bapak tersebut sampai tertawa tawa kami bercerita. Jadi jangan pikir saya kembalui karena saya sebal secara individu dengannya. Tidak, hoho.

Pertanyaan kemudian menghampiri saya, apakah untuk kita dapat diterima bekerja di satu instansi baik itu swasta atau pemerintahan pasti menggunakan bantuan orang dalam? Mungkin memang ada yang iya, dan mungkin lebih banyak yang tidaknya.

Sungguh mengerikannya negeri ini ketika pekerjaan yang kita dapatkan karena bantuan orang lain. Mungkin memang akan lebih mudah untuk dibentuknya, tapi jika kita mengingat bahwa hidup ini adalah persaingan, dan persaingan itu haruslah secara sehat, masih layakkah persaingan sehat itu adalah sesuatu yang didapat karena ada seseorang yang kita kenal? Terutama di sector strategis? -_-

Aaah, terlalu pelik membahas masalah itu di zaman sekarang ini rasanya. Zaman dimana semua terasa serba karena factor pertemanan, karena bersahabat lama. Sungguh saya merindukan masa dimana ketika kita melakukan persaingan, yang dilakukan adalah secara jujur karena kemampuan yang kita miliki.

Sangat tidak adil rasanya ketika ada orang pintar, rajin berkarya, tapi gagal dan tidak dapat melanjutkan karyanya karena memang masalah dia bukan orang dekat, dia bukan teman kita, masih adilkah? Atau mungkin ketika ada orang yang benar-benar dapat diterima bekerja di suatu instansi karena kemampuan yang dimilikinya tapi kemudian ditanyakan seperti yang saya dapatkan, bagaimana rasanya? Kalau saya jujur sedikit sedih. Kalau kamu? Hehe.

Sahabat, sesungguhnya yang ingin saya sampaikan disini bukanlah sekedar share apa yang saya dapatkan, tapi saya berharap kita semua dapat mengambil nilai-nilai positif agar kita semua dapat menjadi orang yang hebat, menjadi orang yang berpikir beda dengan orang-orang lain di sekitar kita ataupun di luar sana.

Mengakhiri tulisan ini, saya berharap semoga sahabat semua dapat menjadi pribadi yang lebih luar biasa dalam menjalani kehidupan ke depannya. Dan juga dapat menjadi pribadi yang lebih CerdasMulia lagi.

