Minggu, 20 Desember 2015

Lihat Dulu Isinya

Jumat kemarin pada saat saya menulis tulisan ini, istri saya begitu bersemangat mengajak saya untuk menonton salah satu film yang belum lama tayang di bioskop kesayangan anda semua, Bulan Terbelah Di Langit Amerika. Setelah melihat jadwal tayang dan situasi awan yang cenderung tidak menentu, akhirnya diputuskan kami menonton film tersebut pada sore hari di salah satu bioskop di daerah Bintaro.
Saya yang sebelumnya sudah merasa malas untuk menonton karena jenis film seperti itu, alias drama, sudah sejak awal seperti menahan agar kami tidak berangkat. Namun karena keinginan istri saya yang begitu kuat, akhirnya saya mengalah demi kemaslahatan keluarga, hehe.
 
Kami akhirnya berangkat dari rumah pun dengan waktu yang sangat mepet dengan jam tayang. Dengan sekuat tenaga, bahkan mungkin jika saya mengingat ingat, saya sangat jarang mengobrol di motor bersama istri saya karena memang kami yang fokus. Saya fokus menatap jalanan apakah berlubang, ataukan ada polisi tidur sehingga harus menghindar. Dan istri saya yang fokus berdoa agar kami selamat sampai di tempat tujuan.
 
Alhamdulillah kami sampai di lokasi tujuan dengan selamat. Walaupun ketika sudah meletakkan motor di parkiran, kami berjalan secepat orang-orang sedang mengikuti perlombaan jalan cepat. Dan akhirnya masih dapat izin untuk membeli tiket dan kemudian masuk ke dalam studio yang dilanjutkan duduk di kursi bagian kiri atas dengan napas yang cukup terengah-engah.
 
Istri saya mengatakan pada saya, “pokoknya abi jangan tiduur, ini film baguus. Liat aja nanti”. Karena saya sudah diwanti-wanti seperti itu, akhirnya saya menguatkan hati untuk tidak mengantuk, apalagi tertidur. Namun memang, ketika sugesti awal mengatakan sudah malas karena menurut saya jelek, saya tidak kuasa menahan mulut ini untuk terbuka dan menguap. Karena istri saya menatap dengan tatapan tajam dan membuat saya sedikit takut, akhirnya rasa kantuk itu bisa hilang dengan sendirinya.
 
Ternyata saya salah besar. Film yang saya saksikan benar-benar luar biasa bagi saya yang sebenarnya tidak terlalu menyukai film jenis drama, apalagi Indonesia. Tapi semua itu dipatahkan oleh film ini. Begitu selesai film ini, istri saya kemudian mengatakan “tuhkan bii, filmnya baguus. Ga bikin ngantuk kan, abi siih udah nilai jelek duluan film drama” .
 
Batinku berkata, “mungkin ni istri gua ngeliat gua nangis kali yak makanya dia ngomong gitu”. Maklum sahabat, saya termasuk orang yang mudah tersentuh hatinya sehingga mudah menangis. Bahayanya, istri saya pun sama demikian. Jadilah kami berdua di bioskop tidak kuasa menahan haru ketika beberapa adegan yang memang layak untuk air mata ini keluar.
 
Apa yang saya lakukan ini membuat saya tersadar bahwa apa yang ada di benak kita belum tentu benar. Belum tentu satu hal kita nilai jelek, semuanya ikut menjadi jelek. Aaah, betapa bodohnya saya pada hari itu. Diberi kesempatan untuk berduaan dengan istri tercinta, namun saya menilai jelek duluan mengenai konten yang saya belum tahu. Beruntung, saya bisa tersenyum bersamanya ketika semuanya berakhir.
 
Sahabat, nilailah sesuatu jangan hanya karena satu hal sehingga hal itu membuat kita menjadi menilai jelek pada semuanya. Karena belum tentu apa yang kita nilai jelek, aslinya jelek. Dan belum tentu apa yang kita nilai bagus pada awalnya, akhirnya akan bagus juga. Belum tentu. Nikmati prosesnya, ikut jalannya, dan rasakan hasilnya. Hehe.
 
Salam CerdasMulia J

1 komentar:

  1. Hihihii,, ninggal tulisan Ah..
    dibaca yaah..
    http://ceritananana.blogspot.co.id/2016/01/hey-kamuu-kemana-ajaa.html

    BalasHapus