Rabu, 03 Februari 2016

Sudah Siapkah Proposal Hidupmu?



Selama sekitar sebulan saya tidak menulis, alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk dapat menimba ilmu dan dapat bertemu dengan beberapa sahabat saya yang sudah lama tidak bersua. Ada yang berasal dari jawa timur, ada yang berasal dari jawa tengah, dan masih banyak lagi yang lainnya. Baik mereka yang merupakan sahabat saya saat SMA, kuliah, bahkan sejak SMA sampai dengan kuliah yang akhirnya bisa bertemu kembali.
         Saya memang sudah meniatkan diri ini untuk melakukan hal yang bermanfaat ketika berada dalam kondisi vakum untuk menulis. Dan hal itupun dikabulkan oleh Allah, hehe. Dan karena memang tipe yang saya miliki adalah orang yang sangat senang untuk bersilaturahim dengan orang lain.
       Saya bertemu dengan salah seorang sahabat saya yang ketika kuliah begitu bersemangat menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada adik tingkatnya. Bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Tapi ternyata, saat saya bertemu dengannya, ternyata sahabat saya ini termasuk salah satu dari beberapa orang yang terkena pemutusan kerja di perusahaannya. Bukan tanpa alasan perusahaan memutus kerja karyawannya, karena memang harga minyak dunia pada saat saya menulis tulisan ini yang sedang anjlok dan banyak perusahaan melakukan hal serupa.
          Terlihat sekali wajahnya agak lesu ktika bertemu. Tapi semangat yang diperlihatkan masih sangat terasa. Karena saya mengetahui bahwa sahabat saya ini sangat ingin bisa untuk berwirausaha dibanding bekerja kantoran, dan sudah menjadi impiannya untuk dapat memiliki bisnis sendiri.
      Ketika kami bertemu, kami membicarakan banyak hal yang sangat menarik. Salah satu pembicaraan yang menarik untuk kami perbincangkan adalah mengenai impian-impiannya yang dulu saya tahu sangat luar biasa tingginya. Tapi ketika kami berbincang, entah apa yang ada di benaknya sehingga terlihat jelas sekali bahwa sahabat saya ini sudah pasrah dengan semua yang akan terjadi ke depannya.

“Aku sekarang mah udah ga mau mimpi tinggi-tinggi lagi Dit. Dulu aku mimpi tinggi-tinggi, ternyata ga kesampean. Sekarang aku mau biasa aja ah, ngalir aja kayak air. Ikutin aja mau kemana ini hidupku”

Itulah ucapan yang disampaikan olehnya pada saya. Sungguh kaget luar biasa rasanya ketika saya mendengarnya. Bagaimana tidak, sahabat yang saya tahu ketika kuliah dulu begitu berambisi, namun sekarang seperti itu.
Seketika saya teringat dengan nasihat dari guru saya mengenai jalan hidup yang sebenarnya kita harus mengaturnya, mempersiapkannya. Sungguh sangat disayangkan jika dalam hidup ini kita hanya mengikuti arus saja tanpa mempersiapkan ingin seperti apa kita di masa depan.
Bukan bermaksud untuk menasihati, tapi hanya ingin berbagi ilmu yang saya miliki padanya. Ilmu yang saya dapatkan sehingga saya bersemangat dalam menjalani hidup ini. Ilmu yang mungkin sahabat pembaca semua mengetahuinya dari dulu, tapi terkadang kita lupa akan hal tersebut.

“Untuk membuat acara yang hanya dua jam seperti ini kita perlu proposal? Untuk membuat acara yang penting kita perlu proposal? Untuk hal-hal yang hanya sebentar saja kita butuh proposal, tapi kenapa untuk hidup kita yang mungkin bertahun-tahun lamanya kita tidak membuat proposal? Kita tidak mempersiapkan dengan matang? Kata siapa air selalu bermuara ke laut? Coba pergi ke ke wc, buang air kecil, kemudian di flush, perginya kemana? Septic tank. Mau hidup kita seperti itu?”

         Sungguh, kalimat itulah yang selalu saya coba untuk dalami dan renungi. Apakah saya sudah melakukan seperti itu. Tapi insya Allah saya selalu berusaha melakukan hal tersebut. Mempersiapkan apa yang menjadi impian saya di masa depan.
           Karena itulah saya berani memberikan pernyataan tersebut kepada sahabat saya dengan maksud sama. Tidak hanya mengikuti arus saja dan melihat akan menjadi seperti apa. Rencana Allah memang indah, tapi apakah mungkin Allah akan membuat kita menjadi seperti apa jika kita tidak memberitahukan pada-Nya.
          Orang yang sudah mempersiapkan proposal hidupnya dan memiliki impian saja seringkali tidak tercapai yang diharapkan, bagaimana dengan orang yang tidak memilikinya?
          Tapi satu yang perlu kita renungkan dan kita tekankan bersama, bahwa dalam hidup ini Allah selalu memberi kita yang terbaik, bukan yang biasa-biasa saja atau yang terburuk. Semoga kita semua selalu mengingat akan hal itu.

Syukuri, nikmati, jalani. Insya Allah berkah

2 komentar:

  1. Mantaaaap mas :)
    Sepakatlah sama proposal hidup trus proposal nikah hehe

    Salam kenal mas



    Mampir yaak ke www.ahsanulfikri.wordpress.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mas fikri. Iya nih, kalau udah siap proposal nikah, buat aja langsung, ajuin deh ke Allah. Insya Allah yg terbaik deh dapetnya :)

      Insya Allah nanti daku mampir yaa ke blognya. Semangat bersama :)

      Hapus