Judgement Berbahaya


              
                Sungguh saya lelah sejujurnya menjalani beberapa hari di daerah yang baru pertama kali saya datangi ini, Musi Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan. Lelah bukan berarti saya tidak bersyukur akan kenikmatan ini, tapi lelah karena saya selalu dikira mahasiswa oleh orang-orang yang berada di dekat saya, khususnya yang belum mengenal saya.
                Ya, saya sedang melaksanakan apa yang dinamakan On Job Training, atau kalau saya menyebut lebih enak disebut dengan orientasi saya sebagai CPNS di LEMIGAS untuk belajar dan mengetahui kegiatan migas dari hulu sampai hilir. Saya bersama teman-teman total 18 orang mendapat tugas yang sama dan ditempatkan di masing-masing perusahaan yang menangani urusan migas ini.
                Dengan begitu, sahabat pembaca sudah tahu pasti kan ya kalau saya ini sudah bukan lagi mahasiswa? Hiks hiks. Tapi mereka yang menanyakan saya mahasiswa darimana juga tidak bisa saya salahkan 100%, karena memang wearpack (baju lapangan) yang diberikan kepada saya pada logo nama di bagian depan tertulis “mahasiswa” dan di bagian belakang tertulis “kerja praktek”. Huft.
                Saya jelaskan bahwa saya ini berasal dari LEMIGAS. Sudah diberitahu seperti itu pun ternyata masih ada yang bertanya pada saya bahkan dari pegawai perusahaan dimana saya OJT, “Dit, elu kuliah di lemigas? Kampusnya dimana dah tuh” . Yaa Allah, sedih. Setelah saya jelaskan apa itu LEMIGAS, akhirnya orang tersebut paham bahwa saya sebenarnya sudah bukan mahasiswa lagi.
                Kemudian saya menceritakan apa yang saya rasakan di Musi Banyuasin ini kepada teman-teman saya, dan mereka semua menyarankan agar saya menyebut jika ditanya kuliah dimana, langsung saja jawab dari ESDM. Bukan berarti saya disuruh untuk berbohong, tapi karena memang LEMIGAS merupakan bagian dari Kementrian ESDM, yaitu Lembaga Penelitian dan Pengembangan Minyak dan Gas Bumi .
                Kemudian setelah seharian ini saya mencari ilmu di lapangan yang akan dilakukan pemboran, malam harinya saya berkesempatan untuk kembali ke mess dan semobil dengan pekerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta yang disewa untuk bekerja di lapangan pemboran itu.
                Di perjalanan, lagi-lagi saya pun ditanyakan dengan hal yang sama, “Mas, dari universitas mana mas?” . Langsung saja saya jawab sesuai dengan saran yang diberikan teman-teman saya, “saya dari ESDM pak”. Orang tersebut kaget karena untuk apa pegawai ESDM hadir di lapangan. Saya jawab jujur bahwa kedatangan saya untuk orientasi, melihat-lihat. Karena setahu saya seperti itu, hehe.
                 Kemudian tiba-tiba bapak tersebut tiba-tiba mengatakan hal di luar dugaan saya yang membuat saya tersentak. “Mas, Pak Menteri tuh kerjaannya apa aja sih mas? Enak ya kayaknya, gajinya gede” , katanya seakan menganggap bahwa gaji besar hidupnya pasti enak. Saya pun menjawab, “Yaa tanggungjawabnya juga gede pak” .
                “Tanggungjawab apa sih mas? Kerjanya tidur doang kan dia kalo rapat gitu-gitu. Gedean juga tanggungjawab saya mas. Dia berhenti kerja juga masih kaya, lah saya mas, berhenti kerja ya ga ada uang” , katanya lagi.
                Perlu sahabat ketahui bahwa bapak ini merupakan orang yang bekerja di sekitar menara pemboran yang memang berbahaya. Sayapun merasa takut ketika berada di daerah menara rig ini. Saya ingin menjawab lebih lanjut, namun karena waktu yang tidak panjang, sehingga diskusi kami terhenti.
                Sahabat, saya sebagai pribadi yang tidak membela siapapun juga sempat merasa bingung dan kaget juga ketika bapak tersebut bertanya dan mengatakan pernyataan seperti itu. Namun saya kemudian berpikir dan mengingat sejenak apa yang sebenarnya terjadi dan sebenarnya kita lakukan.
                Saya dulu adalah orang yang mungkin berpikiran sama seperti bapak ini. Namun kemudian, saya menyadari bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Allah sedemikian cantiknya. Tergantung doa dan usaha yang kita lakukan seperti apa. Betul tidak?
                Perjuangan untuk menjadi sukses pun tidak bisa dilakukan dengan melakukan hal yang selama ini kita lakukan secara berulang-ulang saja layaknya *maaf* robot. Orang sukses saya selalu percaya bahwa mereka pasti melakukan hal yang berbeda dari kebanyakan orang, dan bukan itu-itu saja. Saya pun percaya bahwa apa yang menteri lakukan pun mungkin dimulai dari nol.
                Saya ingat pesan guru saya, “Ketika kamu menginginkan sesuatu yang berbeda dan lebih baik sementara kamu melakukan hal yang sama berulang-ulang, pasti akan sulit”. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Walaupun saya belum dibilang sesukses menteri atau siapapun, tapi pelan-pelan saya berusaha melakukan hal yang berbeda dengan style yang saya miliki.
                Yang perlu diingat kemudian adalah siapa bilang tanggungjawab besar hidup akan lebih enak? Ya, mungkin enak karena memiliki uang yang tidak sedikit dan bisa digunakan untuk apapun. Tapi coba kita ingat sejenak, ingatkah kita ketika kantor kementrian ESDM sempat ditebak oleh orang tak dikenal sebanyak 2 kali? Seperti itulah gambaran orang hebat dengan tanggungjawab besar pula.
                Nasihat yang saya dapatkan dari percakapan saya dengan bapak ini adalah jangan pernah menganggap kehidupan yang kita jalani itu tidak nikmat, penuh dengan rasa was-was. Tapi yang perlu kita lakukan adalah bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Karena kalau saya lagi-lagi mengutip dari tulisan saya sebelum tulisan ini, banyak orang di laur sana tidak mendapat kesempatan sama seperti yang kita dapatkan.
                Banyak orang di luar sana saling berjuang untuk mencari pekerjaan, tapi mereka tidak mendapatkannya, bahkan mungkin kalau saya tidak salah ingat sampai ada yang stress hingga akhirnya bunuh diri hanya karena masalah tidak memiliki pekerjaan. Bagaimana ketika kita berada pada posisi seperti itu? Hehe.

