Minggu, 07 Agustus 2016

Jangan Takut Untuk Menikah Muda

Betapa bersyukurnya diri ini karena memiliki istri yang satu visi dalam menjalani kehidupan ini. Dan betapa bersyukurnya diri ini karena Allah benar-benar mempertemukan diri ini dengan seorang wanita yang bisa mengisi kekurangan yang diri ini miliki. Janji Allah itu benar sekali bahwasanya jodoh kita merupakan cerminan dari diri kita. Dan ketika saya melihat istri saya, ternyata kami tidak jauh berbeda, hehe.

Minggu pagi tepatnya tanggal 7 Agustus 2016, saya bersama istri mengendarai sepeda motor kami menuju Kantor Balaikota Depok untuk mengikuti acara seminar parenting yang diisi oleh salah satu trainer yang memang terfokus pada bidang ini. Ketika istri saya menawarkan apakah saya ingin ikut acara ini, tanpa pikir panjang saya pun mengiyakan tawarannya.

Saya dulu merupakan tipe orang yang baru belajar ketika sesuatu terjadi atau sudah mendekati waktunya. Namun saya menyadari jika belajar untuk mempersiapkan sesuatu yang nanti akan kita jalani jauh lebih penting. Agar kita mengetahui harus berbuat seperti apa nantinya, kalau perlu merancang desain seperti apa yang akan kita gunakan.

Saya merupakan orang yang menikah di usia 24 tahun sementara istri saya kala itu berusia 19 tahun. Saat ini usia pernikahan kami telah berusia 1 tahun sehingga usia kami pun bertambah pula 1 tahun, saya 25, istri saya 20 tahun. Di usia saya yang sebenarnya cukup matang untuk menikah, namun jika saya berpikir lebih jauh lagi saya masih banyak kekurangan, terutama dalam urusan berumahtangga. Karena itu ketika istri saya menawarkan seminar parenting tersebut langsung saya terima.

Menikah di usia muda haruslah memiliki kekuatan mental yang tinggi. Bagaimana tidak, pada saat orang-orang bermain, berbisnis, bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, mereka-mereka memilih untuk melakukan hal itu untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan juga pasangannya. Bukan lagi hanya dirinya sendiri.

Jika kita menyaksikan di layar televisi, banyak sekali mereka yang menikah kemudian mereka cerai dalam usia pernikahan yang tidak lama. Ada juga yang sudah lama menikah namun kemudian cerai dengan berbagai alasan yang diutarakan.

Bagi kalangan muda, hal ini menjadi sangat rentan terjadi. Bayangkan, orang yang bisa jadi egonya masih sering tidak stabil, sudah harus menyeimbangankan ego untuk oranglain yang notabene akan menjadi pasangan hidup dan tinggal bersama dengan dirinya.

Dalam seminar tersebut, sang pemateri memberikan dua alasan mengapa pasangan-pasangan seringkali mengalami perceraian, tidak jarang dalam usia pernikahan yang masih muda

Tidak jelasnya visi & misi pernikahan

Penting bagi pasangan yang akan menikah untuk saling membuat proposal mengenai rencana yang ingin dilakukan setelah menikah. Bagikan kepada calon pasangan, agar sama-sama saling mengetahui apa yang wanita inginkan, apa yang pria inginkan.

Setelah hal itu dilakukan, yang selanjutnya wajib untuk dibicarakan adalah masalah visi dan misi dalam kehidupan berumahtangga. Ingin menjadi seperti apa keluarga itu. Apa yang menjadi nilai/value dalam rumahtangganya. Jika nilai/value belum ditemukan, minimal visi dan misi harus dijelaskan di awal agar ketika terjadi masalah setelah berumahtangga, ingat kembali visinya, insya Allah masalah akan bisa diselesaikan.

Bagi yang sudah menikah dan belum membuat visi dan misi dalam berumahtangga, saran saya silakan dibuat sekarang juga.

Tidak melakukan proses mendidik
di rumah
Ketika visi keluarga sudah dibuat, kehidupan kita dalam berumahtangga biasanya akan lebih terarah. Tapi terkadang masih ada juga yang mengalami perceraian karena hal yang lain, bisa jadi karena pertengkaran antara suami dan istri sehingga merasa tidak dapat lagi dipertahankan.

Dalam hal ini sangat penting bagi sepasang kekasih yang menjalani kehidupan bersama harus saling berinteraksi dan saling mengembangkan bakat yang dimiliki oleh masing-masing. Selain itu juga penting bagi suami untuk mendidik istrinya agar setelah menikah bukan malah menjadi terhambat potensinya.

Bukan berarti sang istri tidak boleh melakukan hal sama,  sang istri pun wajib untuk mendukung dan membantu suaminya untuk sama-sama mengembangkan potensi yang dimiliki oleh suaminya itu. Kemudian, menahan ego untuk tidak merasa paling pintar menjadi salah satu kunci agar rumah tangga tetap utuh.

Jika dua hal itu sudah kita lakukan, perasaan takut untuk menikah di usia muda pun bisa dihindari.


So, apa lagi yang harus ditakutkan?? Huehehehe . . .

0 komentar:

Posting Komentar