Kamis, 01 September 2016

Melawan Keterbatasan



Puji syukur saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Semesta Alam, Dzat Yang Maha Segala. Berkat kekuatan dan izin-Nya lah saya, bahkan kita semua bisa menjalani kehidupan di dunia ini.
Setelah hampir sebulan saya tidak menulis, hari ini saya mulai kembali mengumpulkan semangat untuk bisa menulis kembali. Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat, bagi saya sendiri maupun bagi pembaca sekalian.
  
Mengawali Bulan September di tahun 2016, saya bersama istri berkesempatan untuk menghadiri Gala Premier salah satu film dokumenter yang dibuat oleh seseorang bersama timnya yang kami anggap sebagai guru kami, walaupun saya secara pribadi belum pernah berinteraksi secara langsung dengannya, Kang Rendy Saputra.

Pengalaman luar biasa dapat belajar banyak darinya mengenai arti kehidupan. Mengenai pentingnya menjalani kehidupan dengan segala keterbatasan yang ada. Mengapa saya dapat mengatakan demikian? Mungkin sudah banyak yang mengetahui profil tentang dirinya. Kesibukan apa yang sekarang dijalani olehnya. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kang Rendy yang menjalani pendidikan di salah satu perguruan ternama di Bandung, ITB, di jurusan yang merupakan salah satu favorit disana, Teknik Perminyakan. Tapi kalau kita semua mengetahui, saat ini kesibukannya jauh dari kata tentang dunia migas. Saat ini, kesibukannya adalah sebagai trainer dan menjadi CEO dari salah satu brand busana muslim di Indonesia.

Terdengar aneh bukan? Bagi saya secara pribadi, saya merasa sangat kaget ketika mendengar hal itu. Kok bisa, mengenyam pendidikan di teknik perminyakan, tapi sekarang sibuk di dunia public speaking dan busana.

Yak, beliau tidak menyelesaikan kuliah yang dijalaninya. Beliau memutuskan keluar dari kuliahnya, dan memilih jalurnya sendiri dengan status lulusan SMA.

Di zaman sekarang ini, lulusan SMP, SMA bisa kerja apa? Bukankah kebanyakan dari perusahaan memakai jasa orang-orang yang lulus dari perguruan tinggi? Hoho. Bisa jadi itu ketakutan dari kebanyakan orang sekarang ini. Tapi tidak untuk dirinya. Percaya atau tidak, seorang lulusan SMA dibayar cukup tinggi untuk memimpin perusahaan fashion, dibayar cukup tinggi untuk berbicara di depan orang banyak.

Beliau juga belajar banyak dari owner tempat dia bekerja, Bunda Tika. Berawal dari hanya menjual dua kodi baju, hingga saat ini bisa menjual kurang lebih 300.000 busana muslim. Bagi sebagian orang yang baru mengenal beliau mungkin akan berkata, “Enak, Kang Rendy link-nya banyak. Enak kang Rendy xxx. Enak Kang Rendy yyy” . Iya, itu setelah sekarang kita melihat dirinya. Tapi dulu? Hampir semua pengusaha sukses pasti berawal dari jatuh bangun, sama seperti dirinya.

Saya belajar banyak darinya.

Bahwa kelemahan kita termasuk saya prbadi adalah tidak mampu melawan keterbatasan yang ada. Kita seringkali ketika dihadapkan pada suatu masalah lebih sering mengeluh dibanding bergerak. Kita seringkali hanya diam, atau bahkan lari dari masalah yang ada.

Dikasih uang lima ratus ribu rupiah, bingung mau bisnis apa, akhirnya mikir ga jalan-jalan. Merasa bahwa bisnis harus modal besar. Dikasih kesempatan untuk bisa sharing di depan banyak orang, pusing karena ga pernah ngomong di depan banyak orang, akhirnya memutuskan ga diambil kesempatan itu.

Saya kembali belajar, bahwa sejatinya orang sukses itu adalah orang yang berani melangkah, bukan hanya berdiam diri, merenung, lama mikir yang akhirnya malah ga jalan sama sekali.

Sahabat, saya belajar, sahabat pun belajar. Hingga akhirnya kita benar-benar bisa meraih kesuksesan seperti yang kita impikan bersama. Melawan keterbatasan menjadi salah satu kunci untuk kita meraih kesuksesan tersebut.

Semangat. Bismillah . . .

0 komentar:

Posting Komentar