Jika kau ingin menjadi orang yang pandai bersyukur, sering-seringlah untuk melihat ke bawah

Jika kau ingin menjadi orang yang lebih hebat, sering-seringlah melihat ke atas

LET’S SPEAK TO INSPIRE !!!

Sabtu, 05 Desember 2015

Sukses Selalu Gurunda Arry Rahmawan

               
Tulisan ini special saya persembahkan untuk guru, mentor, kakak, coach yang beberapa bulan belakangan ini tidak capek dan tidak bosan-bosannya menasihati, membimbing saya secara pribadi, ataupun secara berkelompok. Dialah Mas Arry Rahmawan. Hari ini tepat mas ini berusia 1 tahun di atas saya, 25 tahun.
                Pria kelahiran 5 Desember 1990 ini pertama kali saya mengenal dalam acara pelatihan public speaking yang bernama Young Trainer Academy Batch 4 di Bogor pada Bulan Desember. Sesuai namanya, Young Trainer Academy merupakan pelatihan yang sebenarnya dikhususnya bagi anak muda yang ingin belajar untuk menjadi seorang trainer.
                Awal saya mendaftar, saya sama sekali tidak mengenalnya. Namun saya merasa Allah begitu baiknya pada saya karena saat intu saya memohon dan berdoa untuk dapat dipertemukan dengan lembaga training ataupun pelatihan yang terfokus pada anak muda. Dan seketika Allah mendengar doa saya untuk kemudian saya diberikan kesempatan memiliki kekuatan dan rezeki untuk mendaftar, tentunya dengan biaya yang tidak terlalu mahal untuk ukuran mahasiswa dan anak muda.
                Saya yang pada saat pelatihan seperti tertutup sekali karena malu. Bayangkan, saya yang usianya hanya terpaut satu tahun darinya, tapi prestasi yang ditorehkannya jauh berbeda dengan saya. Begitu pula dengan peserta yang ada pada haripelatihan itu, jika boleh saya katakana hamper keseluruhan peserta jika dirata-rata usianya mungkin kisaran 25 tahunan.
                Namun setelah pelatihan, saya berusaha untuk lebih terbuka sehingga Alhamdulillah saya cukup dekat dengannya sampai saat ini. Tentunya dekat sebagai seorang teman, saudara seiman, dan bukan sebagai seorang kekasih, hehe. Berbagai wejangan, nasihat selalu saya dapatkan seputar nilai-nilai kehidupan. Sungguh luar biasa rasanya ketika saya melihat perjuangan luar biasanya.

Mas Arry lah yag mengajarkan saya nilai-nilai kehidupan yang dipegang teguh olehnya, CerdasMulia. Bagaimana seseorang tidaklah cukup hidup dengan kecerdasan yang dimilikinya, namun juga bermanfaat untuk orang banyak.  Orang yang Cerdas adalah orang yang 3i nya tinggi. Iman, Ilmu, Impact. Orang yang Mulia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain.

