Ketika
mendengarkan ceramah, atau ajaran-ajaran kebaikan dan kebenaran, hati ini
terasa sejuk sekaligus merinding. Sejuk karena kembali diingatkan untuk
senantiasa tetap melakukan hal yang baik dan benar. Merinding karena tidak
jarang nasihat-nasihat tersebut mengingatkan akan kematian dan pertemuan dengan
Allah di akhirat nanti.
Sungguh
saya mendapatkan pelajaran dan nasihat yang luar biasa pada hari ini. Pengingat
mengenai golongan orang-orang yang akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah
di akhirat kelak yang mana akan dibagi dalam empat kategori.
Saya lupa
terdapat dalam hadist mana hal ini dituliskan. Namun saya merasa bahwa yang
disampaikan tidaklah salah, sehingga diri ini merasa malu dan malu karena
berarti saya harus lebih mempelajari mengenai hadist agar saya pun dapat
mengetahui pembelajaran darisana. Bukan hanya saya, mungkin sahabat pun harus
melakukan hal itu juga, hoho.
Kenapa kita senang sekali untuk menjauh dari Allah??
Pertanyaan
itu sontak membuat saya kaget. Karena saat ini, jika kita melihat fenomena yang
terjadi di masyarakat, banyak sekali dari orang di luar sana, atau bahkan
mungkin kita sendiri termasuk di dalamnya, sangat senang untuk jauh dari Allah.
Sangat senang untuk melupakan Allah dalam setiap aktivitas kita. Sehingga hal
itu membuat Allah murka pada kita sebagai makhluk-Nya.
Dan pada
hari penghisaban nanti, Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada 4 golongan
mengenai hal apa saja yang dilakukan di dunia ini
1.
Orang kaya yang seperti Nabi Sulaiman
Allah akan
bertanya pada orang-orang kaya mengapa ketika mereka hidup, tidak melakukan
ibadah
kepada Allah. Dan jawaban yang diberikan olehnya ialah karena semasa
hidupnya, waktunya selalu digunakan untuk mengurus bisnisnya, hartanya, dan
usahanya, sehingga tidak memiliki waktu untuk beribadah kepada-Nya.
Allah
menjawab kembali dengan peringatan bahwa orang paling kaya yang pernah ada di
muka bumi ini, dialah Nabi Sulaiman a.s. , dengan kekayaannya tetap patuh dan
taat pada-Nya. Dengan kekayaan yang dimiliki beliau tidak pernah meninggalkan
ibadah kepada-Nya.
2.
Hamba sahaya
layaknya Nabi Yusuf
Pertanyaan
yang sama diberikan oleh Allah kepada golongan yang kedua. Dan apa jawabannya?
Mereka sibuk mengurusi majikan mereka sehingga tidak memiliki waktu untuk
beribadah kepada Allah. Khawatir majikannya marah.
Kemudian
Allah menjawab bahwa ada seorang manusia yang diciptakan oleh-Nya dan menjadi
hamba sahaya, dialah Nabi Yusuf a.s. , tapi tidak pernah lupa dengan
mendekatkan diri kepada Allah, beriman kepada-Nya.
3. Orang-orang yang sakit seperti Nabi Ayyub
Pertanyaan
yang sama dilontarkan untuk golongan yang ketiga. Dan apa jawabannya? Bagaimana
mau beribadah jika tubuh tidak sehat. Bagaimana mau beribadah jika tidak bisa
bergerak leluasa. Fokusnya hanya mengurusi sakit seumur hidupnya.
Kemudian
Allah mengingatkan kembali bahwa ada makhluk-Nya yang bernama Nabi Ayyub yang
selama 17 tahun diberikan penyakit luar biasa pedihnya, sehingga orang-orang
menjauhi dirinya, tapi tidak pernah lupa dan ingkar untuk ibadah kepada-Nya.
4.
Orang miskin
seperti Nabi Isa
Pertanyaan
terakhir Allah tujukan untuk golongan terakhir. Dan apa jawabannya? Sungguh,
kehidupan yang dijalani hanya fokus untuk mencari uang agar bisa bertahan hidup
sehingga tidak sempat untuk beribadah kepada-Nya.
Allah kembali
menjawab untuk alasan yang dilontarkan oleh golongan ini. Bahwa dulu pernah ada
seorang Nabi, dialah Nabi Isa a.s., yang selama hidupnya sungguh sulit, miskin.
Namun apa yang terjadi? Tetap beriman dan melakukan yang Allah perintahkan dan
menjauhi yang dilarang oleh-Nya.
Sahabat,
apakah kita masih ingin berusaha untuk menjauh dari Allah dengan alasan-alasan
di atas? Alasan yang membuat kita merasa sulit sekali untuk mendekat
dengan-Nya. Jika iya, sungguh sombongnya
diri kita.
Allah yang
menciptakan kita, Allah yang mengatur segala lini kehidupan yang kita jalani
saat ini. Sekecil apapun, tidak akan bisa terlaksana tanpa izin Allah. Tapi
kenapa?
Bahkan
dalam surat Ar-Rahman saja tertulis sebanyak kurang lebih 31 tentang NIKMAT MANA LAGI YANG KAMU DUSTAI??
Allah sudah
secara jelas dan gambling menjelaskan bahwa segala nikmat yang kita dapatkan di
dunia ini adalah pemberian dari-Nya. Penulis merasa sangat rendah di
hadapan-Nya. Dan saya yakin sahabat pembca pun merasakan hal itu.
Kekayaan,
jabatan, kesehatan, semua adalah hasil izin Allah. Tidak akan yang bisa meraih
itu semua tanpa izin-Nya. Karena itu, tidak pantas rasanya jika kita kemudian
mengatakan, “Hoooi, gw dapet semua ini ya
karena gw hebat”.
Mulai
sekarang, mari kita semua bermuhasabah. Sudah sejauh manakah kita meninggalkan
Allah. Penulis pun menulis ini bukan karena merasa lebih baik, tapi semata-mata
adalah untuk mengingatkan diri ini juga. Sungguh penulis sangat takut jika
harus menulis yang tidak penulis lakukan.
Semoga kita
semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur dan
lebih mendekatkan diri kepada Allah. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar