Senin, 09 Mei 2016

Sudahkah Kita Berbeda?

Dalam hidup ini, kita dihadapkan pada dua pilihan. Pilihan untuk menjadi orang yang biasa saja dan mengikuti arus seperti kebanyakan orang, ataukah pilihan untuk menjadi orang hebat dan berbeda dengan orang lain.

Ketika kita ingin menjadi orang yang mengikuti arus seperti kebanyakan orang itu sangatlah mudah dan menyenangkan. Tapi apakah dengan kita melakukan pilihan pertama tersebut kehidupan kita di depan akan hebat? Mungkin iya bisa menjadi orang yang hebat, namun biasanya tidaklah maksimal.

Lalu ketika kita ingin menjadi seseorang seperti pilihan kedua yaitu menjadi orang hebat dan berbeda dari orang lain apakah jalannya mudah? Tidak juga. Bahkan untuk hal ini bisa dibilang sangat sulit. Tapi itulah tantangan ketika kita ingin menjadi beda dari yang lain.

Setidaknya itulah ilmu yang saya dapatkan dari mentor saya yang berkesempatan untuk mengisi pelatihan di salah satu universitas yang terikat dengan kementrian. Untuk dapat menempuh studi di universitas yang ketika lulus akan terikat kedinasan dengan kementrian dan akan bekerja disana, dapat dipastikan bahwa usaha untuk meraih nilai tinggi pun dibutuhkan.

Tapi yang kasihan adalah jika kita hanya terfokus untuk meraih nilai yang baik namun kegiatan sosial atau organisasi kemahasiswaan menjadi tidak peduli. Padahal ketika masih kuliah, kalau bisa diusahakan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang menunjang ilmu softskill.

Ketika pertanyaan dilontarkan, "Apakah semua yang disini benar-benar masuk kampus sini karena keinginan sendiri ataukah keinginan orangtua? Jika keinginan orangtua, apakah teman-teman sudah benar-benar menikmatinya berada disini? Dan apakah nanti semuanya siap untuk terikat kedinasan dengan kementrian xxx setelah lulus yang mana penempatannya tergantung pada nilai IPK?" . Semuanya diam tanpa kata.

Sungguh menyedihkan rasanya melihat fenomena itu. Setidaknya itulah yang pernah saya rasakan. Saya merasakan menjalani kuliah tidak sesuai dengan keinginan saya dan terkesan hanya mengikuti keinginan orangtua. Tapi untuk menanggulangi rasa bosan selama kuliah tersebut saya mencoba untuk melakukan aktivitas di luar, dengan berorganisasi. Karena saya percaya dengan berorganisasi, kemampuan softskill saya akan terasah. Dan itu yang akhirnya saya rasakan saat ini.

Namun mirisnya banyak yang tidak mengetahui bagaimana cara agar kita menjadi orang yang berbeda di tengah situasi yang mungkin tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita sehingga yang ada malah membuat kita lesu. 3 prinsip untuk menjadi orang yang berbeda dan luar biasa ini akan saya bagikan berdasarkan ilmu yang saya dapat dari mentor saya.

MENCINTAI APA YANG DIKERJAKAN
DO YOU LOVE WHAT ARE YOU DOING?

Coba tanyakan pada diri kita sendiri sahabat, apakah kita sudah mencintai apa yang kita kerjakan. Sayang sekali jika yang kita lakukan selama beberapa tahun tapi ternyata kita tidak menikmati dan mencintainya.

Orang biasa ketika menjalani aktivitas yang tidak disukainya, mereka akan terus menyesalinya apa yang didapatkan, sehingga menjalaninya sungguh merana dan terlunta-lunta. Tetapi mereka tetap berada di jalur itu dan sama sekali tidak berusaha untuk merubahnya.

Orang hebat ketika menjalani aktivitas yang tidak disukainya, mereka akan berusaha untuk mengubah paradigma untuk berusaha mulai mencintai apa yang didapatkan serta mensyukurinya. Karena masih banyak orang di luar sana tidak mendapat apa yang mereka dapatkan.

Sementara itu pilihan ketiga ketika sudah tidak bisa menikmati sama sekali, dan sama sekali tidak dapat mengubah paradigmanya, pilihan quit menjadi pilihan yang tepat. Tapi sesungguhnya hal ini tidak diharapkan sama sekali ketika masih dapat mengubah paradigma dan berusaha mencintainya.

MENETAPKAN GOAL YANG SPESIFIK

Andai sahabat pernah mendengar kisah pesawat yang pada awalnya ingin menuju Los Angeles dari New York City, namun karena kesalahan sistem autopilot yang membuat arah jalur bergeser 1 derajat. Apa yang terjadi sahabat? Pesawat yang awalnya ingin menuju Los Angeles, namun ketika mendarat ternyata jauh berbeda dengan harapan, jarak dari Los Angeles sampai tempat pesawat tersebut mendarat yaitu sejauh 127 mil.

Bayangkan, pesawat yang sudah otomatis saja ketika dia difungsikan dan tidak sengaja tergeser walaupun hanya sejauh 1 derajat, tapi jarak dari tujuan awal sampai lokasi sebenarnya menjadi sangat jauh. Bayangkan  sahabat, bayangkan. Bagaimana jika hidup kita ini tidak menetapkan goals yang spesifik sama sekali, bahkan belum pernah sama sekali menentukan apa goals dari hidup ini. Sejauh apakah kita pada tujuan kita? Mengerikan.

Hidup itu harus diatur. Ibarat kata, hidup ini harus memiliki proposal hidup. Jika tidak? Hidup tidak jelas, bisa jadi urakan dan tidak teratur. Karena air yang mengalir tidak selamanya mengalir dan bermuara ke laut yang indah, air bisa saja mengalir menuju septingtank.


MEMILIKI NILAI TAMBAH YANG JELAS

Hidup di zaman sekarang ini, kita sangat dianjurkan untuk memiliki nilai yang berbeda dengan orang lain. Kalaupun tidak bisa berbeda, minimal kita memiliki nilai tambah yang lebih dengan bidang yang kita jalan.

Berikut 10 kemampuan yang menjadi nilai tambah yang sewajibnya kita miliki dalam menjalani kehidupan ini,
a. Komunikasi
b. Kejujuran / integritas
c. Kemampuan bekerjasama
d. Kemampuan interpersonal
e. Beretika
f. Motivasi inisiatif
g. Kemampuan adaptasi
h. Daya analitik
i. Kemampuan memimpin
j. Kemampuan berorganisasi

Sahabat pembaca yang luar biasa hebat, sudahkah kita menerapkan 3 prinsip di atas sehingga kita dapat menjadi orang yang hebat dan luar biasa sehingga memiliki nilai yang berbeda dibanding orang lain?? Mari kita sama-sama berubah untuk menuju pribadi yang lebih baik lagi :)

0 komentar:

Posting Komentar