Selasa, 09 Februari 2016

Lift vs Tangga



Alhamdulilah. Puji syukur saya selalu ucapkan kepada Allah karena masih diberikan berbagai kenikmatan kepada saya. Semoga sahabat pembaca pun melakukan hal yang sama, agar hidup kita dipenuhi dengan berbagai keberkahan.

Setelah seminggu lebih adik ipar saya berada di rumah sakit karena menderita penyakit yang cukup langka diderita oleh anak usia 2,5 tahun, akhirnya diizinkan pulang setelah bermalam selama 10 hari dan dilakukan operasi  untuk meringankan penyakit yang dirasakan olehnya.

Selama berada di rumah sakit, saya melihat berbagai kejadian yang cukup menggelikan bagi saya. Sekaligus cukup lucu bagi saya. Biasanya orang yang berada di lingkungan kesehatan, seharusnya mengajarkan kita untuk hidup sehat. Mungkin untuk mengajak kita memakan makanan yang bergizi merupakan salah satu contohnya. Namun ada satu kejadian yang membuat saya merasa cukup heran, hehe.

Di gedung Garuda RSUP Kariadi terdiri dari 6 lantai yang masing-masing lantai tersedia ruangan yang digunakan untuk menampung pasien yang membutuhkan perawatan. Di gedung tersebut juga disediakan lift untuk kita menuju ke lantai atas ataupun untuk turun ke lantai dasar *yaiyalah, dan tersedia juga tangga untuk arus lalu lintas gedung tersebut. Lah terus masalahnya dimana?? Hehe.

Berkali-kali saya perhatikan, orang-orang yang berada di gedung tersebut rajin lalu lalang. Baik yang menggunakan tangga maupun lift. Tapi ada beberapa kali kejadian yang membuat saya merasa tergelitik. Ada seseorang yang hanya ingin naik ke lantai 1, atau hanya berbeda satu lantai saja harus menggunakan lift.

Mungkin terlihat biasa saja, namun ini tidak biasa bagi saya. Karena apa? Karena orang tersebut rela menunggu lift tersebut untuk turun sampai lantai dasar dari lantai 3 atau 6. Saya awalnya biasa saja, karena saya kira orang itu naik sampai beberapa lantai, namun ternyata hanya satu lantai. Satu lantai.

Ada lagi kejadian unik yang lain. Ketika saya ingin turun ke lantai dasar sementara saya di lantai 3, saya melihat 2 lift sedang dalam perjalanan naik ke lantai 6 dari lantai 2. Karena saya merasa menuruni tangga lebih efektif dan efisien waktu, ternyata ada orang yang berusaha bersabar menunggu lift itu terbuka dan menuju lantai dasar sehingga membawanya ke lantai yang dituju.

Ini kejadian nyata yang saya saksikan. Bukan disana saja saya menyaksikan, mungkin di berbagai tempat. Masalahnya dimana ya kira-kira saya menulis ini? Hehe.

Saat itu saya hanya berpikir, apakah kita semua pada zaman yang serba ada ini menjadi seperti dibuat untuk menjadi malas. Contoh saja lift vs tangga ini. Padahal jika dilihat dari kasus di atas, penggunaan tangga mungkin menjadi lebih efisien, tapi kenapa harus menunggu dengan alasan sayang sudah dibuat tapi tidak dimanfaatkan.

Aaah manusia. Padahal jika dibayangkan, menggunakan tangga mungkin membawa hal positif bagi kesehatan. Apalagi ketika berada di rumah sakit. Yang semestinya kita menyadari bahwa kita harus hidup sehat. Bukan sebaliknya. Malah menjadi orang yang malas dengan berbagai alasan.

Tak perlu olahraga di luar ruangan, cukup rutin saja tanpa menggunakan lift jika memang dirasa tidak membutuhkan karena efisiensi waktu. Beda hal jika memang lift itu dibutuhkan benar-benar. Menuju lantai yang berada jauh di atas, atau menuju lantai yang berada jauh di bawah. Jika hanya sedikit, yuk kita besama mencoba menaiki tangga saja. Namun jika tidak memiliki tangga, apa mau dikata, terpaksa lift pun harus digunakan.

Yuk gaes, kita bersama-sama mencoba untuk hidup sehat. Jangan bermanja dengan segala teknologi yang sebenarnya memudahkan, namun jika dilihat dari segi efisiensi waktu membuat kita terhambat lebih baik coba jalan yang lain. Kecuali ketika proses menunggu memang kita dapat melakukan hal lain yang menunjang segala aktivitas kita ke depan yang lebih baik.

Jika sahabat pembaca ada yang ingin mengajak saya jalan-jalan, saya siap. Jika sahabat pembaca ada yang ingin mengajak saya berolahraga, saya siap. Jika ada sahabat pembaca ada yang ingin mengajak saya untuk berbisnis, saya siap, tapi tolong bimbing saya. Hehe.

0 komentar:

Posting Komentar