Semangat saya untuk menjalani kehidupan saat ini
terasa sangat berbeda jika dibandingkan sebelumnya. Saya pun berharap semangat
ini selalu ada selama saya masih hidup. Dan saya pun berharap sahabat pembaca
pun memiliki semangat yang menggebu-gebu dalam menjalani hidup ini, karena
hidup hanya sekali maka tidak pantas rasanya jika kita semua berleha-leha,
sedikit-sedikit mengeluh. Hehe.
Semangat ini saya dapatkan ketika saya mendapatkan
pesan dari istri tercinta melalui media social. Pesan yang berisi ilmu yang di share kepada saya, yang sebelumnya
didapatkan dari teman-teman istri saya. Karena kami memang senang untuk
berbagi, apalagi dalam hal kebaikan yang memang menunjang untuk kehidupan ke
depan kelak.
Bahwasanya tiap prinadi manusia pasti memiliki
kelemahan. Tidak bisa dipungkiri. Ada yang lemah terhadap urusan uang, ada yang
lemah terhadap wanita, apa pula yang mudah tersinggung dan mudah marah jika
dirasa orang lain melakukan satu kesalahan saja. Dijelaskan, sejatinya manusia
itu adalah tempat untuk menerima ujian dari Allah, dan percaya atau tidak bahwa
Allah akan menguji kita pada titik kelamahan kita tersebut.
Orang yang lemah terhadap urusan uang, namun kuat
terhadap fitnah jabatan tidak akan pernah diuji terhadap fitnah jabatan.
Sebaliknya, orang yang lemah terhadap urusan fitnah jabatan dan kuat terhadap
uang, maka tidak akan pernah diuji terhadap uang.
Orang yang setengah-setengah dalam perjuangan mencari
ilmu yang sudah Allah tebar dimana-mana, dengan alasan orangtua datang, mertua datang,
maka Allah akan senantiasa membuat klita benar-benar sulit untuk mencari ilmu
dikarenakan orangtua yang datang, mertua yang mampir, dan akan selamanya begitu
selama kita tidak memprioritaskan aktivitas yang lebih penting menimba ilmu
untuk berdakwah atau keperluan yang lainnya.
Kejadian itupun saya rasakan sendiri. Tepatnya
Minggu, 21 Februari 2016, saya ada jadwal untuk melaksanakan liqo di daerah
Margonda pada jam 9 malam. Kalau dipikir, Tangerang – Margonda sungguh jarak
yang tidak dekat. Apalagi pada saat malam hari yang mana sangat rawan mata ini
untuk mengantuk.
Saya yang merasa pada hari itu merasa malas, mencoba
untuk mencari alasa. Alasan apapun saya coba keluarkan, saya coba beritahukan
kepada istri saya. “Jauuuh, capek. Abi mau
nyari yang deket sini aja ah”, ucap saya pada istri yang tidak dijawab
apa-apa olehnya. Tapi sungguh, saya merasa bahwa saya merasa sangat membutuhkan
siraman rohani, walaupun malam tetap akan saya perjuangkan.
Benar saja, pada saat perjalanan suasana sangat
mendukung untuk saya kembali ke rumah. Berangkat 2 jam sebelum waktu belajar,
ternyata saya seperti orang kebingungan yang tidak tahu jalan mana yang harus
saya pilih agar cepat sampai. Yang terjadi malah sebaliknya, saya merasa
berputar-putar dan malah membuat waktu menjadi lebih panjang.
Jalan macet. Macet yang belum pernah saya jumpai
sebelumnya. “Haaan, maceeet” , ucap
saya kembali kepada istri tercinta dengan maksud istri mendukung agar saya
kembali pulang. Tapi tidak ada jawaban apa-apa darinya, sehingga saya sadar
bahwa saya benar-benar harus pergi dan menuntut ilmu walaupun perjuangannya
luar biasa. Semangat saya tumbuh. Semangat yang ingin bertumbuh dan berkembang
secara ilmu agama membuat saya berubah pikiran yang awalnya negatif menjadi
positif.
Bersyukurnya saya memiliki istri yang membantu saya
untuk bertumbuh dan berkembang. Tidak menjawab apa-apa ketika saya ingin mundur
dari jalan dakwah. Sehingga saya menjadi merasakan mendapatkan dukungan dalam
kebaikan.
Catatan yang sangat penting yang saya dapatkan dari
istri saya melalui tulisan dan pesan yang diberikan kepada saya sungguh membuat
saya tersadar.
“Kita semua harus memahami dan mengatasi
segala kelemahan diri di jalan dakwah ini. Ingatlah, mushaf Al-Qur’an tidak
akan pernah terbang sendiri kemudian datang dan memukuli orang-orang yang
bermaksiat. Tetapi kita sebagai manusia dengan segala kelemahan sebagai manusia
yang telah mendapatkan amanah amar ma’ruf nahi munkar”
Semoga kita semua menjadi manusia yang benar-benar
bisa mengatasi segala kelemahan diri untuk selalu berjuang di medan dakwah.
0 komentar:
Posting Komentar