Senin, 21 Maret 2016

Masih Meratapi Nasib?


Belum lama ini saya diberi kesempatan untuk bersama dengan istri tercinta berada dalam satu panggung di hadapan kurang lebih 300an orang dalam acara tausiyah dan bedah film yang diadakan oleh PPPA Daarul QurĂ¡n di Semarang. Penampilan itu merupakan penampilan kami yang kedua kalinya secara bersama-sama setelah sebelumnya kami diberi kesempatan untuk berada dalam satu panggung dalam acara seminar parenting di Depok.


Sangat senang rasanya ketika saya bisa berada satu panggung dengan istri tercinta, terlebih lagi di hadapan teman-teman yang berusia tidak jauh dari saya, ada yang lebih muda, ada yang seumur, ada juga yang lebih tua. Karena banyak dari teman-teman tersebut ternyata belum menikah, jadi kesempatan saya untuk memprovokasi peserta untuk menikah muda bisa dijalankan, hehe.


Pada awalnya istri saya sempat gugup dan terlihat sangat panik dikarenakan belum pernah tampil secara bersama di hadapan ratusan orang seperti itu. Berbeda dengan saya yang walaupun belum pernah tampil berdua di hadapan ratusan orang, tapi saya tidak merasakan gugup dan panik sama sekali, karena saya memang senang untuk bisa bicara di hadapan banyak orang walaupun bukan sebagai pembicara utama, namun minimal sebagai jalan pembuka sebelum tamu utama masuk mengisi acara utama.


Acara dimulai, kami berdua membuka dan melanjutkan dengan gaya kami. Ya, gaya kami. Karena memang gaya kami yang berbeda, tapi ketika berada di hadapan ratusan peserta kami tampil dengan sangat enjoy, seperti sudah lama menjadi MC. Entah mengapa, tetapi hal itu benar-benar membuat saya sangat senang dan juga terlihat istri saya tercinta sangat menikmatinya.


Sifat saya yang sangat santai, istri saya yang sedikit kaku, jika dipikir-pikir pasti akan aneh. Santai, dan kaku. Garing pasti. Itulah pikir kami pada awalnya. Tapi semua itu berubah ketika kami berada di hadapan banyak orang. Alhamdulillah. Semua itu bisa kami lakukan semata-mata karena ridho Allah dan juga niat yang tulus dari kami untuk berbagi. Saya bersyukur karena saya bisa mengimbangi istri saya, istri saya juga bisa mengimbangi saya.


Selesai acara, istri saya berkata kepada saya mengucapkan terimakasih karena dirinya belajar dari saya *padahal batin saya, sayalah yang belajar darinya, hehe*. Dan istri saya benar-benar sangat senang karena melihat saya benar-benar enjoy menjalaninya. Sangat berbeda ketika saya pulang dari kantor yang biasanya lemas, malas. Tapi pada saat itu, istri saya melihat saya benar-benar seperti *Adit yang seutuhnya*.


Saya bersyukur memiliki istri yang luar biasa mendukung apa yang saya ingin lakukan. Yang benar-benar mendukung keinginan saya. Dan yang menyemangati saya ketika saya merasa bahwa apa yang saya lakukan bukanlah hal yang saya mampu untuk melakukannya, sehingga mendukung saya untuk melakukan hal yang saya rasa saya benar-benar memiliki kemampuan di bidang lain.


Sungguh tidak enak rasanya ketika harus menjalankan apa yang sesungguhnya tidak kita nikmati. Lelah. Dan saya menganggap bahwa apa yang saya lakukan di luar pekerjaan saya sekarang ini adalah profesi yang benar-benar akan saya lakukan dan kembangkan.


Menjadi seorang yang hanya meratapi nasib, bukanlah seseorang yang hebat. Menjadi seorang yang hanya mengikuti hal yang itu-itu saja dan tidak berkembang, bukanlah seseorang yang hebat. Sejatinya, seseorang yang hebat adalah orang yang mampu melakukan hal-hal yang membuat dirinya menjadi berkembang tanpa ada rasa keterpaksaan yang mana hal itu membuat dirinya hanya murung.


Itulah yang saya lakukan. Saya berusaha melakukan apa yang saya cintai. Beratkah menjalani dua hal yang berlainan dengan diri kita? Sungguh berat sahabat. Tapi saya tidak mau hanya merenung saja tanpa bergerak.


Saya yakin sahabat pembaca pasti sudah jauh lebih hebat dari saya. Marilah kita sama-sama bersyukur atas semua yang diberikan Allah pada kita agar kita senantiasa selalu diberikan kekuatan untuk memberikan manfaat kepada banyak orang. Ingatkan saya jika memang saya keliru, karena saya hanya manusia biasa yang kadang suka berbuat kesalahan :) . . .


#kemudianbahagia

0 komentar:

Posting Komentar