Sebelum pertemuan yang kami lakukan itu, saya pun
melakukan pertemuan dengan salah satu sahabat saya yang pada saat itu pun
hadir. Ketika itu, sahabat saya ini baru saja dilakukan pemutusan kerja dari
perusahaan tempat dia bekerja saat itu. Dikarenakan kondisi harga minyak dunia
yang memang tengah turun drastis, sehingga banyak perusahaan melakukan
pemutusan kerja, begitupun perusahaan dia bekerja saat itu.
Tapi ketika belum lama ini saya bertemu kembali
dengannya, saya melihat dirinya dengan aura yang berbeda. Terlihat lebih gaul
karena celana panjang yang dikenakan dalam kondisi tidak sempurna alias robek
sehingga kulit di balik celananya terkadang sedikit terlihat. Saya berpikiran
positif saja karena memang sedang irit irit untuk dapat hidup di Jakarta yang
membuatnya begitu sayang untuk menjahit celana jeans nya, hehe.
Obrolan terjadi diantara kami. Ohiya, saat itu kami
kumpul 4 orang di salah satu kafe kopi di daerah Jakarta Selatan. Tempatnya
sangat asik untuk mengobrol, sehingga tidak terasa selama hampir 5 jam kami
berada disana. Mungkin salah satu pilihan tepat ketika sahabat pembaca ingin
bertemu dengan teman, klien, atau siapapun yang tidak terlalu ramai, kafe kopi
bisa menjadi salah satu alternatifnya.
Obrolan terjadi. Dan ketika itu saya menanyakan
kepada sahabat saya yang saya tahu diputus kerja oleh perusahaannya apa yang
saat ini dilakukannya. “Eh, kegiatanmu
sekarang-sekarang ini apaan dah? Gua beneran gatau loh ini” , kataku
padanya.
Dia pun menjelaskan dengan panjang lebar apa yang dia
lakukan saat ini
“Alhamdulillah
kegiatanku sekarang yaa kumpul-kumpul aja sama teman-teman. Aku sering kumpul
TDA (Tangan Di Atas) untuk sharing seputar bisnis, caritau gimana sih bisnis
yang baik itu. Terus juga, ada namanya pengusaha keripik, terus apalagi gitu di
Bandung, namanya Mas Lintang, aku mau kenal dia. Dapet nomernya, diajak gabung
di grup whatsapp untuk ikut dan pengen tau dia bisa sampe sekarang kayak
gimana”.
“Woh,
alhamdulilah ya Man. Kamu yang emang aku tau pengen bisnis, sekarang jalanmu
udah bener. Kumpul sama pebisnis biar kecipratan. Semangat broh” , kataku
lagi padanya.
Sedikit perbincangan yang saya lakukan bersama
sahabat saya membuat saya teringat pesan dari salah satu mentor saya. “Kalau kamu mau jadi pengusaha, kumpul sama
pengusaha. Kalau kamu mau jadi orang yang menginspirasi, kumpul sama orang yang
sukanya ngasih inspirasi. Kalau kamu mau jadi penulis, kumpul sama penulis.
Jangan mau jadi pengusaha, kumpul sama copet. Mau jadi orang yang menginspirasi
tapi kumpulnya sama orang malas. Ya ga bisa lah”
Percaya atau tidak, mungkin sahabat pembaca sudah
merasakan hal itu. Sebagai contoh, saya yang awalnya tidak suka untuk menulis,
tapi karena saya dekat dengan orang yang senang menulis, saya pun menjadi malu
ketika saya tidak menulis. Begitupun kasus yang terjadi dengan sahabat saya,
ingin menjadi pengusaha, kumpul dengan pengusaha. Dan saya lihat, ternyata hal
itu sudah dilakukan tanpa saya ketahui sebelumnya.
Dan saya yakin sahabat pun pasti sepakat akan hal ini.
Lingkungan adalah hal yang paling mempengaruhi pribadi kita. Setidaknya itulah
yang saya rasakan pada saat ini. Orang yang bekerja di dunia perminyakan, sudah
pasti pribadinya akan menjadi pribadi yang berorientasi pada bagaimana
mendapatkan minyak.
Jika sudah begitu, ingin seperti apa diri kita,
berkumpullah bersama orang yang satu frekuensi. Terlalu sayang hidup ini untuk
disia-siakan jika kita tidak menjadi seperti apa yang kita minta.
Semangat . . .
0 komentar:
Posting Komentar