Yang paling baru, nasihat untuk saya dan untuk banyak orang yang memang dishare dalam web pribadi miliknya di www.arryrahmawan.net mengenai mengapa kita harus memanfaatkan waktu. Ada tiga hal yang sampai saat ini saya terus mengingat sehingga dalam saya menjalani kehidupan berusaha untuk lebih baik lagi. Dan hal inilah yang menjadikan semangat saya untuk menginspirasi orang lain meningkat.

1.       WAKTU TIDAK BISA DIKEMBALIKAN

Jika saja kita semua mengingat bahwa waktu yang sudah kita lalui tidak akan pernah kembali lagi, pasti kita akan semangat untuk terus mencari cara bagaimana diri ini dapat bermanfaat untuk banyak orang.

Dalam surat Al-Asr disebutkan bahwa sungguh kita termasuk dalam golongan orang-orang yang rugi karena tidak bisa memanfaatkan waktu. Hidup ini singkat, ketika yang kita lakukan hanya berleha-leha, apa kata dunia? Hehe.

2.       HIDUP RATA-RATA MANUSIA HANYA 20.000 HARI

Menurut riset yang diteliti olehnya, untuk zaman sekarang ini kebanyakan usia hidup manusia rata-rata adalah 20.000 hari dalam hitungan setahun 365 hari.

Bagaimana caranya agar kita selalu mengingat berapakah umur yang sudah kita lalui untuk sampai di tahap 20.000 ini? Jika saya pribadi misalkan, usia sudah 24 tahun 6 bulan. Sehingga usia saya sekarang 8942,5 hari, kemudian berikanlah tanda garis miring (/) untuk mengingatkan bahwa usia yang saya lalui adalah 8942,5/20.000 yang itu berarti jika saya mengikuti rata-rata usia manusia sekarang hanya tersisa 11.057,5 hari lagi atau sekitar 30,3 tahun.

Jika sudah begitu, apakah di sisa usia hanya 30,3 tahun masihkah saya berpikir untuk melakukan hal yang saya suka saja dan hanya mementingkan diri sendiri? Hehe

3.       LEGACY

Warisan, peninggalan. Sahabat, dengan usia rata-rata hanya 20.000 hari, dan waktu yang tidak bisa berputar kembali, masihkah ada keinginan dari diri kita ini untuk tidak bermanfaat untuk orang banyak?

Pepatah mengatakan, “Gajah mati menginggalkan gading, harimau mati meningglkan belang, manusia mati meninggalkan nama, dan juga karya

Haruskah kita mati tidak meninggalkan apapun kecuali nama untuk dikenang orang banyak? Sangat disayangkan jika yang kita inginkan adalah hal tersebut. Percayalah, ketika kita memberi sesuatu kepada banyak orang dan apa yang kita berikan data dinikmati sampai kita meninggal nantinya, bisa dibayangkan pahala yang insya Allah tidak akan terputus. Ilmu yang bermanfaat.
                Poin-poin inilah yang membuat saya menjadi lebih semangat dalam menjalani kehidupan. Semoga apa yang saya rasakan, bisa dirasakan juga oleh sahabat pembaca sehingga masa depan Indonesia yang lebih baik pun akan terwujud.
               Sahabat, Allah menciptakan kepada kita sebagai manusia ini akal dan pikiran untuk digunakan secara benar sehingga benar-benar bisa berdampak untuk orang banyak.
                Sahabat, sekarang ini sudah bukan saatnya lagi untuk mengatakan AKU dan AKU semata, tapi KITA.
                Masih berminat untuk tidak menginspirasi orang lain hanya karena mengatakan “gue ga mampu?” . SEMANGAATTT.
                Sekali lagi, selamat ulangtahun Mas Arry Rahmawan. Semoga terus dapat berdampak untuk banyak orang bersama dengan istri tercintanya . . .

