Rabu, 07 Januari 2015

Siapkah Dijemput Dengan Senyuman?







Assalamu’alaikum wr.wb
Bismillah

Izinkan saya sebelum memulai tulisan ini untuk mengucap syukur alhamdulillah terlebih dahulu kepada Allah Yang Maha Besar karena begitu banyak kenikmatan yang diberikan kepada saya pribadi, dan insya Allah kepada teman-teman juga, nikmat sehat, nikmat iman, dan nikmat masih diberikan kekuatan untuk bisa melakukan kebaikan.

Mendadak saya teringat dengan suatu acara yang saya ikutin sewaktu kuliah di Jogja. Saya pernah mengikuti acara yang diadakan oleh teman-teman dari universitas yang cukup terkenal di Jogja (udah deh saya sebut aja, UGM namanya), seminar gitu modelnya. Topiknya itu loh yang bikin saya tertarik ikutan. Gimana ga tertarik ikutan kalau topiknya “Kujemput Izrail Dengan Senyuman”.

Mungkin kedengerennya ngeri ya untuk sebagian orang, bahkan untuk banyak orang. Saya pun yang dulu sedang proses kembali ke jalan yang lurus ngeri banget. Tapi seruuu, pembicaranya pun oke, sama lah seperti saya memutuskan untuk ikut Young Trainer Academy, pembicaranya keren-keren (azeeek) walaupun belum kenal dekat sih yaa, hehehe.
           
     Topik ini sangat seru, karena tidak jarang orang yang merinding, tidak jarang orang malah menghindar ketika ada obrolan seputar ini. Tapi sebelum masuk bahasan, pasti pada tahu kan ya Izrail itu siapa? Yuhuu, Izrail itu malaikat yang diciptakan Allah dan ditugaskan untuk mencabut nyawa kita. Asik ya? Dan Kujemputnya itu loooh yang bikin makin asik, biasanya kan kita yang dijemput, tapi ini kesannya kita yang jemput.
          
      Saya berpikir, berpikir, dan berpikir, kenapa Malaikat Izrail harus kita yang jemput ya? Terus pake senyuman lagi? Akhirnya saya pun mendapat jawaban setelah saya mengikuti acara ini. Dijelaskan bahwa saat ini sudah bukan zamannya lagi kita hanya menunggu untuk dicabut nyawanya dalam kondisi tidak siap, tapi kita lah yang harus menjemputnya, artinya kita sudah benar-benar dalam keadaan siap.

      Ada pertanyaan, “Kalau gitu kita harus nyari cara biar kita meninggal dong ya?” . Saya pun menjawab, “Iya betul, tapi bukan bunuh diri loh ya maksudnya, hehe”. Maksudnya itu gimana kita mempersiapkan diri kita ketika nanti dipanggil Allah untuk kembali kepada-Nya.
          
      Karena ga sedikit orang yang ketika nyawanya dicabut tapi masih dalam keadaan kotor (saya ga berani nyebut nama atau merk apapun, karena bukan hak saya). Bahkan yang lebih miris adalah ketika nyawanya dicabut itu abis minum minuman keras (oplosan lagi, huuuffftt), abis berzina, dan ada yang meninggal karena ketahuan mencuri atau merampok lalu dihakimi masyarakat.

      Tapi ga sedikit juga orang yang ketika nyawanya dicabut sedang dalam keadaan yang baik, bisa ketika solat, ceramah, dan ada juga yamg sedang dalam keadaan sujud kemudian ga bangun-bangun yang ternyata setelah diperiksa sudah tidak bernapas, Allahu Akbar.
            
    Sebenarnya salah satu tugas pokok kita di dunia ini adalah Menunggu Kematian. Dan apa sih yang harus kita lakuin sembari menunggu giliran kita untuk dipanggil dan kita sudah benar-benar dalam keadaan siap? Jawabannya itu, ibadah, ibadah, ibadah. Ibadah itu ga sempit loh artinya, ibadah itu luas banget. Ibadah secara vertikal, dan juga ibadah secara horizontal. Ibadah secara vertikal itu ialah ibadah secara personal kepada Allah, sedangkan horizontal adalah ibadah kepada sesama manusia. “Pentingan mana sih?” . Penting dua-duanyaa.
          
      Jangan sampai di waktu kita menunggu kematian ini, yang kita lakuin hal-hal yang jauh dari agama, jauh dari Tuhan, jauh dari membantu sesama manusia. Allah itu ga minta macem-macem ke kita kok, Allah cuma minta kita untuk taat sama aturan-Nya aja, dan itu ga sulit kalau kita pikir-pikir.

      Contoh: solat, puasa, ga ada yang bayar. Semua gratis. Kecuali kalau kita solat di masjid dan harus bayar uang gedung, itu namanya paraaaah, hehe. Tapi kalau kita minum minuman keras, ngedugem, berzina, pasti bayar kan? (beda hal kalau yang punya itu temen deket atau kita sendiri, insya Allah sih ga ada yang kayak gitu). Nah, udah dikasih jalannya sama Allah gratis, masa iya susah sih? Pasti gampang deeh.

       Yang agak sulit itu yang ibadah ke sesama manusia, pasti takut-takut salah, nyakitin perasaan, dll lah. Tapi tenaang, pasti bisa koook. Itu sedikit contoh aja, banyak banget cara sebenernya, tapi ga mungkin saya jabarin satu-satu.
          
      Allah mah ga terlalu khawatir manusia bakal jauh dari-Nya, buat apa khawatir, karena sebenarnya kita yang manusia ini malah yang butuh Allah. Karena itu, lakuin hal-hal yang berguna, bermanfaat, yang sesuai dengan ajaran dan syariat agama insya Allah bakal tenang deh hidup. Mau dipanggil kapan juga jawabannya cuma satu, “siaaaappp”. Tapi coba bayangin, kalau misal kita ngelakuin hal yang jauh dari ajaran agama dan syariat, mau dipanggil kapan mah ga bakal pernah siap, jawabannya juga cuma satu sih tapi agak beda, “nanti dulu Yaa Allah, aku mau taubat dulu”.

"Yuk ah mulai sekarang kita pikir-pikir lagi, kira-kira kita ini termasuk golongan yang beneran siap untuk dijemput Izrail dengan senyuman, apa dijemput Izrail dengan ketakutan? Pilih Khusnul Khotimah, atau Su’ul Khotimah?"

0 komentar:

Posting Komentar