Sabtu, 21 Mei 2016

Menikahlah


Menikah adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk menggenapkan separuh agama yang tersisa. Pilihan untuk membuat diri ini tidak lagi hanya berpikir tentang aku, aku, dan aku, tapi kemudian menjadi kita. Tentu saja diri sendiri dan pasangan yang kita pilih.

Banyak yang merasa bahwa dengan menikah hidup ini menjadi seperti dijaga dan terkekang. Karena akan menjadi sulit untuk main, sulit untuk jajan lagi atau belum siap padahal sudah mampu secara finansial, sehingga hal itu dijadikan alasan untuk kemudian tidak melakukan pernikahan.

Tapi banyak juga yang mengatakan bahwa dengan menikah hidup ini menjadi lebih menyenangkan. Bisa jalan berdua, naik motor atau mobil atau angkutan umum tidak lagi sendiri, masak ada yang bantuin, wah luar biasa lah pokoknya.

Nah, kalau saya pribadi alhamdulillah menganut sistem yang kedua. Yang akhirnya membuat saya menikah di kondisi yang belum bisa dibilang mapan sekali, namun saya merasa cukup. Rasanya bagaimana? Menyenangkan sekali.

Dulu saya berpikir seperti kebanyakan orang yang dengan menikah bisa ini lah, sulit itulah. Tapi kemudian mindset saya berubah menjadi positif. Karena saya merasa ketakutan hanyalah sesuatu yang sebenarnya tidak ada dan hanya kita buat-buat.

Belum mencoba? Karena belum bertemu jodoh atau karena terkekang dengan pikiran-pikiran yang salah? Hehe

Bagi yang belum bertemu jodohnya, semoga cepat bertemu jodohnya dan tidaklah perlu berlama-lama, janji Allah bagi yang memutuskan menikah dan berumahtangga sungguh jelas sekali.

Jika bisa memilih jalur baik, benar, dan nikmat, kenapa harus memilih yang tidak baik, tidak benar, dan nikmat hanya sesaat?

0 komentar:

Posting Komentar