Jumat, 04 Desember 2015

Nikmati

                Jumat, 4 Desember 2015, saya diberi kesempatan untuk menjelajah ke daerah Musi Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan. Saya diberi kesempatan untuk belajar lebih dalam mengenai satu bidang yang saya jalani saat saya kuliah dahulu. Yes, dunia perminyakan, khususnya mengenai pemboran. Mata kuliah yang paling saya senangi dibanding kedua lainnya, yaitu produksi dan reservoir.
                Pemboran merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan dana yang sangat besar untuk melakukannya. Ah saya lupa, semua kegiatan di bidang perminyakan memang tidak ada yang murah. Saya bersyukur sekali, walaupun sebenarnya saya kurang merasa memiliki jiwa disini, tapi berusaha untuk menikmatinya adalah salah satu jalan yang harus saya lakukan.
                Saat ini saya sedang ditugaskan untuk mengikuti salah satu program yang dimiliki oleh salah satu badan penelitian dan pengembangan ESDM, yaitu LEMIGAS untuk On Job Training di salah satu perusahaan KKKS, yakni di MedcoEnergi.
                Diberi kesempatan untuk menimba ilmu di perusahaan lain awalnya membuat saya malas, karena memang info yang diberikan tidak jelas buat saya, tapi sekali lagi saya berusaha untuk menikmastinya, Karena tidak semua orang mendapat kesempatan yang sama seperti saya.
                Saya yakin, sahabat pembaca pasti pernah merasakan hal dimana sahabat tidak enjoy dalam melakukan aktivitas tapi sahabat tidak bisa menolak untuk melakukannya. Benarkah? Saya juga yakin, sahabat juga pasti sering bingung bagaimana mengatasi hal seperti itu jika benar-benar mengalaminya. Benarkah? Dan sayapun yakin, sahabat pasti jadi malas untuk berbuat apa-apa jika tidak enjoy. Benarkah? Hehe.
                Sahabat, yang perlu kita ingat adalah satu sebenarnya. Ini merupakan kunci yang selalu saya pegang ketika hal-hal yang saya sebutkan di atas saya rasakan. Apa itu?
                Simpel. Hanya mengingat bahwa apa yang kita dapatkan mungkin banyak juga orang di luar sana berharap mendapatkannya, namun tidak bisa. Dan mungkin banyak orang di luar sana yang tidak mendapat kesempatan terbaik dalam hidupnya. Baik itu karena memang mereka malas, atau karena memang belum rezeki mereka.
                Nah, jika sudah merasa seperti itu pasti hal di atas yang kita rasakan minimal bisa berkurang. Pelan tapi pasti lebih baik dibanding tidak melakukan sama sekali.
                Mau tahu lebih banyak mengenai cara-cara  yang membuat kita dapat menikmati apa yang tidak kita nikmati? Doakan saja saya benar-benar bisa menghasilkan karya nyata untuk dapat dinikmati semua ya. Aamiin.

