Selasa, 16 Februari 2016

Sampaikanlah Feedback Dengan Cara Ini



Entah kenapa saya begitu bersemangat untuk menulis sesuatu seputar memberi feedback yang baik kepada orang lain. Saya mengetahui hal ini ketika saya belajar di Kubik Training. Satu perusahaan yang memang fokus di pelatihan kepada banyak orang, khususnya untuk memotivasi orang-orang agar mencapai kehidupan yang SuksesMulia.

Saya merasa bersyukur karena berkesempatan untuk belajar disana. Memaknai arti hidup yang sebenarnya, yang mungkin tidak semua orang berkesempatan mendapatkan ilmu secara langsung dari ahlinya. Berbicara, berbuat, menginspirasi, dan membuat banyak orang benar-benar merasa begitu bergairah dalam menjalani kehidupan yang sementara ini untuk menuju kehidupan yang kekal abadi di akhirat.

Bagi sahabat yang belum mengetahui apa itu kehidupan yang SuksesMulia, mungkin sahabat dapat membaca penjelasan lengkapnya di buku yang dituliskan oleh pendiri Kubik, Kubik Leadership dan buku lainnya. Secara singkat, kehidupan yang sukses adalah kehidupan yang 4-ta nya tinggi. Harta, tahta, kata, cinta. Atau minimal memiliki satu saja diantara 4-ta tersebut sudah bisa dikatakan hidupnya sukses. Dan mulia adalah bermanfaat untuk orang sekitar dan banyak orang dengan 4-ta tersebut.

Kembali ke awal, disana saya mendapat cara bagaimana memberikan feedback atau kritik dan masukan kepada orang lain agar orang yang kita berikan feedback tidak merasa sakit hati. Tetapi sebaliknya, makin semangat melakukan apa yang dikritik dan diberi masukan oleh orang lain.

Mungkin kita sering mndengar dan bahkan mengalami, ketika kita berkata, atau berbuat, tidak sadar benar atau tidak, kemudian dikritik. Sakit hati. Jadi malas untuk melakukan hal lain. Padahal sebenarnya begitu banyak hal dan kegiatan lain yang dapat dan harus kita lakukan. Menurut sahabat, semua itu bisa terjadi karena apa? Yak, karena gaya mengkritik yang dilakukan tidak berjalan baik, sehingga mungkin saja kita merasa sakit hati dan sebal. Diberi masukan juga tidak. Makin jadi sakit hatinya.

Nah, ternyata ada tips dan trik untuk kita dapat memberikan feedback kepada orang lain secara baik dan benar yang membuat orang lain tidak merasa sakit hati. SANDWICH. Yes, dengan menggunakan analogi sandwich. Apa itu? Kita semua tahu bahwa roti sandwich itu terdiri dari beberapa bagian, biasanya terdiri dari tiga bagian yang ditumpuk menjadi satu untuk kemudian kita nikmati sesuai dengan keinginan kita masing-masing.

1. Bagian pertama yang terletak di atas adalah bagian ROTI YANG LEMBUT untuk dinikmati. Maksudnya apa ya kira-kira?
Roti tersebut dianalogikan sebagai kalimat-kalimat pujian yang kita sampaikan pada orang lain, dengan maksud dan harapan bahwa orang tersebut merasa senang terlebih dahulu karena mendapat pujian. Tidak langsung dikritik yang malah membuat dirinya sakit hati.
Sebagai contoh, bedakan kedua kalimat yang diucapkan pertama kali ketika kita ingin memberikan feedback kepada orang lain,Kamu tuh kurang bagus kalo ngomong gitu, kurang pas aja, coba deh cari cara yang bagusatau Apa yang kamu lakukan itu udah bagus, ucapan yang kamu sampaikan juga bagus. Menurut pandangan sahabat, sahabat akan lebih senang kalimat yang mana jika kalimat pertama yang muncul saat diberikan feedback diantara kedua pernyataan di atas??
2.   Bagian kedua yang terletak di tengah-tengah roti adalah ISI dari sandwich tersebut, entah daging, keju, sayur, dan lain-lain yang sekiranya bermanfaat. Kira-kira maksudnya apa yah?
Jika kita sudah mengutarakan hal positif di awal pemberian feedback, maka hal selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah memberitahu hal yang harus diperbaiki agar lebih baik lagi. Tentunya bukan hanya memberitahu apa yang harus diperbaiki, tapi tentunya dengan solusi tepat agar yang diberi feedback merasa mendapat jalan keluar dari masalahnya.
Sebagai contoh, “Apa yang kamu lakukan itu udah bagus, ucapan yang kamu sampaikan juga bagus. Tapi mungkin ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Mungkin bisa hindari pemakaian kata-kata yang ambigu atau tidak jelas, sehingga orang akan dapat mudah mengerti. Seperti, jika kita bisa tidak menuju lokasi dekil itu, lebih baik jangan. Nah, mungkin alangkah baiknya jika kamu menggunakan kalimat lokasi yang kumuh itu dibanding dekil.
Nah, menurut sahabat, bagaimana reaksi dari orang yang diberi feedback seperti itu? Akankah dia marah? Akankah dia merasa sebal? Jika ya, tolong periksa kejiwaannya, hehehe *just kidding.
3.  Bagian terakhir atau yang paling bawah adalah ROTI LEMBUT kembali. Untuk roti yang satu itu, kira-kira fungsinya sebagai apa yah?
Sahabat, sungguh tidak baik rasanya ketika kita memberi feedback tapi tidak kita tutup kembali. Pembukaan yang dilakukan sudah baik, isi sudah cukup mengena dan baik pula. Oleh karena itu, penutup yang diberikan juga haruslah baik agar yang yang diberi feedback merasa senang dan bergairah untuk melakukan perubahan. Apa itu? DOA. Doa agar orang tersebut dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Contoh yang saya gunakan, mungkin saya melanjutkan saja dari kalimat di atas.
“Apa yang kamu lakukan itu udah bagus, ucapan yang kamu sampaikan juga bagus. Tapi mungkin ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Mungkin bisa hindari pemakaian kata-kata yang ambigu atau tidak jelas, sehingga orang akan dapat mudah mengerti. Seperti, jika kita bisa tidak menuju lokasi dekil itu, lebih baik jangan. Nah, mungkin alangkah baiknya jika kamu menggunakan kalimat lokasi yang kumuh itu dibanding dekil. Saya yakin ke depannya kamu akan menjadi lebih baik lagi. Saya doakan agar apa yang keluar dari mulutmu nantinya benar-benar bermakna dan bermanfaat untuk banyak orang tanpa harus orang bingung apa maksud dari ucapanmu”.

Jika sudah seperti itu, apakah kesempatan orang untuk menjadi sebal atau sakit hati akan tinggi? Kemungkinan besar jawabannya tidak. Bahkan cenderung bersemangat untuk merubah dirinya menjadi lebih baik lagi. Beda hal jika yang kita lakukan terlalu frontal, to the point pada pokok intinya.

Pelan tapi pasti. Seperti pernyataan saya di atas, jika masih ada orang yang sakit hati jika sudah seperti itu, apa yang perlu diperhatikan? Antara kejiwaannya atau kalimat yang kita gunakan kurang pas. Bisa jadi kita salah dalam memakai kalimat yang baik dan benar.

Semangat berkembang

Semangat bertumbuh

Peradaban terbaik akan muncul dengan harapan baru


0 komentar:

Posting Komentar