Senin, 28 Maret 2016

Bertahanlah Demi Mereka


Ada jawaban menarik yang saya dapatkan ketika pertanyaan seputar pekerjaan dan “karpet merah” yang akan saya jalani. Pertanyaan mengenai hal itu saya tanyakan ketika acara silaturahim yang saya adakan bersama dengan teman-teman dan mengundang pembicara yang sudah lama berkecimpung di dunia potensi dan pengembangan diri.

Saya yang merasa selama ini seperti tidak berkembang di kantor, karena memang saya kurang bisa untuk menikmati pekerjaan yang saya jalani ini. Saya menganggap bahwa memang saya tidak memiliki kapabilitas yang baik dan saya menganggap bahwa diri ini tidaklah cocok ketika harus bekerja dan berurusan dengan yang namanya alat-alat laboratorium. Padahal saya sangat senang jika harus berurusan dengan orang, bukan dengan alat.

“Om, saya kan orang feeling ya dan saya ini harusnya berurusannya sama orang, bukan sama alat, tapi di kantor saya harus bekerja dengan alat-alat. Jujur, saya stress, kadang ketemu atasan aja saya ngindar om. Saya kerja kantoran gitu apalagi di dunia perminyakan demi orangtua om, karena mereka minta saya kerja disana. Nah, caranya biar saya bisa ga stress karena hal itu gimana ya om?”

Mungkin pertanyaan itu yang selalu hadir di benak saya selama ini. Saya merasa bahwa saya kurang mampu dan malah merasa takut untuk bergerak maju untuk mengembangkan diri di bidang ini. Dan saya malah lebih tertarik untuk mengembangkan potensi yang saya miliki di luar bidang ini. Jawaban yang saya dapatkan kurang lebih sama seperti yang diberikan oleh guru saya yang membuat saya akhirnya bertahan disini.

“Kamu lanjutin dulu kerja disana, sambil kamu nyari tahu profesi yang mau kamu jalanin apa. Kamu latihan terus, tapi kerjaan juga harus maksimal biar rezekinya berkah. Karena kamu orang feeling yang orientasinya dengan orang, kamu niatin bahwa kamu kerja ini emang bukan kesukaanmu, tapi demi orangtuamu. Sembari kamu menstabilkan apa yang mau kamu jalanin ke depan, nafkahin istri, biayain anak nanti. Nanti kalo udah stabil, baru deh kamu bisa milih mau gimana. Yang penting, kerja maksimal, ikhlas, biar rezeki ngalir dan berkah juga. Bukan sebaliknya”

Mungkin terdengar agak sulit untuk dijalani tapi saya yakin pasti bisa. Saya merasa bahwa yang mengalami hal seperti ini bukan hanya saya, sahabat pembaca pun pasti ada yang merasa seperti ini. Karena itu saya hanya ingin berpesan sedikit akan hal itu agar bagi kita yang merasa bahwa jalan kita yang sebenarnya bukanlah disitu, lakukanlah aktivitas lain yang membuat diri ini tidak merasa lelah. Maksimalkan yang ada sekarang, jalani hal lain yang menunjang sesuatu yang memang merasa yakin bahwa hal itulah yang membuat kita happy.

Karena sesungguhnya yang paling menarik adalah mengerjakan sesuatu yang disukai, dan dibayar lagi. Namun hal itu jangan sampai membuat kita ketika kita mengerjakan sesuatu yang tidak ada bayaran menjadi tidak mau, yang seperti itu berarti hanya terfokus pada materi saja. Bukan pada nilai kebermanfaatan untuk banyak orang.

Orang hebat bukanlah orang yang sukses untuk dirinya sendiri. Melainkan orang yang memiliki nilai kebermanfaatan untuk banyak orang.

0 komentar:

Posting Komentar