Dalam hidup ini, kita tidak dapat hidup seorang diri. Karena memang Allah sudah menakdirkan bahwa kita haruslah hidup dalam kebersamaan, dan saling tolong-menolong terutama dalam kebaikan. Karena itu sudah tentu kita memiliki kewajiban untuk menjaga tali persaudaraan kepada siapa saja yang kita kenal.
Berpegang pada prinsip tersebut, maka pada tanggal 3
April 2016 saya kemudian melakukan pertemuan dengan sahabat sekaligus guru yang
membuat saya berkembang dalam hidup ini. Dia adalah Mas Arry dan juga istrinya.
Tidak lupa saya mengajak istri tercinta pula. Lebih baiknya lagi, istri saya
pun mengajak sahabat sekaligus orang yang dianggap kakaknya sendiri untuk
bertemu juga, karena kebetulan dia bekerja di Jakarta.
Pertemuan kami jadwalkan di Mangga Dua, Jakarta Pusat.
Kemudian saya dan istri berpikir untuk tidak menggunakan motor kesana,
melainkan dengan kereta commuter line yang memang kita tahu CL akan
berhenti disana. Tapi yang kami tidak tahu adalah rute bagaimana harus kesana. “Tenang
aja, kan ada rutenya di kereta, jadi gampaaang” , pikirku saat itu.
Perjalanan kami lakukan dengan karena memang
sebenarnya kami janji untuk bertemu sehabis zuhur, namun kami baru berangkat
pukul 10.30, padahal kami tidak mengetahui berapa jam CL ini akan sampai di
stasiun Jakarta Kota. Rute pun kamii lihat, dan dengan sangat percaya diri kami
mengambil jalur yang cukup panjang, karena kami hanya terfokus pada jalur itu.
Apa mau dikata, ternyata perjalanan cukup panjang.
Berangkat dari Stasiun Poris, sampai Stasiun Jakarta Kota 2,5 jam kemudian.
Dengan sama sekali tidak duduk karena padatnya kereta. Sesampainya disana, saya
bersama istri dan temannya langsung menuju Mall Mangga Dua untuk bertemu dengan
sahabat dan guru saya.
Obrolan cukup panjang pun kami lakukan di salah satu tempat
makan disana. Hampir dua jam kami mengobrol dan sudah cukup sore, kami
memutuskan untuk pulang karena memang saya memiliki jadwal lagi untuk liqo pada
malam harinya.
Ketika di Stasiun Jakarta Kota saya bertanya kepada
petugas disana perihal CL tujuan Stasiun Poris berada dimana. Ditunjukkan
olehnya berada pada jalur 11 menuju Kampung Bandan, namun saya dan istri ngeyel
mau ke arah Manggarai saja yang mana CLnya berada pada jalur 4. Selain karena
kami mengetahui harus kesana, istri juga ingin mengobrol terlebih dahulu dengan
temannya itu.
Setelah masuk ke dalam kereta, kami melihat dan
memperhatikan dengan seksama mengapa petugas di stasiun menunjukkan kami ke
arah Kampung Bandan. Betapa terkejutnya kami ketika mengetahui bahwa untuk
menuju Stasiun Poris, ternyata jalur Kampung Bandan jauh lebih singkat
dibandingkan harus melewati Manggarai. Otomatis dengan bergegas kami akhirnya
memutuskan untuk pindah CL dan mengikuti arahan dari petugas tersebut.
Benar saja yang dikatakan oleh petugas itu bahwa untuk
sampai Stasiun Poris di Tangerang dengan melewati stasiun transit Kampung
Bandan ternyata jauh lebih singkat. Awalnya kami melewati Manggarai membutuhkan
waktu 2,5 jam untuk sampai Jakarta Kota, ini hanya memakan waktu setengahnya, 1
jam 15 menit.
Kami pun tertawa merasa bodoh. Ternyata kami kurang
memperhatikan petunjuk dengan seksama dan hanya mengandalkan ilmu coba-coba.
Padahal arahan yang ditunjukkan sudah sangat jelas, namun ketika
memperhatikannya, pandangan kami terfokus ke satu bagian saja.
Saya yang pada awalnya mengatakan kapok untuk pergi ke Jakarta Kota dengan CL, kemudian menarik kembali perkataan saya, bahwa saya akan pergi ke Jakarta Kota dengan CL saja, lebih cepat, adem, tidak capek. Hanya sabar saja mungkin karena penuh sesak.
Sahabat, terkadang kita melakukan suatu kesalahan yang
mana hal itu memakan cukup banyak waktu. Dan terkadang kita melakakan suatu
kesalahan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Apalagi dengan petunjuk yang
jelas, seharusnya tidak perlu melakukan hal yang sia-sia.
Seperti halnya yang saya lakukan. Sebenarnya petunjuk untuk menuju Stasiun Jakarta Kota jika melalui stasiun transit Kampung Bandan benar-benar cepat, namun saya lebih memilih Manggarai karena saya menganggap Manggarai lebih tenar dibanding Kampung Bandan.
Yah, namanya juga manusia. Melakukan satu kesalahan
adalah hal yang wajar. Yang penting berusaha tidak melakukan kesalahan kedua di
hal yang sama. Karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang ingin belajar dari
kesalahan yang diperbuatnya dan tidak melakukannya lagi di kejadian yang sama.
Hehe
Salam Pembelajar
0 komentar:
Posting Komentar