Selasa, 02 Agustus 2016

Kalau Ada Yang Jelas, Kenapa Pilih Yang Lain?


Pagi ini saya diberi kesempatan untuk menemani istri tercinta mencari jenis asuransi jiwa yang sekiranya akan dia gunakan. Akhirnya istri saya memutuskan untuk menggunakan asuransi karena melihat saya yang menggunakan salah satu asuransi jiwa yang cukup dikenal di Indonesia. Saya sejujurnya tidak mau menggunakannya, namun karena orangtua saya yang dulu sebelum saya bekerja mendaftarkan saya sehingga saya harus melanjutkan dalam beberapa tahun lagi.

Setelah memutuskan ingin memilih asuransi yang berbasis syariah, tanpa disangka lokasi kantor perusahaan tersebut berada dekat dengan kantor saya bekerja. Langsung saya mohon izin untuk menemani istri tercinta menuju kantor tersebut yang berada di daerah kemacetan luar biasa.

Sampai disana kami disambut oleh seorang bapak yang masih cukup muda. Pada awalnya saya malas untuk bertanya-tanya disana, tapi karena saya ingin tahu dan saya melihat bapak tersebut adalah orang yang asik dan baik saya langsung banyak bertanya dibanding istri saya. Maklum saja, saya sangat senang untuk mencaritahu hal yang baru.

Saya bercerita bahwa saya sedang menggunakan asuransi jenis lain yang syariah juga namun perusahaan tersebut juga memiliki asuransi konvensional. Sehingga secara terus terang saya pun ragu apakah asuransi yang saya gunakan itu murni syariah ataukah seperti apa. Karena memang saya memiliki kewajiban untuk melanjutkan yang sudah dibayarkan oleh orangtua saya sejak 2009 lalu.

“Kalau ada halal, ada haram, nah ada juga diantara mereka itu namanya subhat. Sekarang ibarat ada restoran makan, ada makanan halal tapi juga jual makanan haram, terus dimasak di satu penggorengan. Dan kita gatau lagi dapurnya kayak apa. Bisa jadi, yang halal masaknya kecampur sama yang haram, kan bahaya. Nah itu namanya subhat. Haram sih engga, tapi kalau bisa jangan diambil, karena ulama juga menganjurkan yang murni halal aja kalau bisa mah”

Saya pun kemudian berpikir apa yang dikatakan oleh bapak tersebut benar adanya. Jika ada yang halal, kenapa harus cari yang setengah-setengah. Sedih sekali mendengar apa yang dikatakan oleh bapak itu. Sedih karena ternyata saya menggunakan jenis yang bisa dibilang subhat. Tapi tidak bisa dikatakan seperti itu juga karena saya harus mencari informasi terlebih dahulu, wehehehe.

Hanya saja kalau saya bisa mengatakan kepada sahabat semua, kalau bisa memilih yang sudah pasti syariah, pilihlah yang syariah. Karena sudah pasti baik. Saya pun jika boleh memilih, saya akan memilih yang sudah pasti syariah, bukan yang subhat, apalagi haram.


Sama seperti memilih makanan, kalau ada yang baik dan halal, kenapa harus memiih yang tidak baik?? J

0 komentar:

Posting Komentar