Selasa, 24 Oktober 2017

Bagaimana Respon Anda?


Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah setelah beberapa bulan lamanya tidak menulis di blog ini, saya bisa menorehkan tulisan kembali. Bukan karena malas, tapi karena lebih sering masuk dunia instagram, hehe.

Saya ingin sharing sedikit tentang apa yang belum lama ini saya lakukan. Alhamdullah Allah mengizinkan diri ini untuk bisa berbagi kisah tentang bagaimana merespon suatu kejadian dengan bijak di depan puluhan karyawan salah satu perusahaan konsultan pajak.

Awalnya tidak menyangka bisa ditawarkan untuk bisa berbagi pengalaman disana, karena memang selama ini lebih terfokus untuk anak muda. Tapi kemudian saya belajar dari guru saya, "kalau kita tidak pernah mencoba, maka kapan tahu rasanya berbicara di depan orang yang usianya lebih tua dibanding kita" . Atas dasar itulah, saya menerima tawaran tersebut di tengah kegiatan pelatihan dengan klien Bank Syariah Mandiri bersama dengan Kubik Training.

Melihat dari permasalahan yang ada di perusahaan tersebut, yang mana infonya bisa diperoleh dari seseorang yang mengundang saya untuk hadir. Terdapat beberapa permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut dan semua terkesan saling menyalahkan. Atasan sering menekan bawahan, bawahan tidak terlalu patuh pada instruksi atasan. Tapi hebatnya disini adalah karena atasan tersebut tidak akan pernah mengeluarkan karyawan tersebut dari perusahaannya. "Belum pernah ada kasus seperti itu" , begitulah katanya.

Kemudian berbekal bertanya dari salah satu orang yang saya anggap mentor, dijelaskan bahwa coba saja untuk meyakinkan bahwasanya segala sesuatu yang kita kerjakan itu adalah bentuk pengabdian kita kepada Allah. Atas dasar itulah saya memutuskan untuk menaruh prinsip tersebut pada prinsip 1 dari bagaimana kita seharusnya merespon sesuatu yang terjadi.

Selanjutnya berbekal ilmu yang didapatkan selama ini, saya kemudian memutuskan untuk meletakkan "ubah respon" menjadi prinsip 2 yang harus kita lakukan untuk memiliki kehidupan yang bermakna.

Great Response To Be An Expert

Itulah judul yang saya berikan kepada peserta agar menjadi lebih hebat lagi dalam menjalani kehidupan. Bisa jadi diantara anda yang membaca tulisan ini berpikir, "Mas, emang dirimu udah jadi expert kok bisa-bisanya bahas ini?"

Hehehe. Saya pun belum menjadi expert. Tapi saya mencoba untuk terus belajar sehingga saya yakin bahwa saya akan menjadi expert. Bagi saya salah satu kunci seseorang bisa menjadi ahli adalah dengan merubah respon ketika mendapatkan satu kejadian.

Kalau saya baca dari buku Ustadz Nasrullah, Magnet Rezeki, ternyata rezeki bisa dengan mudah diperoleh salah satunya adalah dengan merubah respon kita. Bagaimana kita bisa memperlihatkan bahwa yang muncul pertama kali, baik itu terucap maupun tidak, itu adalah hal yang positif. Jangan melulu berpikir negatif.



Ada lagi yang namanya ilmu kuantum. Untuk yang satu ini, saya belum terlalu memahami maksudnya. Namun simpelnya seperti ini, ketika kita diminta uang oleh orangtua kita karena mereka membutuhkan uang tapi tidak ada pegangan, sementara kita tidak punya. Terkadang secara spontan mengatakan, Ah aku aja ga ada uang. Mau ngasih gimana.

Darisitu saya belajar, sesungguhnya jika hal tersebut benar-benar terucap, ternyata itu menjadi doa. Doa kalau saya tidak punya uang, atau jangan berikan aku uang, atau yang lain sebagainya. Menurut ilmu yang saya dapatkan, jika orangtua kita seperti itu, katakanlah secara lantang dan bijaksana, "Maaf bu, uang aku sekarang lagi berkelana, melayang-layang untuk nantinya masuk ke dompet banyak terus bisa ngasih ibu deh".

Secara tidak sadar kita sedang berdoa, Yaa Allah banyakkanlah rezekiku. Mudah bukan? Kelihatannya. Tapi kalau dipikir, hal itu bisa dikatakan mudah kalau memang sudah terbiasa melakukan dari kecil.

Sekarang bayangkan satu kasus terakhir, ketika atasan anda menyuruh anda mencapat target dua kali lipat namun gaji tidak naik. Kira-kira apa yang ada di pikiran anda terhadap atasan tersebut? Positif atau negatifkah?



Sekarang kalau kita bawa ke arah pikiran negatif, kemudian perasaan yang muncul kira-kira akan seperti apa? saya yakin dan percaya, pasti akan negatif juga. Lalu jika sudah begitu, tindakan seperti apa yang akan diambil? Sudah pasti negatif juga ya. Kalau semua itu dirunutkan kemudian diberikan gambaran dampaknya, apakah sekiranya minimal untuk diri sendiri bagaimana? Hampir bisa dipastikan negatif. Ujungnya adalah stres > bunuh diri > mati > masuk neraka.

Kalau sekarang kita ubah menjadi respon positif yang kita pilih, kira-kira pikiran apa yang timbul di benak kita terhadap atasan tersebut? Kemungkinan besar pasti positif bukan? Seperti pikiran si atasan suka menchallenge kita untuk bertumbuh. Lalu perasaan yang timbul bagi diri kita apa? Sudah pasti senang. Lanjut dan runut sembari diberikan dampaknya, hampir bisa dipastikan pasti menuju sesuatu yang positif. Entah keluarga bahagia > bisnis lancar > sedekah berkembang > hidup tenang.

Kita lihat bersama, apa yang bisa terjadi jika respon yang kita berikan salah? Neraka bisa menjadi jalan terakhir bukan? Tapi bagaimana jika respon yang kita berikan tepat? Bahagia bukan?

So, kalau sudah begitu. Tidak lagi ada alasan bagi kita semua, saya dan juga tentunya anda yang membaca tulisan ini untuk tidak merespon segala sesuatu dengan positif. Dan yakinlah, hidup ini adalah bentuk pengabdian kepada Allah, kalau hidup ini saja sudah kita sia-siakan, bagaimana nanti kehidupan di akhirat, kita yang gantian disia-siakan oleh Allah. Atagfirullah . . .

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Maju terus, tumbuh terus.


0 komentar:

Posting Komentar