Rabu, 02 Desember 2015

Speak to Inspire #2



Banyak orang, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lanjut usia pun sangat ingin sekali bisa menjadi pembicara yang handal. Namun mereka malu untuk memulainya, sehingga yang dilakukan hanyalah bermimpi namun tidak bergerak. Padahal jika kita memahami bahwa untuk menginspirasi orang banyak akan jauh lebih muda dilakukan dengan ucapan dan perbuatan, bukan hanya perbuatan. 
Di zaman sekarang ini yang memang sudah serba canggih, sangat menyedihkan rasanya ketika melihat orang yang memiliki jabatan tapi ketika berbicara di depan publik bisa dibilang “kurang greget” sehingga yang menyaksikan bisa jadi malah ngantuk dan rasanya ingin pergi saja dari lokasi, hehe. Kurang lebih itulah yang sering saya rasakan.
Nah, berhubung masa depan adalah yang memegang generasi muda seperti saya dan yang berusia lebih muda di bawah saya, maka hal-hal seperti di atas jangan sampai terjadi. Akan sangat berbahaya ketika apa yang kita sampaikan ternyata tidak bermakna dan malah menimbulkan multi tafsir yang mengadu domba, dan sejenisnya. 
Sebagai generasi muda, sudah sepantasnya kita berlatih untuk bisa berbicara di depan umum dengan baik. Khususnya bicara yang menginspirasi orang banyak. Mungkin dari segelintir kita ada yang mengatakan, “Aku ga bisa ngomong di depan umum, apalagi menginspirasi” , “aku maunya jadi penonton aja ah, malu abisnya ga bisa ngomong”.
 Itulah yang beberapa lama ini saya rasakan. Saya merasa malu, saya merasa tidak bisa berbicara di depan umum. Namun kemudian saya sadar bahwa yang saya lakukan hanyalah menghambat diri sendiri. Alhasil? Berusaha mencari lingkungan dimana saya memiliki kesempatan untuk dapat berbicara di depan umum adalah salah satu jalannya. 
Bagi sahabat pemuda yang belum merubah cara pandangnya sehingga masih seperti yang saya rasakan dahulu, ini ada beberapa tips yang bisa saya berikan untuk sahabat semua. Perlu diingat, yang saya tulis ini semata-mata adalah apa yang saya lakukan. Apa sajakah itu?
1.       Aku bisa untuk memulai
Yak, paling utama adalah merubah mindset kita. Gampangnya mindset itu bagi saya sendiri adalah cara pandang kita dalam melihat dan menyikapi sesuatu. Bedakan makna “gue bisa, tapi susah”  dan “susah ya, tapi gue bisa” . Menurut sahabat semua, mana yang akan menjadi orang hebat?
Yes, tentu pilihan kedua akan lebih hebat alias kece badai. Kenapa? Karena semangat dalam melakukan hal yang sebenarnya sulit, namun dengan semangat untuk kita bisa maka itu akan menghasilkan energi ekstra.
Dan sadar atau tidak, untuk hal ini biasanya yang kita ingat adalah bagian terakhirnya. “susah” dan “bisa” , secara tidak sadar otak akan menstimulus diri ini untuk melakukan hal yang lebih agar apa yang kita harapkan bisa melakukan benar-benar bisa dilakukan.

2.       Berlatih dan berlatih
Hal ini yang harus kita sadari. Bahwa tidak ada kesuksesau diraih hanya dengan bersantai. Untuk menjadi orang hebat dibutuhkan waktu lebih untuk berlatih. Christiano Ronaldo misalnya, yang saya tahu untuk menjadi pesebakbola hebat seperti sekarang dia datang paling awal dan selesai paling akhir.
Nah, bagi sahabat yang ingin bisa menjadi pembicara pemula, berlatih merupakan menu wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Dan sahabat, berlatihlah untuk berbicara mengenai apa yang ingin disampaikan berkali-kali. Latihan di depan kaca? Hati-hati. Sebaiknya berlatihlah di depan orang lain dengan harapan orang lain dapat memberi kita masukan.
Cermin hanya akan merefleksikan apa yang kita lakukan. Dan cermin juga tidak dapat memberi hasil yang berbeda dengan apa yang kita lakukan. Berbeda dengan orang yang memang akan memberikan masukan dan lain-lain yang bermanfaat.

3.       Cintai kritik dan diberi masukan
Saya pernah mengalami dimana saya sangat anti yang namanya kritik. Setelah saya mengisi pelatihan seputar HIV & AIDS, saya biasa dievaluasi oleh teman saya. Ketika dikritik, saya terus tidak setuju dengan apa yang dia sampaikan, sampai pada akhirnya dia mengatakan, “udah napa si dit, kalau dikasih masukan terima aja jangan ngeles, biar elu berkembang”.
Seketika saat itu saya sadar bahwa selama ini saya melakukan hal yang salah yang mana itu menghambat saya untuk menjadi lebih hebat lagi dalam tugas saya untuk berbagi kepada banyak orang. Setelah saya bisa menerima dan malah saya mencintai dikritik dan diberi masukan, Alhamdulillah sekarang saya . . . . . , hehehe.

