Selasa, 07 Juni 2016

Balada Cerita Ramadhan #3 Hujan Turun


Ketika semangat untuk beribadah sedang kencang-kencangnya, rasanya sungguh nikmat. Karena memang sudah seharusnya kita sebagai manusia beribadah harus semangat dan harus terus kencang, jangan sampai kendur. Sama Allah masa kendur ya, hoho.

Bulan Ramadhan sangatlah identik dengan solat sunah yang hanya dilakukan di bulan ini. Solat sunah tarawih. Rakaat dari solat tarawih ini ada dua macam, ada yang 8 rakaat + 3 witir, atau 10 rakaat + 3 witir. Dan biasanya ingin melaksanakan jumlah rakaat yang mana tergantung pegangan yang digunakan oleh daerah tersebut.

Sayang sekali rasanya jika ketika Bulan Ramadhan tiba dan kesempatan untuk melaksanakan ibadah sunah yang hanya ada di bulan ini tapi kita tidak melaksanakannya. Biasanya dengan berbagai alasan dikemukakan, terutama menjelang tengah bulan atau akhir-akhir pelaksanaan puasa.

Dan di hari ketiga menjalankan solat sunah tarawih ini saya menemukan fenomena yang ada di lingkungan saya, dan mungkin di lingkungan tempat sahabat semua tinggal juga. Ketika jiwa bergairah untuk berangkat ke masjid, namun kemudian Allah menurunkan HUJAN.

Wuah, bagaimana jika daerah kita yang diturunkan hujan oleh Allah sementara kita ingin solat di masjid? Dan hari ini saya melihat keunikan yang terjadi. Biasanya masjid penuh sudah mulai 10-15 menit sebelum adzan isya berkumandang. Tapi hari ini, bahkan sampai solat isya dilaksanakan pun shaf-shaf di dalam masjid masih ada yang kosong. Hihi.

Mungkinkah di rumahnya tidak ada payung? Atau mungkinkah di rumahnya tidak ada jas hujan? Berbaik sangka itu wajib sehingga saya berpikir banyak yang tidak berangkat ke masjid bukanlah karena hujan, melainkan karena memang ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan di luar rumahnya atau mungkin sedang melaksanakan ibadah solat isya dan tarawih di masjid lain.

Lantas, bagaimana yang solatnya di rumah dengan alasan hujan?

Sejujurnya, sangat disayangkan jika kaki tidak bergerak menuju masjid hanya kerena hujan. Kalau kata teman, “hujannya air ini, kalau koin iya gw takut”. Yang perlu kita ingat adalah hujan adalah pemberian dari Allah. Bahkan salah satu kenikmatan dan keberkahan yang Allah berikan kepada kita adalah dengan turunnya hujan. Sedih sekali rasanya jika kita tidak mensyukuri kenikmatan dan keberkahan yang Allah berikan jika kita kalah dengannya.

Satu lagi yang perlu kita ingat bersama adalah bahwa selama raga masih sehat dan mendengar serusan Allah, wajib kita untuk mendatanginya. Tidak ada alasan sedikitpun untuk tidak hadir. 

Bahkan sebuah kisah menceritakan bahwa Rasul pun datang solat berjamaah ke masjid ketika beliau sedang sakit dan beliau rela untuk dipapah oleh sahabatnya. Minimal solat wajib kita lakukan di masjid, untuk solat sunah boleh di rumah, namun sayang jika ibadah setahun sekali tapi kita lakukan hanya di rumah saja.


Tulisan ini saya buat juga untuk menjadi renungan bagi saya pribadi agar saya senantiasa mengingat bahwa sejatinya sebagai makhluk Allah yang mengerti agama ketika mendengar seruan dari Allah, langsung untuk mendatangi. Sama Allah pelit, apa kata Allah. Allah Maha Besar.

0 komentar:

Posting Komentar