Zaman sudah
makin menggila. Siapa tidak sanggup bertahan, diri akan menjadi gila. Siapa
yang tidak kuat mengikuti arus, diri akan menjadi lelah.
Zaman
teknologi. Semua sudah dilakukan serba menggunakan teknologi. Gadget, PC, dan lain sebagainya. Kita
masih ingat sekali bagaimana mungkin sekitar tahun 90-an, handphone baru saja booming-booming
nya keluar. Itupun masih besar-besar. Kalau lagi berantem, pukul saja pakai
handphone itu pasti lemas.
Sekarang? Aah,
janganlah ditanya. Semua sudah serba smartphone.
Telepon pintar. Telepon yang bisa memenuhi apa yang kita inginkan. Mulai
dari berhubungan dengan oranglain yang berada jauh disana, sampai mencari teman
baru pun bisa dilakukan. Selain itu juga, saya ingat sekali bagaimana pada
dahulu kala ketika kita mencari sebuah alamat seringkali kita membawa peta yang
besar, sekarang? Melalui handphone pun
bisa dilacak.
Luar biasa
sekali memang alat itu. Bahkan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa hampir
setiap minggu bisa jadi kita melihat keluaran handphone/smartphone terbaru dengan berbagai spesifikasi yang
membuat orang yang melihatnya hanya ternganga. Canggih. Canggih sekali malahan.
Tidak
jarang kita sering bosan atau kesal jika alat tersebut tertinggal di rumah atau
rusak. Dunia seakan tidak asik lagi untuk dijalani pada hari itu. Seakan
menjadi seperti orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan hal apa.
Hal itulah
yang membuat saya merasa sedih beberapa tahun terakhir ini. Bagaimana tidak
sedih, saya suka menyaksikan sendiri orang-orang begitu asiknya bermain-main
dengan smartphone yang dimilikinya
sementara di depan, samping, belakangnya itu ada orang yang sedang mengajak
untuk mengobrol. Jadi seakan-akan orang yang mengobrol tersebut merasa seperti
orang bodoh karena ngobrol sendiri.
Bukan hanya
itu. Saya sendiri pernah menyaksikan bagaimana tidak asiknya perjalanan untuk menyantap
makan siang satu keluarga yang ketika sedang duduk untuk menunggu pesanan
datang, semua asik denga smartphone mashing-masing.
Bapaknya, ibunya, anaknya, semua sibuk memainkan smartphone yang ada dalam genggamannya.
Yaa Allah,
apakah dengan majunya teknologi membuat kita menjadi lupa akan arti silaturahmi
dengan sekitar? Membuat kita seperti orang aneh yang jika tidak memegang smartphone sebentar saja menjadi galau
maksimal?
Saya rindu
masa dimana saya mudah sekali menemukan orang yang ketika berkumpul tidak sibuk
dengan handphonenya. Saya rindu masa dimana saya menyaksikan
orang-orang tertawa riang ketika ada orang yang sedang berbicara di depannya
dibanding tertawa riang pada layar kaca handphone
yang dipegangnya.
Saya rindu
masa-masa itu . . .
0 komentar:
Posting Komentar