4.       Demen nanya
Nah, untuk yang satu ini wajib untuk kita lakukan khususnya bagi sahabat yang benar-benar berniat untuk menjadi pembicara atau minimal berani berbicara di depan umum, hal ini wajib untuk  kita lakukan.
Rajin bertanya kepada yang lebih ahli dan lebih memahami mengenai apa yang akan kita bicarakan akan membuat kita menjadi pribadi yang berkembang dan bisa menjadi hebat. Karena dengan masukan-masukan yang diberikan dari orang tersebut.

So guys, apa lagi yang kalian pikirkan? Masih mau malu? Masih mau menjadi penonton saja? Sayang. Padahal kewajiban kita adalah sampaikanlah kebaikan dan kebenaran walau hanya satu ayat. Praktikkan keempat hal di atas, A-B-C-D , menjadi orang yang dapat dilihat bukan lagi menjadi mimpi tapi insya Allah akan menjadi kenyataan.

LET’S SPEAK TO INSPIRE!!!

Selasa, 01 Desember 2015

Speak to Inspire #1



Sabtu, 28 November 2015, merupakan salah satu hari yang bersejarah buat saya. Bukan karena mendapatkan lotere dan uang yang banyak. Bukan juga karena mendapat musibah. Melainkan saya diberi kesempatan untuk mengisi pelatihan di salah satu lokasi di daerah Margonda yang memang tempat tersebut merupakan tempat dimana sahabat saya menjadi pengurus sehingga saya diizinkan untuk mengisi disana di depan teman-teman SMP dan SMA.
                Saya kemudian berpikir materi apa yang harus saya bawakan. Karena memang ini merupakan pelatihan umum pertama yang saya lakukan di luar materi tentang HIV & AIDS yang sudah sering saya bawakan. Setelah berdiskusi dan melihat kondisi calon peserta disana, saya akhirnya memutuskan untuk mengisi seputar public speaking.
                “Topik apaa yang akan saya bawakan ya?” , pikirku seminggu sebelum mengisi. Bersyukur saya memiliki istri yang luar biasa peduli terhadap sesama, apalagi terhadap saya, hehe. Di saat saya kebingungan harus mengisi tentang apa, istri saya ingat bahwa saya terinspirasi dari mentor kehidupan saya, yaitu Pak Jamil Azzaini yang baru menulis buku Speak to Change. Akhirnya dia memberi saran pada saya untuk mengisi dengan judul Speak to Inspire.
                Sebenarnya Speak to Inspire memang sesuatu yang saya jelaskan kepada istri saya dengan bahasa yang rumit namun disederhanakan olehnya sehingga didapat kalimat itu. Kenapa saya membahas hal itu bukan berarti karena saya lebih hebat dalam berbicara disbanding orang lain, namun semata-mata karena memang untuk menyampaikan sesuatu itu lebih baik dengan berbicara.
                Speak to Inspire adalah suatu gaya dan komitmen saya pribadi mulai saat ini untuk berani membicaraka sesuatu yang sekiranya bisa menginspirasi. Dahulu saya berpikir bahwa menyampaikan sesuatu itu harus dengan berbicara saja. Pertanyaan hadir, lantas bagaimana dengan orang-orang yang merasa dirinya introvert tapi juga ingin dapat menginspirasi orang banyak.
                Mencari kesana kesini. Ternyata sangat banyak orang yang dapat menginspirasi. Buat orang yang tidak senang berbicara di depan umum pun dapat melakukannya melalui tulisan. Terkadang ini yang kita lupa. Tidak semata-mata menginspirasi itu harus dengan berbicara secara lisan, namun dengan tulisan dan makna tersirat dan tersurat juga dapat melakukannya.
                Sahabat, selagi masih muda, jangan pernah takut untuk berbicara, mengajarkan, dan mengamalkan kebaikan kepada banyak orang. Sayang jika hanya kita diam dan mengikuti arus yang ada. Allah dan Rasul pun berpesan pada kita, “sampaikanlah kebaikan walau hanya satu ayat” .
So, Let's Speak to Inspire!!