Manusia ini
memang tempatnya salah, tempatnya keliru. Karena yang paling benar itu cuma
Allah.
Manusia ini
juga sukanya lihat kekurangan oranglain, nilai kesalahan yang ada di oranglain,
padahal kita sendiri bisa jadi tidak lebih baik. Ibarat kata pepatah, semut di seberang lautan tampak, gajah di
pelupuk mata tak tampak.
Manusia ini
juga kadang ga sadar kalau misal semua yang ada di dunia ini cuma titipan dan sementara.
Ya harta, jabatan, dan lain-lain yang kita punya di dunia ga bakal dibawa ke
akhirat.
Tapi
sungguh termasuk orang-orang yang beruntung kalau misalnya harta, jabatan,
kekuasaan, benar-benar kita gunakan untuk kemaslahatan banyak orang, membantu
banyak orang. Bukan sebaliknya.
Harta
berupa uang, dipakai untuk sedekah, berbagi, zakat, infaq kepada orang yang
membutuhkan, ke masjid, ke tujuan-tujuan yang memang membutuhkan.
Jabatan
kekuasaan sebagai pimpinan, dipakai untuk mengayomi bawahan, mengajarkan, mendidik.
Tapi apa
jadinya kalau ternyata semua itu digunakan untuk hal sebaliknya? Sungguh rugi
kalau kita diberi titipan seperti itu tapi tidak dimaksimalkan untuk meraih pahala.
Uang
digunakan hanya untuk foya-foya, jalan-jalan sendiri, kesenangan pribadi,
sementara masih banyak orang di luar sana yang membutuhkan. Alangkah baik dan
indahnya jika bisa berbagi kepada mereka.
Jabatan
kekuasaan digunakan untuk ajang gaya-gayaan, ajang untuk meminta pelayanan yang
lebih ketika belum berkuasa, ajang untuk memarahi anak buah ketika anak buah
melakukan kesalahan yang belum tentu itu kesalahannya, selalu mencari cara
bagaimana agar bisa memarahi anak buah, mencari-cari kesalahan dan bukannya
mencari solusi. Sungguh karma Allah itu berlaku. Entah untuk dirinya,
keluarganya, atau orang terdekatnya.
Pastikan
diri ini ketika Allah berikan izin untuk memiliki itu semua bisa benar-benar
berbuat untuk kebaikan. Hidup ini singkat. Jadikan harta, jabatan, benar-benar
membuat diri kita sejahtera di alam akhirat kelak. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar