Alhamdulilah. Puji syukur saya selalu ucapkan kepada
Allah karena masih diberikan berbagai kenikmatan kepada saya. Semoga sahabat
pembaca pun melakukan hal yang sama, agar hidup kita dipenuhi dengan berbagai
keberkahan.
Setelah seminggu lebih adik ipar saya berada di rumah
sakit karena menderita penyakit yang cukup langka diderita oleh anak usia 2,5
tahun, akhirnya diizinkan pulang setelah bermalam selama 10 hari dan dilakukan
operasi untuk meringankan penyakit yang
dirasakan olehnya.
Selama berada di rumah sakit, saya melihat berbagai
kejadian yang cukup menggelikan bagi saya. Sekaligus cukup lucu bagi saya.
Biasanya orang yang berada di lingkungan kesehatan, seharusnya mengajarkan kita
untuk hidup sehat. Mungkin untuk mengajak kita memakan makanan yang bergizi
merupakan salah satu contohnya. Namun ada satu kejadian yang membuat saya
merasa cukup heran, hehe.
Di gedung Garuda RSUP Kariadi terdiri dari 6 lantai
yang masing-masing lantai tersedia ruangan yang digunakan untuk menampung
pasien yang membutuhkan perawatan. Di gedung tersebut juga disediakan lift
untuk kita menuju ke lantai atas ataupun untuk turun ke lantai dasar *yaiyalah,
dan tersedia juga tangga untuk arus lalu lintas gedung tersebut. Lah terus
masalahnya dimana?? Hehe.
Berkali-kali saya perhatikan, orang-orang yang berada
di gedung tersebut rajin lalu lalang. Baik yang menggunakan tangga maupun lift.
Tapi ada beberapa kali kejadian yang membuat saya merasa tergelitik. Ada
seseorang yang hanya ingin naik ke lantai 1, atau hanya berbeda satu lantai
saja harus menggunakan lift.
Mungkin terlihat biasa saja, namun ini tidak biasa
bagi saya. Karena apa? Karena orang tersebut rela menunggu lift tersebut untuk
turun sampai lantai dasar dari lantai 3 atau 6. Saya awalnya biasa saja, karena
saya kira orang itu naik sampai beberapa lantai, namun ternyata hanya satu
lantai. Satu lantai.
Ada lagi kejadian unik yang lain. Ketika saya ingin
turun ke lantai dasar sementara saya di lantai 3, saya melihat 2 lift sedang
dalam perjalanan naik ke lantai 6 dari lantai 2. Karena saya merasa menuruni
tangga lebih efektif dan efisien waktu, ternyata ada orang yang berusaha
bersabar menunggu lift itu terbuka dan menuju lantai dasar sehingga membawanya
ke lantai yang dituju.
Ini kejadian nyata yang saya saksikan. Bukan disana
saja saya menyaksikan, mungkin di berbagai tempat. Masalahnya dimana ya
kira-kira saya menulis ini? Hehe.
Saat itu saya hanya berpikir, apakah kita semua pada
zaman yang serba ada ini menjadi seperti dibuat untuk menjadi malas. Contoh
saja lift vs tangga ini. Padahal jika dilihat dari kasus di atas, penggunaan
tangga mungkin menjadi lebih efisien, tapi kenapa harus menunggu dengan alasan
sayang sudah dibuat tapi tidak dimanfaatkan.
Aaah manusia. Padahal jika dibayangkan, menggunakan
tangga mungkin membawa hal positif bagi kesehatan. Apalagi ketika berada di
rumah sakit. Yang semestinya kita menyadari bahwa kita harus hidup sehat. Bukan
sebaliknya. Malah menjadi orang yang malas dengan berbagai alasan.
Tak perlu olahraga di luar ruangan, cukup rutin saja
tanpa menggunakan lift jika memang dirasa tidak membutuhkan karena efisiensi
waktu. Beda hal jika memang lift itu dibutuhkan benar-benar. Menuju lantai yang
berada jauh di atas, atau menuju lantai yang berada jauh di bawah. Jika hanya
sedikit, yuk kita besama mencoba menaiki tangga saja. Namun jika tidak memiliki
tangga, apa mau dikata, terpaksa lift pun harus digunakan.
Yuk gaes, kita bersama-sama mencoba untuk hidup
sehat. Jangan bermanja dengan segala teknologi yang sebenarnya memudahkan,
namun jika dilihat dari segi efisiensi waktu membuat kita terhambat lebih baik
coba jalan yang lain. Kecuali ketika proses menunggu memang kita dapat
melakukan hal lain yang menunjang segala aktivitas kita ke depan yang lebih
baik.
Jika sahabat pembaca ada yang ingin mengajak saya
jalan-jalan, saya siap. Jika sahabat pembaca ada yang ingin mengajak saya
berolahraga, saya siap. Jika ada sahabat pembaca ada yang ingin mengajak saya
untuk berbisnis, saya siap, tapi tolong bimbing saya. Hehe.
0 komentar:
Posting Komentar