Minggu, 31 Juli 2016

Rinduku Akan Silaturahim


Zaman sudah makin menggila. Siapa tidak sanggup bertahan, diri akan menjadi gila. Siapa yang tidak kuat mengikuti arus, diri akan menjadi lelah.

Zaman teknologi. Semua sudah dilakukan serba menggunakan teknologi. Gadget, PC, dan lain sebagainya. Kita masih ingat sekali bagaimana mungkin sekitar tahun 90-an, handphone baru saja booming-booming nya keluar. Itupun masih besar-besar. Kalau lagi berantem, pukul saja pakai handphone itu pasti lemas.

Sekarang? Aah, janganlah ditanya. Semua sudah serba smartphone. Telepon pintar. Telepon yang bisa memenuhi apa yang kita inginkan. Mulai dari berhubungan dengan oranglain yang berada jauh disana, sampai mencari teman baru pun bisa dilakukan. Selain itu juga, saya ingat sekali bagaimana pada dahulu kala ketika kita mencari sebuah alamat seringkali kita membawa peta yang besar, sekarang? Melalui handphone pun bisa dilacak.

Luar biasa sekali memang alat itu. Bahkan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa hampir setiap minggu bisa jadi kita melihat keluaran handphone/smartphone terbaru dengan berbagai spesifikasi yang membuat orang yang melihatnya hanya ternganga. Canggih. Canggih sekali malahan.
Tidak jarang kita sering bosan atau kesal jika alat tersebut tertinggal di rumah atau rusak. Dunia seakan tidak asik lagi untuk dijalani pada hari itu. Seakan menjadi seperti orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan hal apa.

Hal itulah yang membuat saya merasa sedih beberapa tahun terakhir ini. Bagaimana tidak sedih, saya suka menyaksikan sendiri orang-orang begitu asiknya bermain-main dengan smartphone yang dimilikinya sementara di depan, samping, belakangnya itu ada orang yang sedang mengajak untuk mengobrol. Jadi seakan-akan orang yang mengobrol tersebut merasa seperti orang bodoh karena ngobrol sendiri.

Bukan hanya itu. Saya sendiri pernah menyaksikan bagaimana tidak asiknya perjalanan untuk menyantap makan siang satu keluarga yang ketika sedang duduk untuk menunggu pesanan datang, semua asik denga smartphone mashing-masing. Bapaknya, ibunya, anaknya, semua sibuk memainkan smartphone yang ada dalam genggamannya.

Yaa Allah, apakah dengan majunya teknologi membuat kita menjadi lupa akan arti silaturahmi dengan sekitar? Membuat kita seperti orang aneh yang jika tidak memegang smartphone sebentar saja menjadi galau maksimal?

Saya rindu masa dimana saya mudah sekali menemukan orang yang ketika berkumpul tidak sibuk dengan handphonenya. Saya rindu masa dimana saya menyaksikan orang-orang tertawa riang ketika ada orang yang sedang berbicara di depannya dibanding tertawa riang pada layar kaca handphone yang dipegangnya.


Saya rindu masa-masa itu . . .

0 komentar:

Posting Komentar